J S S L N

1.8K 217 5
                                    

Kedua bola mata Gracia terbuka secara perlaha. Kesadarannya mulai benar-benar pulih, setelah kurang lebih 2 jam ia tidak sadarkan diri. Gracia pun berusaha beranjak dari posisi tidurnya untuk beralih ke posisi duduk.

"Aduh!" Tangan Gracia memegang kepalanya yang masih terasa pusing. Lalu, pandangannya beralih ke sebelah dirinya yang mendapati sosok gadis lucu tengah tertidur dengan pulasnya.

"Gemes banget sih nih anak." Gumam Gracia pelan sembari menahan senyumannya. Memperhatikan siapa lagi kalau bukan Shani yang tertidur disamping dirinya.

Tangan Gracia terulur, berusaha merapihkan beberapa anak rambut yang menutupi sebagian wajah Shani. Lalu, jari jemari tangannya dengan lembut merapikan rambut Shani yang terlihat sedikit berantakan itu.

Kok bisa ya? Aku sesayang ini sama ini orang.

Padahal, dulu dia bener-bener selalu nyiksa aku.

Juga, dia tuh dulu benci banget sama aku.

Tapi sekarang, dia bener-bener tulus banget sayang sama aku.

Aku ingin kamu selalu sama kamu, Shan.

I love you.

Tak kala, usapan lembut tangan Gracia membuat Shani perlahan terbangun dari tidurnya. Dengan matanya yang masi sayu, Shani berusaha untuk segera bangun dari tidurnya.

"Loh, Gre? Kamu udah bangun?" Wajah sumringah Shani begitu terpancarkan, kala mendapati seorang Shania Gracia kini tengah tersenyum manis kepadanya.

"Iya dong. Kan ada malaikat tak bersayap lagi disini jagain aku."

Ucapan Gracia, membuat wajah Shani sedikit memerah. Shani yang selalu terlihat kalem, dingin dan bahkan kejam sekalipun, begitu mendengar penuturan Gracia, bisa membuatnya salah tingkah.

"Gemes banget sih pacar aku. Boleh bawa pulang gak?" Ucap Shani dengan gemasnya.

"Boleh lah. Apa sih yang enggak buat kamu." Balas Gracia tak kalah menggemaskan dari Shani.

Bisa-bisanya, kondisi Gracia yang masih kurang baik itu, malah ngegombal sama Shani. Tetapi, itu artinya menunjukkan bahwa dirinya sudah perlahan baik-baik saja.

"Gimana sekarang kondisi kamu?" Kini, Shani menatap serius wajah kekasihnya yang lumayan memar.

"Udah mendingan sih. Cuma, kepala aku aja yang masih agak pusing."

"Mau makan sesuatu? Aku beli dulu ke kantin ya?" Shani beranjak dari posisi duduknya. Gracia meng-iyakan tawaran Shani.

"Boleh sih kalau kamu gak keberatan."

"Kok keberatan sih?! Ya enggaklah. Udah, aku ke kantin dulu ya?" Shani pun akhirnya meninggalkan ruangan UKS. Kini, hanya Gracia seorang yang berada didalam ruang UKS.

Begitu hening suasana didalam ruang UKS. Apalagi, masih dijam pelajaran yang berlangsung. Dengan kondisi Gracia yang sedang tidak baik-baik saja itu, tentu sangat tidak memungkinkan untuk mengikuti jam pelajaran. Terlebih, Shani pun sebelumnya lebih memilih untuk tidak masuk kelas, dan menemani Gracia saja.

Krek!

Pintu UKS terbuka. Gracia pikir, itu Shani yang sudah kembali dari kantin. Tetapi, dalam benaknya, kenapa bisa secepat itu ia kembali dari kantin? Padahal, baru beberapa menit ia keluar dari ruangan UKS.

"Shan? Kok cepet banget sih ke kantinnya?"

Hening, tidak ada jawaban dari pertanyaan Gracia. Ada perasaan aneh begitu pertanyaan darinya tidak dijawab sama sekali.

KromulenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang