Bruk!
"Aduuhh!!"
Rintihan yang keluar dari mulut Gracia menandakan kesakitannya. Kesakitan akan perbuatan tidak semena-mena yang kembali dilakukan oleh Shani.
Pagi itu, Gracia yang sedang berjalan menuju kelasnya, tiba-tiba kaki sebelahnya tersangkut kaki Shani yang sengaja ia lakukan. Begitu Gracia terjatuh, Shani tersenyum smirk dan dengan tidak sopannya, melangkahi tubuh Gracia yang masih terbaring dilantai depan kelasnya.
"Sorry, Gre. Sengaja." Ucapnya begitu saja tanpa ada rasa bersalah sama sekali.
Gracia hanya menatap Shani dengan penuh rasa sabar. Tidak apa baginya, ini sudah menjadi sarapan rutinnya setiap pagi begitu ia tiba disekolah. Hanya kesabaran yang bisa Gracia lakukan, karena ia memang tidak memiliki rasa keberanian sama sekali untuk melawan sikap jahat Shani terhadapnya.
Tubuh Gracia kembali bangkit. Kedua tangannya membersihkan seragam sekolah yang dikenakan olehnya sedikit kotor karena jatuh barusan. Lalu, kembali berjalan menuju tempat duduk dikelasnya.
Lagi dan lagi, Gracia harus menghela nafasnya panjang-panjang. Begitu mendapati ada beberapa kertas yang bertuliskan ejekan untuknya. Tulisan ejekan yang sangat tidak pantas untuk dituangkan dalam sebuah tulisan yang tentunya akan sangat menyakiti hati setiap orang yang membacanya. Terlebih, tulisan ejekan tersebut ditujukan untuk seseorang. Dan, begitulah nasib Gracia saat ini.
Hatinya memang terasa sakit kala membaca tulisan ejekan tersebut yang ia terima siapa lagi kalau bukan dari gadis yang tengah duduk dikursi sebelahnya sembari tertawa puas karena perbuatan jahatnya berhasil merespon hati Gracia, dialah Shani.
Gracia mengambil kertas-kertas tersebut yang berceceran ditempat duduknya. Dilipatkanlah kertas tersebut lalu ia masukkan ke dalam tasnya. Melihat apa yang dilakukan oleh Gracia, rasanya tidak cukup puas bagi Shani yang ingin lagi untuk membuatnya semakin menderita. Shani beranjak dari tempat duduknya, lalu mendekat ke arah Gracia.
Bruk!
Gubrak!
Sebuah dorongan keras yang dilakukan Shani membuat Gracia terpental dan tubuhnya jatuh mengenai deretan meja dan kursi kelas, serta kepalanya yang terbentur lantai. Perlakuan kasar Shani terhadap gadis malang yang berada dihadapannya, menjadi bahan tontonan siswa-siswi lainnya.
Shani menarik kasar tangan Gracia agar dirinya berdiri sejajar dengannya. Tatapan kebencian Shani kepada Gracia begitu membara, bagaikan seekor harimau buas yang haus akan mangsanya. Kali ini, mangsanya adalah Gracia.
"GAK USAH SOK KALEM GITU DEH, LO! DASAR... ANAK HARAM!"
Plak!
Tamparan keras itu kembali mendarat dengan sempurna dipipi Gracia. Belum usai sebagian tubuh dan kepalanya merasa sakit karena terjatuh, ditambah lagi dengan pipinya yang menerima tamparan keras Shani. Raga dan hati Gracia benar-benar merasakan sakit yang luar biasa. Perlakuan baik secara fisik dan mental yang Shani perbuat terhadapnya, tidak pernah ada habisnya.
Ingin rasanya, Gracia menangis sejadi-jadinya. Hatinya sudah tidak kuat lagi menahan gempuran kesakitan yang dilakukan oleh Shani. Namun, sekuat itulah pula Gracia menahannya. Bagai karang yang dihempas ombak secara bertubi-tubi. Hati Gracia menahan sakitnya semua perlakuan Shani yang sudah ia terima hampir 3 tahun berjalan lamanya sampai detik ini selama bersama Shani disekolah.
Kedua tangan Gracia saling menaut satu sama lain. Jemarinya bermain-main sebagai penahan rasa sakit hati dan dirinya. Kepala yang ia tundukkan, tidak berani ataupun tidak ingin sama sekali menatap Shani saat kembali diperlakukan secara kasar.
![](https://img.wattpad.com/cover/284665889-288-k56466.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kromulen
Фанфик"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku bakalan bunuh kamu!" "HAAHHH!!!" Well, Gracia sangat terkejut karena Shani menginginkan dirinya untuk menjadi pacarnya. Terlebih, cara Shani menyat...