DUEL MAUT
"Yud, please, lo dengerin penjelasan dia dulu, apa yang dia curi, data macam apa yang dia ambil sampai anak buah marvelous sendiri ngincer dia. Dengerin dulu, Nyet," pinta Nanggala mencoba menenangkan Yudhistira yang terengah-engah karena menahan emosi. Yudhistira terdiam, menatap Vivian dengan tatapan tajamnya. Sementara Vivian duduk diatas sofa dan menunduk dalam, tidak berani menatap Yudhistira yang nampak sangat emosi. Nanggala berdiri didepan Vivian dan Naomi, ia terus menatap saudaranya dengan seksama. Nanggala seolah siap pasang badan jika sewaktu-waktu Yudhistira mengamuk.
"Jelasin!" titah Yudhistira.
Vivian mendongak, menatap Yudhistira, Nanggala, dan juga Naomi bergantian. "Tapi gue harap kalian bisa percaya sama gue," ucap Vivian dengan suara bergetar.
"Nggak usah banyak bacot! Jelasin sekarang!" ucap Yudhistira dengan nada tinggi.
"Gue emang anak Papa Gio." lirih Vivian yang membuat Yudhistira menggeram kesal, sementara Nanggala menatap Vivian dengan dahi yang berkerut.
"Lo tahu kan, manusia tidak akan pernah bisa memilih mau dilahirkan jadi anak siapa? Gue juga sama, gue juga nggak mau dilahirkan jadi anak seorang penjahat besar, gue nggak mau hidup gue kecukupan bahkan bisa hidup mewah tapi itu semua dari uang haram dan hasil dari nyiksa banyak orang. Gue lari dari rumah, sengaja masuk dalam peti kemas bareng anak-anak yang bakal dijual jadi pekerja sex dan buruh. Gue jadi saksi gimana anak-anak itu diculik, gue jadi saksi gimana anak-anak itu disiksa dan diambil organnya, dipaksa melayani nafsu bejad orang dewasa, lo pikir gue suka lihatnya? Nggak! Kalau misal gara-gara gue nglaporin bokap gue dan dibilang anak durhaka, gue lebih milih jadi anak durhaka daripada jadi anak penurut tapi banyak orang diluar sana yang tersiksa!" ucap Vivian seraya terisak. Nanggala bersimpuh dihadapan Vivian dan menggenggam tangan gadis itu.
"Lo aman disini, kita bakal bantuin niatan lo. Yudhistira polisi, Mbak Kinan Polisi, dan pacar Yudhistira ini juga kayaknya polisi, jadi kamu tenang aja, sekarang, kamu bilang, data apa yang kamu ambil dari Marvelous?" tanya Nanggala pelan. Naomi menatap Nanggala dengan alis kanan yang terangkat. "Gue bukan pacarnya Kei!"
"Kei?"
"Nggak usah banyak bicit! Sekarang lo bilang ke gue, apa yang lo retas?" tanya Yudhistira lagi.
"Data tentang keterlibatan aparat dan pejabat yang ikut jadi anggota Marvelous. Ada beberapa negara yang terdaftar dan salah satunya Indonesia. Ada beberapa pejabat pemerintahan dan juga aparat yang terlibat, Tapi waktu gue melarikan diri dari Lockstair, flashdisknya gue buang," ucap Vivian.
"Sekarang gue tanya, lo ke Lockstair ngapain? Sendirian?" tanya Naomi.
"Gue ketangkep pada akhirnya di stasiun MRT sama anak buahnya Om Fredy, terus gue di sekap di basement Lockstair. Gue nggak sendiri, gue sama satu orang temen, dia adalah salah satu pengawal gue yang ditugasin Papa untuk ngawal kemanapun gue pergi, dan belakangan gue tahu kalau dia --"
"Polisi?" ucap Yudhistira memotong ucapan Vivian. Vivian menatap Yudhistira lalu menganggukkan kepalanya.
"Lo berhasil kabur tapi dimana pengawal lo?" tanya Nanggala. Vivian menggeleng cepat seraya menatap Nanggala. "Dia yang bukain gue jalan lewat gorong-gorong, tapi gue baru sadar dia nggak ada setelah gue kabur."
"Dia udah mati!" ucap Yudhistira. Vivian menoleh cepat kearah Yudhistira, netranya menajam menatap Yudhistira seolah tidak percaya.
"Violet, itu nama pengawal lo kan?" ucap Yudhistira. Vivian mengangguk pelan, tatapannya nanar menatap Yudhistira. "Dia--"
"Udah mati," ucap Yudhistira dengan suara yang pelan dan dalam. Mendengar itu, Vivian membulatkan manik matanya tak percaya. ia menggeleng cepat dan berdiri menyentuh pundak Yudhistira.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...