73. KELEMAHAN ADRYAN

24.1K 1.9K 162
                                    

Udah vote?
Yuk, vote sebelum baca.

Jangan lupa follow akun wattpad ini.


73. KELEMAHAN ADRYAN

Siang itu kantor pusat Perusahaan Andrean Corp dibuat panik pada lantai sepuluh, tepatnya di dalam ruangan meeting. Renata memberi perintah untuk mengangkat tubuh lemah tak berdaya putrinya yang jatuh di depan ruangan tersebut setelah hampir dua jam melakukan pertemuan dengan salah satu investor asal Rusia.

Beberapa hari ini Helsa terlihat kelelahan karena menyiapkan persentase dan semua laporan untuk melakukan pertemuan ini. Dan pada akhirnya, ia tumbang sesaat setelah investor tersebut menandatangani kontrak kerja sama.

"Helsa...," panggil Renata. Wanita paru baya itu menepuk-nepuk pelan pipi putrinya, namun hasilnya nihil, Helsa sama sekali tidak sadarkan diri.

Renata segera menghubungi Adryan. Untuk beberapa saat belum ada jawaban, sampai pada panggilan keempat barulah pria itu menjawabnya.

"Hallo, Ma...,"

Renata menarik nafas sebentar. "Rumah sakit Mitra Husada, sekarang Adryan."

***
Langkah kakinya dengan cepat menyusuri koridor rumah sakit Mitra Husada. Adryan tidak menghiraukan sapaan yang diberikan beberapa perawat disana. Setelah mendapat telepon dari mertuanya, pria yang masih lengkap dengan jas putih itu dengan segera meninggalkan ruang rawat salah satu pasiennya.

Namun, tentu saja Adryan membereskan pekerjaannya dulu, setelah itu tanpa pikir lagi ia bergegas menuju rumah sakit Husada.

Saking paniknya, stetoskop pun masih menggantung pada lehernya. Oh, demi Tuhan, ia tidak peduli dengan semuanya. Helsa lebih membutuhkannya sekarang.

Sesampainya di IGD, Adryan sudah disuguhkan dengan tatapan kemarahan dari Bunda. Wanita itu sudah berada disana.

"Dokter nggak becus," sindir Bunda. "Kamu lihat wajah Helsa begitu pucat."

Adryan mendekati brankar, bisa dilihat wajah istrinya yang sangat pucat. Bersamaan dengan itu dokter yang menangani Helsa masuk.

"Dokter Adryan?"

Adryan menoleh. Tak disangka bahwa Helsa ditangani oleh pria yang paling tidak disukainya. Dokter Wahyu bisa dibilang rivalnya Rumah sakit Mawar Medika, karena pria itu selalu mencari-cari kesalahan tempatnya mengabdi.

Oh, bukan hanya itu, Adryan dan Marcel juga sempat dipermalukan saat acara webinar di Bandung satu tahun lalu.

"Orang-orang hematolog dari rumah sakit Mawar Medika tidak becus menangani pasien yang melakukan cuci darah. Analis dari Laboratorium Mawar Medika melakukan penukaran hasil lab pasien."

Adryan tidak pernah melupakan kata-kata itu, dan semua karena dokter Wahyu.

"Jadi, Nyonya Helsa adalah istri anda?" tanyanya.

Adryan melirik pada Bunda dan mertuanya. "Panggil perawat lain untuk menangani Helsa!"

Dokter Wahyu berjalan mendekati brankar, dengan penlight ia memeriksa mata Helsa.

"Pantas saja nama belakangnya tidak asing untuk saya."

Adryan menggeram. "BUNDA, PANGGIL PERAWAT UNTUK MENANGANI HELSA!"

Bunda dan Renata tersentak mendengar suara Adryan, sepertinya pria itu tidak main-main sekarang.

Melihat Renata dan Bunda yang sudah keluar, dokter Wahyu melempar tatapannya pada Adryan. Ternyata gampang sekali membuat Adryan jatuh. Bisa dilihat dari matanya, Helsa adalah kelemahan Adryan.

WINGLESS ANGEL [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang