Seriusan?

3K 379 23
                                    

"Shan?"

"Hmm?"

"SHAN?!"

"Apa sih? To the point aja. Tahu, 'kan kalo gue gak suka banyak basa-basi." Shani menoleh sekilas ke arah Sisca yang masih menatapnya dengan segudang pertanyaan. Sama halnya dengan Anin, ia pun turut andil dalam benaknya untuk menanyakan sesuatu terhadap Shani.

Sisca dan Anin kembali saling memandang sekilas satu sama lain. Sama-sama mengerti dengan apa yang akan mereka tanyakan kepada Shani. Tetapi, tentu saja dua gadis sahabat Shani itu tidak ingin langsung berburuk sangka dengan apa yang mereka lihat belakangan ini.

"Gue mau nanya sesuatu sama lo?" Bukan Shani namanya kalo lagi dalam mode cuek terhadap dua sahabatnya itu. Shani masih asyik sendiri mengaduk-ngaduk minumannya dengan sedotan.

"Serius dikit kenapa sih, Shan?!" Kali ini, Anin ikut bersuara. Shani akhirnya tersenyum simpul sembari menatap kedua gadis yang tampak serius menatap Shani.

"Serius apaan sih kalian? Udah deh! Buruan mau nanya apaan?" Rasanya, Shani mulai sedikit kesal. Dua sahabatnya itu tampak bertele-tele menurutnya.

"Shan, gue perhatiin belakangan ini lo jadi jarang gangguin si Gre. Terus, lo juga kalo lihat si Gre kayak beda banget gitu. Apalagi, pas kemaren lo tiba-tiba bawa si Gre gak tahu kemana dari cowok sialan itu yang bener-bener pengen gue hajar!" Sepertinya, pertanyaan yang diawali oleh Sisca menjadi dugaan Anin yang benar-benar sudah diujung kepalanya. Lantas, Anin menjetikkan jari tangannya.

"Apa jangan-jangan, kamu pacaran sama si Gre?!" Anin membulatkan kedua matanya dengan pertanyaannya sendiri.

Dua pertanyaan sekaligus merecoki Shani, kayaknya benar-benar membuat Shani tidak bisa mengelak lagi. Pertanyaan itu memang tidak terlalu panjang lebar. Tapi, to the point banget.

Shani tersenyum penuh arti menatap dua gadis yang berada dihadapannya itu. Senyuman Shani yang sulit diartikan oleh keduanya. Membuat kedua gadis itu semakin penasaran.

Kembali, Anin dan Sisca saling memandang satu sama lain. Dengan penatian seperti apa jawaban Shani. Namun, gestur senyuman Shani menjadi dugaan yang sejadi-jadinya. Bahwa, mungkin saja pertanyaan atau dugaan mereka memang benar adanya.

Shani menghela nafasnya. Wajahnya benar-benar santai sekali menanggapi pertanyaan Anin dan Sisca. Minuman yang sedari tadi ia aduk-aduk itu pun diminum olehnya.

"Lo jujur deh sama kita-kita, Shan! Iya enggak, Nin?" Anin mengangguk mendengar pertanyaan Sisca, "Iya, Shan. Jujur aja deh kalo kamu beneran pacaran sama-,"

"Ya! Gue emang pacaran sama si Gracia."

Jawaban yang sedari mereka tunggu akhirnya terdengar begitu jelas dari mulut Shani. Jawaban itu membuat lagi dan lagi Anin dan Sisca saling memandang satu sama lain dalam sesaat. Hingga akhirnya, raut wajah ketidak percayaan dari mereka benar-benar terpampang dihadapan seorang Shani Indira Natio.

"WHAAATTT?!!"

"OH MY GOD! SHANI??!! ARE YOU SERIOUSLY? OH SHIT!"

Disini, Sisca yang benar-benar sangat tidak percaya mendengar jawaban Shani. Dirinya bagaikan ditampar secara tidak langsung oleh Shani. Bagaimana bisa, semua tindakan-tindakan semena-mena yang dilakukan oleh ketiganya, justru salah satu dari mereka malah menjalin hubungan dengan orang yang mereka bully sendiri?

Dalam benak Sisca, semua yang dilakukan secara bersama-sama untuk merundung Gracia rasanya benar-benar sia-sia. Shani seolah mengkhianati apa yang telah mereka lakukan bersama-sama. Mecintai orang yang mereka sangat benci.

KromulenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang