Akibatnya Sih

3.6K 400 36
                                        

Pancaran sinar mentari pagi tampak masuk menembus celah-celah gorden kamar. Membuat kedua bola mata Gracia perlahan terbangun dari tidur pulasnya semalaman. Walaupun tubuhnya masih terasa berat, perlahan ia beranjak dari tempat tidurnya saat ini.

Ia baru tersadar kembali, kalau saat ini dirinya tengah berada dirumah Shani. Setelah peristiwa penculikan yang dilakukan Dheo terhadapnya, lalu kedatangan Shani yang menyelamatkan dirinya dengan membawanya ke rumah Shani.

Namun, dimanakah Shani? Setidaknya, pagi itu tersirat sebuah pertanyaan dari benaknya. Menyadari bahwa tidak ada keberadaan Shani didalam kamarnya. Padahal, waktu masih menunjukkan jam pagi.

"Shan? Shani?" Panggilnya, berharap kalau keberadaan Shani ada didalam kamar mandi kamarnya itu. Namun, hasilnya nihil. Tidak ada jawaban yang membuktikan keberadaan Shani.

"Dia kemana sih?! Masih pagi udah ngilang! Padahal, ini kan hari libur." Dengan sesegera mungkin, Gracia melangkahkan kakinya untuk keluar dari dalam kamar Shani.

Tetapi, baru beberapa saat ia melangkah, seorang wanita paruh baya dengan tiba-tiba membuka pintu kamar Shani dan masuk begitu saja. Dari penampilan wanita tersebut, begitu rapi sekali layaknya khas seorang pelayan hotel bintang lima.

Raut wajah wanita paruh baya itu begitu ramah ketika berada diambang pintu kamar Shani. Tentu saja, dalam benak Gracia siapa wanita itu.

"Selamat pagi, Nona Gracia? Sarapan pagi sudah kami sajikan untuk Nona. Diharapkan Nona untuk segera sarapan. Terima kasih." Ucapnya disertai setengah membungkuk sesaat lalu beranjak pergi kembali.

"Oh. Baik, terima kasih." Kemudian, Gracia segera melanjutkan langkahnya dengan niat mencari keberadaan Shani.

Gracia dibuat sedikit terkejut, kala dirinya sudah berada diluar kamarnya, mendapati dua pria dengan tubuh kekar serta berpenampilan sangat rapi. Balutan jas hitam dengan dasi kupu-kupu tepat dikerah kedua laki-laki tersebut, serta celana kain dan sepatu warna hitam yang digunakannya.

Melihat dua laki-laki itu, tentu membuat Gracia sadar bahwa pasti keduanya adalah pengawal pribadi yang bertugas menjaga area dalam rumah Shani.

Segitunya sekali dia ngejagain aku. Sampai ada pengawal lagi.

Sebenarnya, Gracia tidak mempermasalahkan pengawal pribadinya itu. Justru, dirinya merasa sangat aman dengan penjagaannya saat ini. Shani akan seperti ini menjaga dirinya setelah peristiwa penculikan itu.

Namun, ia masih bertanya-tanya tentang keberadaan Shani yang masih juga tidak muncul dihadapannya.

Dia kemana sih?!

Nyebelin ih! Pagi-pagi udah ngilang gak tahu kemana.

"Silahkan Nona?" Ucap wanita paruh baya tersebut begitu Gracia sudah berada diruang makan rumah Shani. Wanita tersebut mempersilahkan Gracia untuk duduk disalah satu kursi ruang makan yang disiapkan olehnya.

Gracia benar-benar diperlakukan layaknya seorang ratu dirumah Shani. Padahal, si empu rumahnya gak tahu kemana. Padahal, Gracia ingin sekali dengan segera melihat senyum Shani.

"Te-terima kasih." Gracia duduk disalah satu kursi. Ia mulai menikmati sarapan paginya yang sudah disiapkan oleh pelayan rumah Shani.

Ditengah dirinya yang sedang menikmati sarapan pagi, dua orang laki-laki bertubuh kekar tadi mendekati Gracia. Lalu, keduanya berdiri tepat dibelakang Gracia. Awalnya biasa saja, tetapi seiring berjalannya waktu, Gracia merasa sedikit risih. Bukan tanpa apa-apa, ia merasa tidak nyaman dan bebas, itu saja.

Sarapan telah selesai. Gracia sedikit bingung, gak tahu harus ngapain. Apalagi, Shani dan Shani yang ia tunggu-tunggu masih saja belum muncul dihadapannya.

KromulenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang