MARVELOUS √ Tamat

Marvelous | 43

RUNTUH

Elang menggeram kesal saat mendengar suara rekaman yang berhasil didapat oleh Gading dan diperdengarkan pada Elang, Sagara, dan juga Sandi hari itu.

"Kita harus mulai bergerak. Jika kode akses itu dapat dibuka, kita bisa memperoleh kepastian dan bukti otentik yang menunjukkan keterlibatan Haryo dan Bapak Presiden." ucap Gading. Elang mengetuk ngetukkan tangan diatas meja.

"Saya masih berpikir keterlibatannya hanya sekedar memberikan tender pada pihak Marvelous, " ujar Elang. Sagara menoleh ke arah Elang dan kembali menghembuskan nafas kasar.

"Perkara tender atau bukan, jika Bapak Presiden tahu siapa itu marvelous, seharusnya beliau bisa bersikap tegas dan menutup segala akses dari Marvelous ini sebelum menguasai negara kita. " ucap Sagara. Ia sengaja menjeda kalimatnya seraya kembali bersedekap.

"Menurut pengamatan saya, sepertinya Marvelous sengaja menjebak Bapak Presiden. Melihat dari sepak terjangnya, Marvelous berlindung di balik perusahaan besar luar negeri yang beberapa diantaranya merupakan investor besar dinegara ini. Mungkin saja Marvelous memposisikan diri mereka sebagai investor asing yang menanamkan modalnya di negeri ini, sebagai imbalannya, mereka menuntut Bapak Presiden untuk membuka akses masuk bagi mereka untuk berkembang dinegara ini. Lagi lagi dengan cara berlindung di balik sebuah perusahaan besar.  " ucap Sagara seraya menunjuk ke arah sebuah tulisan. PT. Chevalier.

"PT ini bergerak dibidang kimia. Bahan pembuat pupuk, bahan penjernih air, dan yang baru baru ditemukan adalah produk pembuatan obat penghilang rasa sakit yang masuk dalam daftar obat obatan generik. Timbal balik. Chevalier menanamkan modalnya di negeri ini, membuat pabrik dan juga membawa teknologi dari luar ke dalam negeri. Tentu saja urusan seperti ini tidaklah cuma-cuma, Bang," lanjut Sagara. Elang terdiam sejenak sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya.

"Hanya saja apa yang mendasari Presiden tidak dapat bertindak tegas? Seharusnya Beliau berani berkata tidak dan memerangi hal semacam ini. Jatuhnya, terjadi manipulasi disini. Pantas saja untuk urusan penyediaan air bersih di pelosok pelosok perbatasan, semua tendernya dimenangkan oleh PT. Chevalier dan anak perusahaan dibawahnya. Dan untuk masalah ini, Bapak Presiden mendukung Bapak Haryo untuk mengkambinghitamkan Samudera dalam hal ini. Tetap saja, tindakan beliau tidaklah tepat, Ga. " ucap Elang.

"Lalu kita harus bagaimana, Pah? Semua kekeliruan dan tuduhan ini harus diluruskan. Terlebih Jenderal Sagara dan keluarga nyaris menjadi korban pembunuhan kemarin. Menurut keterangan yang di sampaikan Yudhistira dari hasil interogasinya, mereka memang diperintahkan oleh Haryo untuk menghabisi keluarga Mayor Samudera agar mayor Samudera tidak lagi membantah dengan skenario yang mereka buat. Apa kita akan blowup masalah ini ke media?" tanya Sandi. Elamg kembali termenung. Rupanya langkahnya kali ini tidak boleh salah.

"Jika demikian sama saja kita mencetuskan rumors untuk membuat masyarakat tidak lagi percaya dengan kinerja presidennya. Tentu saja masalah ini akan berkembang dan menyebar ke khalayak dunia. Seperti kita tahu, Marvelous adalah mafia besar yang menguasai pasar gelap dunia dan merupakan incaran interpol. Keterlibatan besar semacam ini agaknya harus kita simpan baik-baik, selama yang bersangkutan dapat berkoordinasi dengan baik. Tujuan utama kita adalah membebaskan Samudera dari jerat hukuman mati, jadi sepertinya kita harus mendesak Bapak Presiden untuk mengungkapkan kebenaran akan keberadaan Marvelous di negeri ini. "

***
"Mereka tidak mempermasalahkan tentang nanochip itu?" Tanya Vivian saat dirinya duduk di balkon markas tim siluman. Nanggala menoleh dan tersenyum seraya merentangkan tangan ke pundak Vivian.

"Sepertinya tidak, " katanya. Vivian terdiam sejenak sebelum akhirnya menghembuskan nafas kasar.

"Maaf untuk semua kekacauan ini, " ucap Vivian. Nanggala kembali menatap lekat wajah gadis itu sebelum akhirnya ia bangkit menegakkan posisi duduknya dan bersimpuh seraya menggenggam tangan Vivian.