Marvelous | 06

613 112 80
                                    

PENGAKUAN VIOLET

Nanggala membuka pintu rumahnya, memindai setiap sudut rumah yang nampak sudah gelap dengan lampu yang telah dimatikan itu. Dua hari sudah Nanggala tidak pulang kerumah, sepertinya Yudhistira juga tidak pulang kerumah malam ini. Nanggala membuka kamar tempat Chandra dan Kirana tidur kemarin, namun rupanya kedua anak kembar itu sudah tidak berada di tempatnya. Nanggala terdiam dan menundukkan sejenak sebelum sebuah siluet hinggap dalam jarak pandangnya. Menampilkan sosok wanita mungil dengan pakaian sedikit kedodoran berdiri tepat diambang pintu sedang mengucek mata kirinya.

"Lo baru pulang? "tanyanya dengan suara setengah serak. Sudah jelas jika dia baru saja bangun tidur. Ah.. Bukan pasti tidurnya terganggu karena kedatangan Nanggala.

" Sorry ganggu tidur lo, mending lo balik tidur lagi, gih. Oya, si kembar udah dijemput? Dijemput siapa? " tanya Nanggala. Violet menatap Nanggala dan berjalan perlahan menuju ke hadapan Nanggala.

"Mbak Kinan. Dia polisi ya? " Tanya Violet. Nanggala terdiam sejenak saat lagi-lagi Violet menyentuh jaket kulitnya dan membukanya perlahan.

"I-iya. Kenapa?" Tanya Nanggala mencoba sedatar mungkin saat ritsleting itu justru berhenti tepar ditengah tengah. Violet mendongak menatap Nanggala lekat.

"Keluarga lo aparat semua? " tanya Violet kemudian. Nanggala mengangguk.

"Gue doang yang enggak, " lanjutnya kemudian. Violet meneruskan membuka jaket Nanggala hingga seluruhnya terbuka dan membantu cowok itu melepaskannya.

"Gue boleh bilang sesuatu nggak sama lo? " tanya Violet seraya menggigit bibirnya beberapa kali. Nanggala mengernyitkan dahinya dan menatap Violet penuh tanya.

"Kalau lo mau cerita sesuatu cerita aja kalau menurut lo, gue ini bisa dipercaya," ucap Nanggala. Violet diam sejenak menimbang dan kembali berpikir ulang.

"Lo mau gue buatin kopi atau teh nggak?" Tanya Violet. Nanggala mengangguk.

"Gue lebih suka Milo panas. Tolong ya, gue mau mandi sebentar, gerah, " Ucap Nanggala. Violet mengangguk dan menatap Nanggala yang berjalan ke lantai dua, kamar pribadinya. Tak lama, Nanggala sudah berganti pakaian dengan celana parasut pendek dan kaos basketnya. Ia menyugar rambutnya yang masih sedikit basah dan duduk di hadapan Violet yang sudah membuatkannya secangkir milo panas, favoritnya.

"Jadi lo mau cerita apa? " tanya Nanggala sesaat setelah menyeruput milo panasnya.

"Gue lihat berita tentang penangkapan dua orang luar negeri yang katanya anak buah dari mafia, " Ucap Violet. Ia memutar jarinya diatas bibir mug teh panasnya. Nanggala mengernyitkan dahinya, merasa sedikit janggal dengan ucapan Violet barusan.

"Masalahnya apa sama lo?" tanya Nanggala kemudian.

"Gue tahu siapa mereka. " Satu ucapan Violet yang membuat Nanggala nyaris menyemburkan milo yang ada dalam mulutnya dan berakhir tersedak. Nanggala mengernyitkan dahinya menatap Violet yang kini tengah menatapnya.

"Maksud lo?"

"Malam itu, waktu gue melarikan diri dan pada akhirnya naik ke motor lo dengan lancang, gue habis nyuri sesuatu paling penting punya mereka. Markas besar mereka ada di Lockstair. Dan aparat nggak akan pernah nyangka karena Lockstair terkesan cuma hotel, restoran dan club doang. Tapi Lockstair lebih dari itu." ucap Violet dengan sedikit terbata. Nanggala menatap Violet penuh tanya.

"Maksud lo apa? Gue nggak ngerti. Emang apa yang lo curi?" tanya Nanggala. Violet terdiam sejenak dan kemudian kembali menatap Nanggala.

"File data. Gue mau laporin file itu ke polisi rencananya. Karena mereka berencana menghancurkan pusat data mereka. Untungnya sebelum itu gue berhasil meretas data itu dan sayangnya ketahuan. Gue nggak sempet baca semua filenya, tapi yang jelas disana ada beberapa daftar nama penting yang akan dihilangkan. Nama pejabat dan aparat yang ikut gabung di Marvelous, " ucap Violet. Nanggala membulatkan manik matanya saat Violet menyebut kata Marvelous. Mafia paling dicari dan menjadi incaran polisi.

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang