TUGAS BERAT
Sesosok mayat ditemukan di dalam kantong plastik besar dalam keadaan termutilasi. Seorang pemulung berinisial AS menemukan kantong plastik itu di tempat pembuangan akhir sampah tak jauh dari pemukimannya. Saat berita ini diturunkan pihak kepolisian kini sudah membawa mayat tersebut untuk diotopsi.
"Mayat lagi?" Gumam Naomi. Gadis itu sedang asyik bermain dokter dokteran dengan Kirana.
"Tante, otopsi apa sih?" tanya Kirana. Chandra yang sedang duduk diam seraya memainkan ponselnya pun menjawab sang adik. "Itu bedah mayat buat tahu kenapa orang itu meninggal. Biar tahu alasan meninggalnya, " jawab Chandra sekenanya tanpa menatap Kirana.
"Loh, Chandra tahu apa itu otopsi?" tanya Naomi heran. Pasalnya Chandra dan Kirana masih berusia hampir delapan tahun, mustahil bagi anak umur sekian mengetahui apa itu otopsi.
"Mama sering cerita." jawab Chandra acuh. Naomi menanggukkan kepalanya paham.
"Bang Chan itu sukanya juga mainan mayat, Tante. Apalagi kalau ada kucing mati, burung mati, sampai ayam mati langsung semangat banget buat bedah. Jijik. " ucap Kirana menerangkan.
"Kan belajar, dek, " sanggah Chandra.
"Kan jijik, Bang. " kesal Kirana.
Naomi tersenyum melihat pertengkaran dua orang anak kecil itu.
"Memang Chandra suka bedah bangkai hewan?"tanya Naomi. Chandra mendongak menatap Naomi dan meletakkan ponselnya.
" Iseng, tante," Ucap Chandra.
"Chandra itu lebih diem dari Kirana tapi dia punya ketertarikan tersendiri sama yang namanya makhluk mati. Kayak ada kucing yang tiba-tiba mati, dia bisa langsung ambil kucingnya trus dibedah cari tahu kenapa kucing itu bisa meninggal. Dia bisa bedakan kucing mati karena usia atau karena kena racun. Katanya konsep matinya beda. Kalau mati karena racun ada salah satu organ yang bengkak. Entah hati atau limfa. Hobinya agak aneh, " ucap Kinanti seraya mengusap lembut puncak kepala Chandra.
"Chandra mau jadi dokter forensik hebat besok besar ya?" ucap Btari sambil tersenyum. Chandra mengangguk dan menatap Btari seraya tersenyum lebar.
"Kalau Kirana mau jadi apa?" Tanya Naomi.
"Kowad, biar kayak Papa, " Jawab Kirana penuh semangat.
"Kalau mau jadi kowad nggak boleh cengeng, dek, " ledek Chandra.
"Nana nggak cengeng!"
"Nggak cengeng kok sering nangis?"
"Nggak nangis kok! Kalau abang nggak ganggu ya Nana nggak nangis! "
"Idih siapa yang gangguin cuma kasih tikus mainan doang nangis huu cengeng,"
"Nggak cengeng!"
"Cengeng!"
"Nggak!"
"Cengeng! Cengeng! Cengeng!"
"Nggaaaaaaaakkkk! "
"Kalian bisa diem nggak? Kalau nggak, Papa rendem ni di bak mandi!" Geram Samudera yang tiba-tiba angkat bicara. Seketika Chandra dan Kirana langsung terdiam dan beringsut menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARVELOUS √ Tamat
ActionPertemuan tidak disengaja Nanggala Aryasena Biru dengan seorang gadis misterius membawanya pada sebuah masalah rumit. Masalah yang mau tidak mau membuat Nanggala terlibat sebuah perkara yang tidak biasa, yang berhubungan dengan jaringan mafia terbes...