"Kak Gre??!!"
Gracia yang mendengar seseorang memanggilnya, lantas menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya. Untuk mengetahui, siapa yang memanggilnya dipagi yang masih cukup sepi di sekolah.
"Iya? Kenapa?"
Bukannya menjawab apa yang Gracia tanyakan. Tampak, seseorang yang memanggilnya itu, menggunakan hoodie yang menutupi wajah dan kepalanya. Namun, dibalik penutup hoodie yang menutupi wajah dan kepalanya, terlihat dari tatapan Gracia, seseorang tersebut tersenyum menyeringai sembari memegang sebuah bola basket ditangannya.
BUGGHH!
ADUUUUHHHH!!!
Lemparan bola basket yang begitu kencang, tepat mengenai wajah Gracia. Saking kencangnya lemparan bola tersebut, membuat Gracia terjatuh seketika sampai telentang dan kepalanya membentur lantai sekolah.
Suasana sekolah belum terlalu ramai, karena kebetulan sekali masih terlalu pagi untuk jam menuju sekolah. Gracia yang terlalu rajin itu, justru malah mendapat peristiwa yang cukup na'as baginya.
Sontak, beberapa siswa-siswi yang kebetulan mulai memasuki koridor sekolah pun, menghampiri Gracia yang terjatuh dengan kondisi setengah sadar. Serta, hidungnya yang berdarah mengalir cukup deras.
"Heeeiiii!!!! Ka--kamu baik-baik aja?"
"Segera bawa ke UKS!!!!"
"Siapa yang udah berbuat sekejam ini sama dia?!"
Dan beberapa pertanyaan serta rasa panik yang cukup menghebohkan siswa-siswi disekolah. Sialnya lagi, pelaku pelemparan bola kepada Gracia tidak diketahui oleh siapapun, karena begitu Gracia telah terjatuh akibat lemparan bola tersebut, pelaku tersebut langsung melarikan diri begitu situasi mulai sedikit ramai karena berusaha menolong Gracia.
Gracia yang mulai tidak sadarkan diri itu, segera dibawa ke UKS dengan bantuan beberapa siswa yang mengangkat tubuhnya.
Dari arah berlawanan, Anin yang sedang berjalan menuju kelasnya, tampak berpapasan dengan beberapa siswa yang tengah mengangkat tubuh seseorang. Anin sedikit mengerutkan keningnya begitu siswa-siswa yang sedang mengangkat tubuh seseorang itu semakin mendekat ke arahnya.
"Loh?! I--itu kan---"
Anin menutup mulutnya dengan perasaan sangat terkejut. Kala seseorang yang tengah dibopong tersebut, melintas dihadapannya. Ia tidak percaya, bahwa seseorang yang kondisinya sangat mengkhawatirkan itu adalah, Gracia.
"Graciaaaa!?!"
Anin langsung ikut andil dalam rombongan siswa-siswa yang tengah mengangkat tubuh Gracia itu dengan raut wajah penuh rasa khawatir.
"Gracia kenapa?!" Tanya Anin kepada salah satu siswa yang mengangkat tubuh Gracia.
"Gak tahu aku juga. Pas tadi baru nyampe sekolah dan mau ke kelas, tiba-tiba nemuin kondisi Gracia udah kayak gini."
"Astagaaaa!!! Kok bisa?!" Anin yang mendengar jawaban dari siswa tersebut, benar-benar merasa sangat tidak percaya dengan apa yang ia lihat.
"Selain itu juga, kita nemu bola basket yang tergeletak dideket Gracia. Kayaknya, Gracia terkena lemparan bola basket itu dengan kenceng banget. Sampe-sampe, Gracia terjatuh dan gak sadarkan diri."
"Astagaaa!!!"
Selagi Anin dan beberapa siswa itu membawa Gracia ke UKS, Anin meraih ponselnya dari dalam tas yang ia kenakan. Anin bermaksud segera mengabari Shani yang kebetulan belum sampai disekolah.
"Duuuhhh!!!! Angkat napa sih Shan?!" Ketus Anin begitu beberapa kali ia berusaha menghubungi Shani, namun tidak ada jawaban sama sekali dari Shani.
"Udahlah!! Ntar aja aku kabari dia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kromulen
Fanfiction"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku bakalan bunuh kamu!" "HAAHHH!!!" Well, Gracia sangat terkejut karena Shani menginginkan dirinya untuk menjadi pacarnya. Terlebih, cara Shani menyat...