Marvelous | 32

657 123 82
                                    

PERJUANGAN COBRA DAN PANTHERA BELUM BERAKHIR

"Lebih baik kita bawa Yudhis segera ke rumah sakit. " ucap Samudera. Seruni kembali menggantikan Samudera untuk kembali mengusahakan detak jantung Yudhistira kembali.

"Terlalu beresiko, Bang. Jantungnya masih belum kembali. Ayo Yudhis, Bangun! " ucap Seruni seraya terus menekan bagian dada Yudhistira, ia tidak peduli seberapa lamanya ia melakukannya, seberapa lelah tubuhnya terus memompa dada Yudhistira dan seberapa banyak peluh yang keluar dari pelipisnya, Seruni terus berusaha. Berusaha mengembalikan detak jantung pemuda itu. Sesekali ia melihat ke arah perut Yudhistira yang semakin mengeluarkan banyak darah segar. 

Please.. Bangun, Yud! Please! Gue mohon bangun! Jangan tinggalin gue! 

Disaat bersamaan, Shaka dan Nanggala berlari ke arah Seruni, mereka berdua berusaha mencari alat defibrillator di kawasan rumah sakit itu dan akhirnya menemukan AED Defibrillator portable. Seruni meraih alat itu dan dengan tergesa gesa membuka alat tersebut dan mencoba menyalakannya. Seruni mendesah lega karena alat tersebut dapat dinyalakan. Seruni mencoba menempelkan alat tersebut ke dua sisi bagian dada Yudhistira.

200joule.

Tubuh Yudhistira terlontar, namun tidak demikian dengan detak jantungnya yang masih tidak terlihat.

220 joule.

Nanggala menatap nanar tubuh saudara kembarnya yang tidak kunjung membuka matanya itu, kakinya seketika lemas dan ia jatuh terduduk ditempatnya seraya mengacak rambutnya frutasi. Melihat itu, Samudera segera merengkuh tubuh adiknya itu dan memeluk Nanggala guna menguatkannya, meski hatinya juga hancur melihat kondisi Yudhistira yang tidak kunjung membaik.

Bangun, Nyet!

"Yudhis! Please! Bangun! Jangan tinggalin gue!! " teriak Seruni histeris. Shaka terdiam ditempatnya, menatap Seruni yang terus berusaha sekuat tenaga mengembalikan detak jantung Yudhistira. Tanpa harus meminta Seruni mempertimbangkan hatinya, dari apa yang dilakukan Seruni saat ini saja Shaka dapat merasakan jika hubungan Seruni dan Yudhistira lebih dari sekedar bersahabat.

Tanpa sadar, kamu juga ternyata mencintai Yudhis, Run.

"YUD!! " teriak Seruni.

"Hah! "

Yudhistira membuka manik matanya dan melihat Seruni yang sedang menangis itu memeluk tubuhnya erat. "Yudhis--" desis Seruni saat menyadari jika jantung Yudhistira telah kembali. 

"Aku kira kamu bakal ninggalin aku, Yud. Aku takut kamu ninggalin aku, " ucap Seruni dalam tangisnya. Yudhistira yang masih nampak lemas ditempatnya, perlahan membalas pelukan itu dengan mengusap lembut punggung Seruni. Dia--nangisin gue?  ucap Yudhistira dalam hati. Seruni melepaskan pelukannya lalu  mengusap air matanya kasar dan segera beralih pada luka sayatan di perut Yudhistira. "Gue bakal jahit luka lo, ini agak sakit karena morfinnya udah habis. Lo, tahan sebentar ya," ucap Seruni dengan suara bergetar. Yudhistira menatap sayu ke arah Seruni dan mengangguk tipis. Ia sedikit menahan erangannya dan menutup matanya saat jarum itu mulai menusuk permukaan kulitnya. 

Nanggala dan Samudera bernafas lega saat melihat Yudhistira telah kembali sadar. Yudhistira menatap ke arah dua saudaranya yang nampak tersenyum dengan lelehan air mata di wajah mereka. Samudera tersenyum bangga, Yudhistira mampu melewati hal buruk ini.

"Aku bakal bawa kamu ke rumah sakit, " lanjut Seruni yang dengan cepat bertindak memberikan jahitan pada Yudhistira. "Kita bawa dengan heli, anak buah saya sedang menghubungi heli untuk kemari," ucap Gading yang segera diangguki oleh Seruni. Gadis itu menggenggam erat jemari Yudhistira dan menatap Yudhistira yang sejak tadi sudah menatapnya lekat. Seruni tersenyum tipis menatap Yudhistira. 

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang