48. HARI KELULUSAN

20.3K 1.8K 104
                                    

Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.

48. HARI KELULUSAN.

Malam yang penuh dengan emosi dan air mata penyesalan yang tiada akhir. Satu botol alkohol diteguknya hingga tandas tanpa jeda. Masih terselip tangisan dalam racauannya.

Sepulang dari rumah Helsa, Akmal meminta Reno menemaninya minum di rumah tantenya. Bukan hanya Reno, ada David dan Dimas juga disana. Sudah lima bulan Akmal tidak pulang ke rumahnya.

"Akmal nangis dari rumahnya Helsa?" tanya David pada Reno, memandang kondisi temannya.

"Begitu, lah."

"Semua orang punya kesalahan, dan selalu dikasih kesempatan kedua, kenapa gue nggak dapat kesempatan itu?" racau Akmal.

"Helsa terlalu jahat sama gue, dia siksa gue gini banget." Akmal tertawa, kembali meneguk alkohol yang ada ditangannya.

"Dia nggak jahat, Al. Dia bebasin lo deket sama perempuan-perempuan itu tanpa harus ngerasa bersalah sama dia," timpal Dimas.

Reno terkekeh, "emang Akmal pernah ngerasa bersalah sama Helsa pas tidur sama mereka?"

"Ren, lo diam!" tunjuk Akmal. Matanya begitu sayu, memerah karena alkohol dan tangisannya.

"Helsa sayangnya gue rela jadi jalang demi nuntasin hasrat gue, asal nggak ada perempuan yang gue deketin," racau Akmal.

Reno, David, dan Dimas mendelik secara bersamaan mendengar pernyataan itu.

"Anjing! Sialan lo, Akmal!" teriak Reno. Hendak memukul, namun ditahan oleh David dan Dimas. Biarkan saja, malam ini sudah pasti Akmal akan jujur tentang hubungannya bersama Helsa.

"Sebenarnya lo cinta nggak sih sama Helsa? Atau lo deketin dia karena banyak duit?" tanya David.

"Cinta banget sampai lupa kalau dia juga bisa pergi karena gue," jawab Akmal.

"Helsa, Helsa, Helsa, Helsa, Helsa, nggak akan ada habisnya gue cinta sama lo. Tiga bulan lagi dia ulang tahun," seru Akmal.

Akmal meraih ponselnya, membuka galeri yang dipenuhi fotonya bersama Helsa.

"Ini dalam tubuhku telah mengalir darahmu," lirih, Akmal bernyanyi sembari menatap foto pacarnya.

"Ini dalam hatiku telah terukir namamu."

"Air mataku pun tak sanggup katakan besar cintamu yang tertanam ditubuhku." Sampai pada bait terakhir Dimas turut menangisi nasib malang temannya.

"Tuhan Yesus, kenapa Dimas jadi ikutan dramanya Akmal?" keluh Reno frustasi. David tertawa mendengar ocehan Reno.

"Lo semua harus tahu, gue nggak pernah jadiin Helsa pelacur pribadi buat nuntasin hasrat gue, meskipun dia rela telanjang demi buat gue puas," sanggah Akmal.

"Lo ingat, Ren, kejadian di rumah gue? Itu kedua kalinya dan terakhir gue sex sama dia. Dia nangis karena gue kasarin, gue pengen dia hamil anak gue, gue mau hidup selamanya bareng dia," jujur Akmal.

"Helsa jahat, dia bunuh anak gue," lanjut Akmal.

Beberapa saat kemudian, tante Dila keluar dari kamar dengan wajah kantuk. Melihat di ruang tengah masih ada keempat pemuda itu.

"Akmal!" teriak Dila.

"Tante, diam!" bentak Akmal, "semua ini karena kalian yang nggak jelas, buat gue jadi anak broken home."

WINGLESS ANGEL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang