AKHIR
"Apa?!" pekik Samudera saat menerima laporan dari salah satu anak buahnya di tim raptors dulu. Ia menggeram kesal setelah menemui Bhumi.
"Kamu jaga disini, biar saya kerumah Papa, " ucap Samudera pada Bhumi.
"Ijin, Ndan, tapi pesan Jenderal Sagara, Komandan dilarang keluar dari ruangan ini, " ucap Bhumi mencoba mencekal Samudera. Samudera kembali menampakkan amarahnya dan menggeram kesal.
"Tidak akan ada yang tahu, " Ucap Samudera sebelum akhirnya meminta Bhumi mengambilkan pakaian sipil untuknya dirumah dinasnya. Samudera nampak bersiap dengan pakaian serba hitam, hoddie hitam dan masker warna hitam dan tak ketinggalan topi lusuh hitam andalannya.
"Kamu yakin mau kesana?" tanya Kinanti saat Samudera barusaja memberitahu tentang keadaan di rumah kediaman Sagara. Samudera mengangguk paham dan mengusap puncak kepala Kinanti yang masih terbaring diatas brangkar.
"Bhumi ada disini untuk jagain kamu. Aku pergi dulu, " ucap Samudera setelah mengecup lembut bibir ranum Kinanti. Samudera mengambil tas tenteng besar dan panjang yang tadi juga dibawa serta oleh Bhumi. Sebuah senjata laras panjang khas penembak runduk yang sengaja di letakkan disebuah tas warna hitam menyerupai tas untuk mengangkat peralatan golf. Samudera berjalan perlahan tetapi pasti menuju tempat parkir mobil yang ada di bagian basement rumah sakit tersebut. Samudera mengendarai mobil milik Bhumi dengan kecepatan tinggi, tujuannya adalah satu block sebelum tempat tinggal kedua orangtuanya. Samudera memarkirkan mobilnya dibelakang halaman sebuah bangunan mangkrak tak jauh dari kawasan rumah Sagara. Ia berjalan cepat seraya menenteng tas golf berisi senjatanya. Samudera menempatkan diri pada posisi yang pas dan leluasa untuk melakukan serangan tiba-tiba.
Ia memposisikan senjatanya pada tembok, lalu Samudera memicingkan manik matanya ke arah tele yang ada pada senjatanya. Ia melihat seseorang sedang menodongkan senjata api tepat di kepala Sagara. Pria yang mulai terlihat renta itu melindungi Btari dan kedua cucunya dengan cara memeluk tubuh mereka dengan erat. Samudera mencari keberadaan Yudhistira yang nampak sedang memeprsiapkan strategi untuk melakukan penyelematan.
"Kenapa lo lama banget, nyet! Buruan bergerak!" geram Samudera. Dirinya tidak ingin jika tembakannya mendahului penyerangan yang dilakukan Gading dan anak buahnya, karena jika hal itu terjadi, nyawa tim Gading dapat saja dipertaruhkan.
"Siapa yang menyuruh kalian?!" tanya Sagara tegas saat ia menghadapi salah seorang yang barusaja memukulnya dengan ujung popor senjata. Sagara segera tersungkur jatuh ke lantai. Kirana segera menghampiri Eyang Kakungnya itu dan memeluk Sagara. Gadis kecil itu tidak menangis, ia justru menatap sengit ke arah orang-orang yang berdiri dihadapannya.
"Beraninya sama orang tua!" Pekik Kirana. Gadis kecil itu segera bangkit dari tempatnya dan memberikan tendangan keras tepat di tulang kering pria yang tadi memukul Sagara. Kirana terkesiap saat tangan kekar laki-laki itu mencekik leher Kirana. Chandra yang ada dalam dekapan Btari segera berlari menuju pria itu dan memukuli perut, lengan dan kembali menendang kaki. Karena kesal pria itu melemparkan tubuh mungil Kirana dan menendang keras Chandra hingga keduanya kembali tersungkur.
"Anak kecil tidak tahu aturan!" Ucap Pria itu. Sagara menatap tajam namun ia lebih memilih menghampiri kedua cucunya yang menahan sakit ditubuh mereka. Btari pun merangkak menuju ke arah kedua cucunya. Salah seorang anak buahnya membisikkan sesuatu ke telinga pria tadi. Sesaat setelah itu ia memasang peredam pada senjatanya dan mengarahkan senjata itu tepat ke arah Btari. Melihat itu, Sagara segera bangkit berdiri dan memeluk tubuh Btari dan kedua cucunya. Pria itu menyeringai.
"Atasan saya sudah memerintahkan saya untuk menghabisi kalian!" ia menggedikkan kepalanya kearah beberapa anak buahnya.
"Bereskan!" titahnya. Mereka segera memasang peredam pada masing-masing senjata mereka yang kenudian mereka todongkan pada Sagara, Btari, dan kedua cucu kembarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...