Marvelous | 37

528 116 40
                                    

PENGAKUAN SAMUDERA DAN INDENTIFIKASI KORBAN

Mayor Jalesveva Samudera Biru akhirnya mengakui telah sengaja meledakkan PT Chevalier dan menewaskan dua orang Perwira Polisi, Komjen Farhan dan AKP Agus. Karena perbuatannya tersebut, Mayor Samudera terancam hukuman mati.

Headline berita pagi itu benar benar mengejutkan Btari dan Kinanti. Seketika Kinanti menyentuh dadanya yang seolah berhenti berdetak seketika. Ia beringsut duduk dengan tatapan nanar memandang ke depan.

"Ini nggak bener kan, Mah? " gumam Kinanti. Btari menoleh dan menatap Kinanti sebelum akhirnya memeluk tubuh menantunya itu. Kinanti yang masih syok hanya mampu bergumam dan meracau tidak jelas.

"Bang Sam dijebak, Mah.. Ini pasti Bang Sam dijebak, Mah, " ucap Kinanti beberapa kali. Ia lalu menangis histeris dalan pelukan Btari. Tanpa sadar Chandra dan Kirana ikut berdiri mematung saat melibat headline berita yabg menyebutkan nama Ayahnya. Belun lagi gambaran Samudera yang mengenakan pakaian khas narapidana berwarna orange dengan tangan dan kaki diborgol membuat Chandra dan Kirana terpaku ditempatnya.

"Itu bukan Papa kan, Mah? " gumaman Kirana tersebut membuat Btari dan Kinanri terkesiap. Mereka seolah lupa jika ada dua jiwa yang dilarang keras mengetahui keadaan Samudera yang sebenarnya. Kinanti segera berlari ke arah kedua anaknya dan memeluk mereka erat.

"Itu bukan Papa kan, Mah? Papa lagi afa tugas negara kan, Mah? Papa nggak ditahan kan, Mah? " tanya Chandra. Pertanyaan yang seketika membungkam Kinanti. Wanita itu kini masih memeluk erat kedua tubuh putra dan putrinya. Ia masih memikirkan cara bagaimana menjelaskan permasalahan ini pada Chandra dan Kirana.

Btari berjengit kaget saat mendengar ponsel pintarnya berbunyi.

"Yang, ada apa ini? Apa benar Sam memberikan pengakuan? " Tanya Sagara dalam sambungan teleponnya. Btari menahan tangisnya dan memilih melangkah keluar rumah.

"Aku juga tidak tahu pasti, Mas. Tapi yang jelas beberapa berita menyiarkan kabar ini. Kinanti masih syok dan yang lebih kaget lagi adalah anak anak, Chandra dan Kirana tidak sengaja juga melihat berita tentang Papanya. Bagaimana ini, Mas? " Tanya Btari setengah panik. Sagara terdiam sejenak. Nampak helaan nafas kasar diseberang sana.

"Mas akan cari tahu tentang masalah ini.

Bapak Presiden sudah berjanji akan meninjau ulang masalah ini. Mas dan Bang Elang sudah berhasil memberikan keyakinan pada Bapak Presiden dan Bapak Presiden sudah bersedia memantau kasus ini secara langsung. Jika Sam membuat pengakuan -- bisa jadi pengkajian ulang itu akan dibatalkan."  Sagara menjeda sejenak kalimatnya.

".. Hukumannya tidak main-main, Yang. Sam bisa dihukum berat bahkan bisa terancam hukuman mati, " Lanjut Sagara. Btari terdiam. Ia nampak menunduk dan terisak ditempatnya.

"Lalu kita harus bagaimana, Mas? Kita nggak mungkin diam saja melihat anak kita diperlakukan tidak adil seperti ini. Jelas ada orang yang berkepentingan dibalik kasus yang menimpa Sam dan Yudhis. " ucap Btari seraya terisak. Sagara nampa terdiam ditempatnya. Lelaki baya itu memijat pelipisnya seraya menatap lurus kedepan sebelum akhirnya ia menutup dan mengakhiri panggilan teleponnya.

"Ada apa, Pah?" tanya Nanggala. Sagara nampak menatap Nanggala dan menghembuskan nafas panjang. "Abangmu mengaku jika dia pelaku peledakan Bom itu, " ucap Sagara. Ucapan yang seketika membuat Gading dan timnya menoleh cepat ke arah Sagara.

MARVELOUS √ TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang