Jadi?

5.7K 528 27
                                    

"Maafin aku, Gre. Aku sayang kamu." Kalimat itu, kalimat yang selalu terlontarkan dari bibir Shani. Kala setiap kali, Shani yang merasa menyesal karena sandiwaranya terlalu berlebihan kepada Gracia.

Gracia paham, rasa sayang Shani kepada dirinya memang tidak perlu diragukan lagi. Ketulusannya bukan sandiwara belaka yang biasa ia lakukan, ketika bertindak kasar kepadanya. Yang hanya kebohongan belaka didepan orang-orang yang melihatnya, menggambarkan sosok dirinya sebagai ratu kelas.

Sangat berbanding terbalik dengan sikapnya saat ini. Diluar kelas yang justru, begitu perhatian. Contohnya, seperti saat ini, mengobati luka memar akibat tamparan kerasnya.

"Aku tahu. Rasa sayang kamu sama aku, bener-bener kerasa banget yang aku rasain. Aku ngerasain ketulusan kamu dibalik semua sandiwara kamu yang selalu bully aku dan juga bertindak kasar yang hampir nyelakain aku. Tapi, kayaknya emang kita sih, sama-sama terlalu menjiwai drama konyol ini. Ya enggak, Shan?"

Gracia tertawa renyah dengan perkataannya. Shani yang mendengar perkataan kekasihnya itu, hanya tersenyum sungging. Hatinya sebenarnya terlalu menyakitkan untuk melakukan semua kebohongan ini. Kebohongan akan dibalik drama konyol yang mereka buat seperti yang Gracia katakan.

Drama konyol. Drama yang memang keduanya telah sepakat untuk mereka buat. Awal mulanya, Shani-lah yang menginginkan semua ini. Gracia yang semula enggan untuk hanyut dalam drama yang tidak berfaedah ini, mau gak mau, harus menuruti keinginan Shani.

Aneh bukan? Sebuah drama yang diciptakan dan diperankan oleh keduanya. Dimana, Shani yang berperan sebagai tokoh antagonis, sedangkan Gracia, justru memerankan peran sebagai tokoh yang menjadi bahan tindasan Shani dan kedua sahabatnya.

Terlebih, drama yang diperankan Shani sangat menjiwai. Membenci sosok kekasihnya sendiri, dengan setiap untaian kalimat-kalimat dan makian yang menyakitkan hati seorang Shania Gracia. Serta, tindakan kekerasan fisik yang ia terima, yang kadang pula menyebabkan luka kecil disekujur tubuh Gracia.

***

"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku akan bunuh kamu!"

"HAAHHH!!!"

Kesan Gracia mendengar kalimat tentang pernyataan perasaannya kepada dirinya, adalah terkejut. Bahkan, sangat terkejut bukan main layaknya mendengar suara petir yang sangat kencang.

Bagaimana bisa, seorang Shani Indira Natio, yang dijuluki ratu kelas, memiliki rasa lebih kepada Gracia. Orang yang sangat ia benci.

Benci. Mungkin itu gambaran yang selalu Shani perlihatkan dihadapan Gracia. Shani yang membenci Gracia dengan perlakuan-perlakuan kasarnya, baik secara lisan maupun kekerasan fisik. Bahkan, ia memperlihatkannya secara terang-terangan dihadapan semua orang.

Tetapi, kembali ke pertanyaan awal. Bagaimana bisa, Shani akhirnya justru memiliki perasaan lebih kepada Gracia? Yang menginginkannya untuk menjadi sepasang kekasih.

Lantas, apakah rasa bencinya sudah hilang?

"Ma-maksud kamu, jadian? Jadian apa?" Gracia terbelalak dihadapan Shani yang menatapnya dengan datar nan dingin. Shani memang dikenal sebagai cewek bersifat dingin, tapi juga kejam.

Shani berdecak mendengar pertanyaan yang sekiranya sangat bodoh dari mulut Gracia, "Kamu tuh, kok bego banget ya!? Ya jadian. Kalau gak ngerti, maksudnya pacaran. Puas!"

Tentu, sebenarnya Gracia paham maksud kalimat 'jadian' yang dilontarkan Shani. Masalahnya adalah, yang tidak ia mengerti itu, maksud Shani menginginkan dirinya untuk menjalin hubungan lebih atau pacaran maksudnya. Apakah memang benar tulus dalam hatinya ia mengungkapkan perasaannya? Atau, hanya sebuah kebohongan belaka?

KromulenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang