Sedari tadi, Gracia hanya diam tanpa sepatah katapun. Pikirannya benar-benar memikirkan kejadian yang menimpanya pada malam itu. Malam dimana ia mendapati sebuah amplop cokelat yang tergeletak diteras rumahnya. Karena rasa penasaran yang tinggi, tentu Gracia membuka isi amplop tersebut.
***
"Amplop?" Gracia yang terheran ketika sebuah amplop warna cokelat tergeletak diteras rumahnya.
Karena penasaran, Gracia meraih amplop tersebut dan membawanya ke dalam kamar tidurnya. Begitu didalam kamar, ia membuka isi amplop tersebut.
Deg!
Raut wajah Gracia seketika berubah. Ia mengerutkan keningnya dalam-dalam. Serta, kedua bola matanya yang sedikit terbelalak, kala dirinya mengetahui isi amplop tersebut.
"A--apa ini??!!"
Isi amplop yang ia buka ternyata adalah, sebuah photo dirinya dan Shani yang dicoret dengan tanda silang 'X' berwarna merah. Selain itu, ada secarik kertas yang terlipat didalam amplop tersebut.
Gracia membuka lipatan kertas itu. Lagi dan lagi, ia dibuat terkejut kala kertas itu kini terpampang dengan jelas didalamnya, ada sebuah pesan untuknya.
Segera menjauh dari Shani. Dia bukan cewek yang baik buat kamu. Kalau kamu masih sama dia, kamu akan dalam bahaya. Aku bisa saja menyingkirkan Shani dari kamu, wahai Shania Gracia.
"Maksudnya apa? Siapa yang ngelakuin ini semua!" Gumamnya pelan. Ketakutan serta rasa tidak tenang mulai merasuki dirinya.
Drrtt!
Drrtt!
Ponsel Gracia berbunyi. Gracia meraih ponselnya untuk menjawab panggilan masuk kepadanya. Namun, sebelum menjawab panggilan tersebut, dari layar ponselnya, menampilkan nomor yang sama sekali tidak ia ketahui siapa yang menelponnya.
"Halo?"
"Aku ada dimana-mana. Aku cuma ingin menjauhkan kamu dari Shani. Shani bukanlah orang yang baik buat kamu. Kalau kamu masih terus sama dia, kamu dalam bahaya."
"A--APAAA??!! APA MAKSUD KA--"
Tuuuttt!
Tuuuttt!
Panggilan telpon antara dirinya dengan seseorang yang tidak ia ketahui berakhir begitu saja. Gracia mencoba menghubunginya kembali. Namun, nomor tersebut langsung tidak aktif.
Malam yang benar-benar membuat Gracia menjadi tidak tenang. Karena, seseorang yang tidak ia ketahui sama sekali itu, benar-benar telah mengancamnya.
Apa aku harus bilang sama Shani, ya?
***
"Gre? Greee?!"
Saking melamunnya, Gracia tidak menyadari bahwa seseorang telah memanggilnya dari sampingnya. Siapa lagi kalau bukan, Shani Indira Natio, si kekasihnya itu.
"SIAPAAA KAMU?!" Gracia terperanjat begitu mendengar namanya dipanggil-panggil. Shani yang melihat keanehan Gracia, lantas mengerutkan keningnya.
"Ka--kamu kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kromulen
Fanfiction"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku bakalan bunuh kamu!" "HAAHHH!!!" Well, Gracia sangat terkejut karena Shani menginginkan dirinya untuk menjadi pacarnya. Terlebih, cara Shani menyat...