Laki-laki brengsek bernama Dheo merenggangkan tubuhnya. Ia tersenyum senang begitu dirinya terbangun dari tidurnya mendapatkan pemandangan gadis cantik yang masih tertidur dengan tubuhnya yang tertutup selimut. Serta, rambutnya yang telihat berantakan, akibat ulah laki-laki brengsek tersebut.
Jari tangan Dheo membelai wajah cantik Gracia yang masih tertidur. Ia tersenyum puas, setelah hampir semalaman menuntaskan hasrat yang bergejolak didalam dirinya. Menikmati keindahan tubuh Gracia yang seolah menjadi candu. Ia tersenyum puas karena hasratnya benar-benar tertuntaskan sepenuhnya, tanpa ada gangguan siapapun.
"Cantik banget. Puas banget gue nikmatin tubuh lo, kak." Ucapnya sembari membelai wajah Gracia yang masih tertidur itu.
Dheo membayangkan bagaimana pergelutan semalam antara dirinya dan gadis tersebut. Apalagi, ditambah raut wajah sedih Gracia yang memohon agar menghentikan perbuatan bejatnya tersebut.
Pliiissss!!! Hentikan, Dheo!!!
Ja---jangan lakuin itu sama akuuu!!!
Hiks! Hiks!
Dheoooo....pliiiiisssss!!!
Aaahhh! Aaahhh!
Namun, Dheo tidak mempedulikan Gracia yang memohon dengan tangisan pilunya itu. Ia tetap saja melancarkan aksi bejatnya. Sungguh, sosok yang begitu malang bagi Gracia. Dan, sosok brengsek Dheo yang begitu jahatnya, hanya demi kepuasan semata.
Menyadari ada yang mengusik wajah cantiknya, membuat kedua bola mata Gracia terbuka secara perlahan. Ia menoleh ke arah seorang laki-laki tengah tersenyum sok manis dihadapannya. Sontak, Gracia terperanjat dan langsung menjauhkan dirinya dari lelaki bejat itu.
"Pagi sayangku? Gimana semalam? Sangat menyenangkan bukan. Kita sama-sama puas tentunya."
Gracia yang mendengar kalimat menjijikan dari lelaki itu, lantas kembali meneteskan air matanya. Harga dirinya benar-benar seperti sudah direnggut olehnya. Lelaki bejat itu sungguh kurang ajar.
"Hiks! Hiks! Ke---keterlaluan kamu!!! Aku bersumpah gak akan pernah maafin kamu lagi!!!" Ucap Gracia begitu geram.
Dheo meraih pipi Gracia. Mencengkramnya dengan sedikit kasar. Ia tatap gadis itu dengan senyuman jahatnya.
"Udah berani sekarang, ya?! HAAAAHHH!!! LIHAT SEKARANG, KAK. LIHAAAATTTT!!! GAK ADA YANG BAKALAN NOLONGIN KAKAK!! MAU MINTA TOLONG SAMA SI SHANI ITU?! AYOOOOO.....BERTERIAKLAH SEKERAS MUNGKIN!! DIA GAK BAKALAN KESINI. DIA SUDAH MATI!!! HAHAHAHAHA!!"
Plak!
Dheo menampar keras pipi Gracia hingga menyebabkan bercak merah. Tamparan keras dari lelaki bejat itu sukses menghadirkan tetesan air mata Gracia. Gracia merasa sangat sedih sekaligus hancur. Seolah, dirinya sudah tidak punya apa-apa lagi. Ia jadi teringat akan sosok Shani yang dulu pernah menyelamatkannya dari kejadian serupa. Terbayang akan sosok Shani yang menyelamatkannya bagaikan super hero seperti yang pernah ia lihat di film-film. Saat itu, Shani terlihat sangat keren. Shani memang the real super hero dihatinya.
Namun, semua itu hanyalah kenangan masa lalu yang tidak akan pernah terulang lagi. Saat ini, Shani sangat membencinya. Dalam benaknya, Shani tidak mungkin akan melakukan hal serupa. Kesalahannya lah akibat dari semua ini.
Shan? Maafin aku.
Aku harap kamu datang lagi dan nyelamatin aku kayak dulu.
Tapi, itu gak bakalan terjadi lagi.
Mungkin, inilah akhirnya.
Shan, i love you.
Gracia tersenyum lirih menatap Dheo. Senyuman yang sangat sulit diartikan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kromulen
Fanfiction"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku bakalan bunuh kamu!" "HAAHHH!!!" Well, Gracia sangat terkejut karena Shani menginginkan dirinya untuk menjadi pacarnya. Terlebih, cara Shani menyat...