Terus Terang

1.9K 239 25
                                    

Shani berjalan mengikuti kemana kakinya melangkah. Menelusuri koridor sekolah dengan langkahnya yang sedikit cepat. Tidak lupa juga tentunya, dengan ekspresi wajahnya yang dingin nan anggun tapinya. Kesan cantik Shani benar-benar menjadi magnet bagi sebagian laki-laki di sekolah yang melihatnya.

Tak kala, sosok anggun darinya membuatnya beberapa kali anak laki-laki yang terkagum-kagum akan kecantikannya, memanggil-manggil namanya.

"Kak Shani, cantik banget siiihhh!!!"

"Shani, jalan yuk?"

"Shaniiiii!!!!"

"Kak Shani?!! Minta nomor kontaknya dong?!"

"Shaniiiiii!!! I love youuuu!!!"

Yang terakhir itu terdengar begitu menggelikan bagi seorang Shani Indira. Dia tidak mempedulikan teriakan-teriakan namanya. Yang dia pedulikan saat ini hanyalah, menghampiri seseorang yang sudah menjadi incarannya. Bermaksud untuk memberikan sesuatu terhadapnya.

Langkah Shani terhenti didepan sebuah ruang kelas yang bertuliskan "XI 4 - IPA". Shani memastikan kembali seperti informasi yang ia dapat sebelumnya, bahwa memang ini adalah kelas seseorang yang ia cari.

"Dia anak kelas 11 4 IPA. Itu dari informasi yang gue dapet, Shan."

"Oke kalo gitu. Gue bakalan datengin kelasnya sendirian."

Dari ambang pintu kelas, pandangan Shani mencari-cari keberadaan seseorang tersebut. Namun, sepertinya nihil. Yang ia dapat hanyalah, beberapa tatapan seolah ingin bertanya kepada dirinya, ada apa? Dan mencari siapa?

"Kakak cari siapa?"

Tidak berselang lama setelah ia beberapa saat berdiri di ambang pintu kelas, seseorang yang muncul dari luar kelas kini berdiri di depan Shani. Shani menoleh ke arah seseorang tersebut. Tampak, seorang gadis yang lebih muda darinya, dengan rambut panjang yang terurai, menatap Shani.

Shani tidak langsung menjawab pertanyaan gadis tersebut. Ia menatapnya dengan dingin sebagai ciri khasnya. Benaknya mengingat sesuatu dengan apa yang ia pernah ketahui sebelumnya.

"Ini beberapa teman satu kelasnya. Dan, anak ini yang paling dekat sama dia."

"Siapa namanya?"

"Namanya adalah, Marsha."

Ya betul sekali, ingatan Shani tertuju kepada informasi yang ia dapatkan sebelumnya dari Anin. Gadis dihadapannya ini adalah, Marsha.

"Lo Marsha? Temen deketnya Azizi, kan?"

Gadis itu adalah Marsha, membenarkan pertanyaan Shani dengan anggukan kepalanya.

"Iya, aku Marsha. Kakak pasti kak Shani, kan?"

Shani tersenyum sungging mendengar pertanyaan Marsha.

"Syukurlah lo udah tahu gue. Gue kesini mau nyari Azizi. Dimana Azizi?"

Marsha menggelengkan kepalanya pelan dengan sangat cuek, "Gak tahu, kak."

"Jangan bohong. Gue gak suka sama pembohong." Shani mulai sedikit terpancing emosinya. Marsha terkesan menyembunyikan Azizi.

"Kalau gak tahu, mau gimana lagi kak."

Seseorang yang dicari oleh Shani ternyata adalah Azizi pun, akhirnya muncul dibelakang Marsha.

"Hai kak Shani?" Suara Azizi yang muncul begitu saja. Baik Shani dan Marsha pun kini menatap Azizi yang tengah tersenyum dengan manisnya.

"Akhirnya, muncul juga lo!" Shani berjalan menghampiri Azizi, melewati Marsha sembari menabrakan pundaknya dengan pundak Marsha.

KromulenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang