KEGALAUAN SHAKA
"Seruni.. "
Shaka berdiri di depan meja kerja Seruni saat melihat gadis itu datang pagi pagi sekali. Seruni diam ditempatnya. Berdiri tepat diambang pintu saat melihat Shaka dihadapannya.
"Mau apa kesini?! " ketus Seruni seraya berjalan ke arah meja kerjanya dan berusaha tanpa menatap Shaka sedikitpun. Berbeda dengan Shaka, pemuda jangkung itu justru menatap Seruni dengan seksama.
"Uni, aku ingin bicara sebentar. Bisa tidak kamu duduk disini dulu, " ucap Shaka seraya mencekal tangan Seruni yang hendak melangkah ke ruang otopsi. Seruni menoleh dan menatap Shaka tajam.
"Nggak ada yang perlu dibicarakan lagi kok. Lepas! " ucap Seruni ketus. Shaka justru mempererat cengkraman di tangan gadis itu seraya menatap Seruni heran. Dia tahu benar, Seruni yang ia kenal tidak pernah bertindak kasar. Gadis itu termasuk orang yang lemah lembut dan juga sopan.
"Aku ingin bicara, sebentar saja. "
"Soal apa? "
"Kita."
Seruni diam sejenak. Menatap Shaka yang kini sudah menatapnya lekat.
"Adanya cuma aku atau kamu sekarang, bukan kita. "
Shaka menghembuskan nafas panjang. Ia tahu benar jika sudah terjadi sesuatu antara Seruni dan Agus saat mereka pergi berdua kemarin. Shaka tahu ada yang disembunyikan oleh Seruni saat ini.
"Kamu serius kita putus?"
"Iya."
"Kamu lupa kalau kita punya rencana nikah tahun depan? Kita udah mulai merencakan itu, Seruni. Dan bulan depan, kita berencana untuk tunangan, apa kamu lupa?"
"Lupain aja! Kamu berhak dapat wanita yang lebih baik dari aku. "
Shaka nampak menatap nanar ke arah Seruni. Pemuda itu terus saja mengerutkan dahinya heran dengan sikap dan tutur kata Seruni saat ini.
"Tanpa alasan?"
Seruni yang semula tidak menatap Shaka, kini telah memandang ke arah pemuda itu. Tiba-tiba saja manik matanya memanas dan berair. Sudah payah Seruni menahan air matanya agar tidak tumpah dihadapan Shaka.
Aku nggak mau kamu celaka, Shaka. Batin Seruni. Ia tidak ingin mengatakan hal yang sebenarnya demi kebaikan pemuda itu. "Iya." jawab Seruni. Tak lama gadis itu menundukkan kepalanya.
Shaka diam sejenak lalu tersenyum miris.
"Nggak, Seruni. Semua ini pasti ada alasannya. Apa karena AKP Agus? Apa dia tahu kamu ada disaat saat Yudhis ditangkap? " bisik Shaka penuh penekanan. Seruni membulatkan manik matanya, ia tahu Shaka pasti sudah bisa memperkirakan dan membaca situasi yang sedang Seruni alami tapi lagi-lagi gadis itu diam dan menggelengkan kepalannya, lalu melepas paksa tangan Shaka yang mencengkeram pergelangan nya. Seruni berlari keluar dari ruang kerjanya menuju ruang otopsi. Namun sayang dalam perjalanan ia justru bertemu dengan Agus.
"Ada apa buru buru, Sayang?" tanya Agus seraya membantu Seruni berdiri. Beberapa detik yang lalu gadis itu menabrak dirinya begitu keras hingga terjatuh. Seruni menegang kaku seketika saat melihat Agus dihadapannya. Ia diam, sedikit menghindar namun tangan kekar Agus dengan sigap menangkap tubuhnya dan melingkarkan tangan kirinya di pinggang Seruni lalu menariknya ke dalam pelukan pria itu.
"Apa kamu menghindar dari kekasihmu itu?" bisik Agus saat ia melihat Shaka berdiri mematung tak jauh dari tempatnya. Seruni masih saja diam. Nafasnya menderu. Ia benar benar takut setengah mati saat berhadapan dengan Agus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...