Sedari tadi, Dheo masih membaca berulang kali pesan tersebut. Pesan yang ia terima dari Shani membuatnya menjadi kepikiran. Kepikiran dalam arti kata, Dheo ingin tahu gadis tadi yang mengirimkannya dengan pesan berisikan ancaman itu maksudnya apa?
Dalam benak Dheo, apa haknya dia melarang untuk mendekati Gracia? Semua orang punya hak untuk mendekati Gracia termasuk dirinya. Namun, kalau ternyata gadis itu yang adalah Shani memang memiliki hubungan tidak biasa, tentu Dheo akan merasa aneh. Aneh karena, kok sesama perempuan pacaran? Begitu sih ya?
"Yo, kenapa sih dari tadi diem mulu? Lagi ambeyen lo!" Celetuk salah satu teman Dheo yang tengah duduk melingkar bersama teman satu kelas lainnya dimeja kantin.
"Tahu nih! Ini bocah kadang aneh juga ya? Lo kurang kasih sayang atau belaian!" Celetuk teman yang lainnya. Membuat tawa dalam setiap mulut teman-teman Dheo pun pecah.
Dheo berdecak kesal. Untuk saat ini, bukan saat yang tepat untuk becanda, "Aakkhh! Lo pada emang kampret! Udah tahu gue lagi pusing. Bantuin kek!" Dheo meminum es cappucino miliknya, sebagai pemadam rasa kesalnya.
"Oke... Oke! Lo pusing kenapa dah?" Dheo menyerahkan secarik kertas yang ia terima tadi. "Nih? Masa iya, ada yang ngancem gue kalo gue deketin kak Gracia bakal dapet akibatnya. Kan aneh tuh!"
Beberapa teman-teman Dheo pun membaca isi pesan tersebut. Cukup terkejut untuk sebuah pesan singkat yang Dheo terima berupa ancaman tersebut.
"Gila sih! Ini pesan gak bisa dibiarin."
"Siapa yang berani kayak gini ke lo, Yo? Biar kita cariin tuh orang!"
"Dia anak sekolah sini bukan? Gaslah! Jangan di diemin."
Dheo tahu, teman-temannya ingin membantunya. Tetapi, Dheo tentu harus menunggu saat yang tepat untuk bertindak bersama teman-temannya itu.
"Udah guys... Udah! Gue ngerti lo pada pengen bantuin gue buat cari ini orang. Tapi, biar gue dulu yang cari tahu siapa orang yang udah ngancem gue kayak gini. Entar sisanya, ya kita bareng-bareng buat ngadepin ini orang."
Keputusan Dheo saat ini. Yang pertama memang akan mencari gadis itu. Gadis yang sengaja memberikan pesan tersebut dengan ancaman terhadap dirinya. Dheo tidak ingin terlebih dahulu memberi tahukan lebih spesifik seperti apa orangnya. Biar ia terlebih dahulu.
Pandangan Dheo tidak sengaja mendapati Shani yang menatapnya dengan tatapan dingin nan tajam dari jarak yang sedikit kejauhan. Dheo merasa terkejut, terlebih mengapa ia menatapnya dengan tatapan seperti itu? Tetapi, Dheo jadi ingat. Shani-lah atau gadis yang ia maksud itu yang memberikan pesan tersebut.
Shani yang menatap Dheo sembari menyilangkan kedua tangannya dengan angkuhnya, meninggalkan kantin kemudian. Tidak lama, dayang-dayang Shani mengekor dari belakang. Siapa lagi kalau bukan Anin dan Sisca.
"Lo kenapa Shan? Kayak lagi ngincer seseorang?" Shani menoleh sekilas ke arah Sisca yang bertanya. "Emang."
"Kamu ngincer adik kelas, Shan? Berondong dong?" Pertanyaan polos dari Anin membuat Shani tersenyum penuh arti.
"Iya. Dia emang adik kelas yang aku incer. Aku ingin memberikan sesuatu untuknya." Senyun smirk Shani terpancarkan kembali. Membuat Anin dan Sisca hanya bergestur tidak mengerti maksud ucapan Shani.
Tidak biasanya, Shani dan kedua gadis rempong itu untuk kali ini bertindak semena-mena terhadap Gracia. Gracia seperti dibiarkan hidup tenang disekolah. Tentu, semua ini karena Shani yang sedang memperhatikan gerak-gerik Dheo yang sudah berani mendekati kekasihnya itu.
Shani tidak akan membiarkan Dheo untuk mendekatinya. Mendekati dengan cara apapun akan membuat Shani semakin ingin memberikan pelajaran untuknya. Shani sudah menyiapkan segala apa saja yang akan ia lakukan, jika Dheo berani kembali untuk bertindak lebih mendekati Gracia, kekasihnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/284665889-288-k56466.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kromulen
Fanfiction"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku bakalan bunuh kamu!" "HAAHHH!!!" Well, Gracia sangat terkejut karena Shani menginginkan dirinya untuk menjadi pacarnya. Terlebih, cara Shani menyat...