Dor!
Dor!
Dor!
Beberapa suara letusan tembakan antara Shani dan para pria berbaju hitam itu silih bergantian. Shani dan keempat gadis itu berlindung dibalik mobil yang mereka tumpangi, hingga menyebabkan keseluruhan kaca dan roda mobil sedan sebagai tameng mereka pecah semua.
Situasi saat ini, jelas membuat Shani terdesak. Terlebih, hanya dirinya saja yang membawa senjata seorang diri.
"LO GAK BISA NGELAWAN KITA SEMUAAA!!! NYERAH AJA UDAAHHH!!" Teriak Dheo sembari mendekap erat Gracia yang masih terikat tali dan mulutnya tertutup lakban.
"HMMMPPPHHH!!" Gracia berusaha berteriak sekeras mungkin kepada Shani walaupun mulutnya tertahan lakban yang menempel sedari tadi.
Lain halnya dengan Gracia, Chika pun sama-sama dipegang erat oleh salah satu penjahat tersebut. Tubuhnya yang masih terasa lemah belum cukup untuk melepaskan diri dari sergapan penjahat itu.
"Kak?! Aku bakalan ngalihin perhatian mereka. Setelah perhatian mereka tertuju sama aku, kakak serang mereka!" Kata Azizi.
Dor!
Dor!
Dor!
"Tapi, Zee!! Mereka semua punya senjata. Itu terlalu berbahaya!!" Raut wajah Shani menunjukan rasa kekhawatiran yang tinggi. Menurutnya, Azizi terlalu nekad dan itu sangat beresiko terhadap nyawanya.
"Trust me! Aku akan baik-baik aja!" Azizi meyakinkan kepada Shani, bahwa ia akan baik-baik saja. Shani pun menganggukkan kepalanya.
Azizi mengeluarkan dua bom asap yang ia bawa sedari tadi. Lalu, dilemparlah bom asap tersebut ke arah para penjahat itu.
Duar!
Duar!
Bom asap meleburkan asapnya yang begitu pekat. Sontak, pandangan para penjahat itu menjadi sulit untuk menembak Shani dan yang lainnya.
"SEKARAAANNGG!!" Teriak Azizi sembari melompati mobil yang menjadi tamengnya untuk berlindung. Disusul Shani kemudian.
Yang pertama Azizi lakukan adalah, ia menyerang pria yang mendekap tubuh lemah Chika yang terlihat lengah karena bom asap yang masih mengeluarkan asapnya.
"AZIZIIIII!!!" Teriak Chika sekuat mungkin setelah Azizi berada dihadapannya.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
Beberapa pukulan yang Azizi layangkan sukses melumpuhkan penjahat tersebut. Lalu, Azizi segera melepaskan tali yang mengikat kedua tangan Chika dari belakang. Begitu terlepas, Chika langsung memeluk erat Azizi yang telah menyelamatkannya.
"Zee!!!!"
"Ayo, kak. Kita belum selamat. Masih harus nyelamatin kak Gracia."
Chika melepaskan pelukannya dari Azizi. Setelahnya, Chika menganggukan kepalanya sembari beranjak dari posisi terduduk lemah.
Dor!
Dor!
Dor!
Ugh!!
Aarrrgghhh!!
Beberapa tembakan yang Shani lepaskan sukses melumpuhkan beberapa penjahat tersebut. Namun, Shani lengah ketika dirinya tidak menyadari bahwa dari arah samping belakang dirinya, salah satu penjahat itu mengarahkan pistol kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kromulen
Fanfiction"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku bakalan bunuh kamu!" "HAAHHH!!!" Well, Gracia sangat terkejut karena Shani menginginkan dirinya untuk menjadi pacarnya. Terlebih, cara Shani menyat...