19. SHE'S STIIL MINE 2

22.5K 1.6K 25
                                    

Udah vote belum?
Yuk, vote sebelum baca.


19. SHE'S STILL MINE 2

Tangisan itu pecah dalam pelukan suaminya. Malam ini dia benar-benar menumpahkan semua kekesalan beberapa minggu ini, menumpahkan rasa cemburunya. Helsa sedikit berjinjit untuk mengalungkan tangannya pada leher Adryan.

Pelukan itu masih sama.

Adryan memeluk wanitanya begitu erat, saking eratnya dia tidak sadar istrinya lagi hamil. Dasar pria amnesia!

"Saya memang tidak mengingat kamu, tapi saya yakin kamu adalah perempuan yang saya cinta. Jangan pergi Helsa, saya butuh kamu."

Runtuh sudah pertahanan Adryan untuk tidak menyentuh wanita itu, dia tidak tega melihat Helsa menangis. Wanita itu membutuhkannya, begitu juga dia.

"Maaf kalau sikap saya buat kamu tidak nyaman," ujar Adryan. Helsa merenggangkan pelukan itu, jemarinya menelusuri setiap inci wajah suaminya, dia tersenyum dalam air matanya. Helsa kembali berjinjit, lalu memberi kecupan rindu pada dua mata milik sang suami.

"Helsa takut Mas pergi. Helsa takut terlupakan. Helsa nggak mau kehilangan Mas Adryan," tuturnya dengan sesegukan.

Adryan mengecup punggung tangan wanitanya secara bergantian, beralih pada keningnya.

"Bantu saya sembuh," titah Adryan.

Jantungnya berdetak hebat, hatinya berdesir mendengar ucapan Adryan. Helsa mengiyakan permintaan suaminya, dia akan berusaha mengembalikan ingatan Adryan.

***

"Kita pertama kali ketemunya dimana?" tanya Adryan. Mereka sudah duduk bersama di sofa, dengan Helsa yang kini mengobati buku-buku jari suaminya.

Momen ini sangat dirindukan, bisa dekat dan berbicara dengan suaminya.

"Di rumah sakit Mawar Medika, Helsa kan pasiennya Mas Adryan," jawabnya masih dengan suara serak khas orang selesai menangis.

"Mas caper banget sama Helsa." Tangan itu terlihat sangat telaten mengobati Adryan.

Kalau saja Adryan tidak amnesia, dia yang akan menuntun Helsa mengobati luka seperti ini. Tapi sekarang, berbekalkan ajaran suaminya dan juga internet, Helsa bisa mengobati luka pada jari suaminya.

Adryan tertawa pelan, mencoba mengingat apa yang Helsa ceritakan. Sulit sekali, belum ada bayang-bayang semua itu.

Tapi, Adryan tidak mau berhenti begitu saja. Demi perempuan itu, dia harus berusaha keras mengingat semuanya.

"Memangnya kamu sakit apa?"

"Helsa punya anemia," jawabnya.

"Anemia itu apa?" tanya Adryan lagi. Astaga, dampaknya besar banget amnesia, padahal Anemia itu bagiannya.

"Mas Adryan itu dokter spesialis Hematologi, salah satu penyakit yang ditangani adalah anemia. Dan anemia artinya kekurangan sel darah merah, atau kekurangan darah. Jadi nama lengkap dan gelarnya Adryan Brawijaya, Sp.PD, KHOM."

"Helsa nggak ngerti, panjang banget," tambahnya lagi.

Adryan tersenyum kecil melihat bagaimana cerewetnya Helsa bercerita. Dari sorot matanya mengatakan bahwa wanita itu sangat tulus, bahwa Helsa benar-benar bahagia dengan suaminya.

"Boleh saya minta sesuatu dari kamu?"

"Apa?"

"Batalin kuliah kamu di Kanada, ya? Disini sama saya terus, jangan jauh-jauh." Helsa bergeming, Adryan masih mengingat ucapannya pagi tadi.

WINGLESS ANGEL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang