23. DESTINY

21.7K 1.6K 17
                                    

Udah vote?

Yuk, vote sebelum baca!

Kalian jangan lupa follow akun wattpad ini, ya.

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. DESTINY

Jam sudah menunjukkan pukul 11:00 WIB, terik matahari di luar begitu menyengat. Cahaya dari luar menembus ke kamar saat gorden jendela dibuka. Helsa menggeliat dalam tidurnya, merasakan kecupan-kecupan manis pada wajahnya.

"Helsa, masa mau tidur terus? Kamu harus makan, sayang." Adryan menarik pelan selimut yang membalut tubuh polos istrinya, Helsa bahkan belum mandi setelah bertempur bersama suaminya. Dia sudah tidur selama satu jam setelah selesai, sedang sang suami sudah bersih.

"Ayo dong, Sa. Mas udah buatin kamu susu juga, tadi katanya kangen susu vanila buatan Mas."

"Helsa capek," balas wanita itu, selimutnya kembali ditarik untuk menutup tubuhnya.

Adryan berdecak sebal, Helsa selalu keras kepala. Dia tidak memikirkan janin yang juga butuh asupan nutrisi, hal seperti ini kadang membuat Adryan kesal setengah mati.

Pria itu lantas mengambil makanan yang dia sendiri masak, dan membawa ke kamar. Istri kecilnya ini memang banyak tingkah. "Makan nggak, Sa? Mas udah bawah kesini," desak Adryan yang duduk dipinggir ranjang.

Tidak mau mendengar bacotan suaminya, Helsa bangun dengan selimut yang ditarik sampai dada. "Masak apa sih suaminya Helsa?" Dia memberi satu ciuman pada pipi Adryan.

"Soto ayam. Makan ya, sayang?" Helsa mengangguk patuh, lagian soto ayam adalah salah satu makanan favoritnya.

Satu suapan nasi mendarat ke mulutnya, Helsa merasa perutnya diterbangi ribuan kupu-kupu dengan perlakuan manis suami amnesianya ini. Eh ralat, mas dokter udah kembali. Lihat, betapa manisnya dia.

"Mas udah makan?" tanya Helsa disuapan keduanya.

"Bangunin kamu susah, jadi Mas makannya duluan. Habis ini minum susunya, terus vitaminnya jangan lupa."

Helsa tersenyum jahil, jarinya mencubit kulit perut suaminya. Walaupun singkat, tapi itu terasa sakit. "Kok pas siuman dari amnesianya makin ngeselin, ya? Posesif banget."

"Kamu itu nggak sendiri, ada janin di rahim kamu yang perlu makan dan juga vitamin. Mas selalu pesan selagi Mas nggak ada di rumah, nggak boleh telat makan. Kalau lapar, makan. Bawaan bayi biasanya lapar terus, jangan lawan rasa lapar itu. Jangan bilang kamu takut gendut. Resiko perempuan yang sudah bersuami itu yah emang kayak gitu."

"Sesibuk apapun kamu, jangan lupa dengan kesehatan," tambah Adryan memperingati istrinya. Ini yang selalu dia rindukan, mendengar ocehan suaminya. Hampir genap satu bulan Adryan amnesia, namun akhirnya sembuh juga.

"Nggak apa-apa gendut, kan Mas Adryan bisa cari istri lagi. Mbak Uni misalkan," celetuknya. Pergerakan tangan Adryan terhenti seketika Helsa menyebut nama teman lamanya itu, dia merasa sangat terganggu.

WINGLESS ANGEL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang