Seorang gadis tengah berjalan sendirian ditengah sepinya jalanan yang ia lewati. Serta, udara malam yang terasa begitu dingin. Setelah beberapa menit berjalan, gadis itu tiba dibangunan gudang tua yang sudah tidak terpakai. Posisi pintu gudang yang tidak terkunci, membuat gadis itu dengan mudahnya masuk ke dalam gudang tersebut.
Sepi, sunyi dengan kondisi penerangan yang begitu minim. Hanya ada beberapa lampu yang menerangi gudang yang lumayan luas tersebut. Dari sedikit kejauhan, gadis itu dapat melihat dua orang gadis dan seorang laki-laki yang sedari tadi menunggu kehadiran gadis itu.
Gadis itu menghampiri ketiga orang tersebut yang menunggu dirinya. Begitu didekatnya, salah satu dari gadis tersebut tersenyum manis seperti menyambut kedatangannya.
Prok!
Prok!
Prok!
"Welcome to the club!" Ucap laki-laki tersebut sembari berdiri menyambut gadis yang baru saja datang itu.
Gadis itu hanya menoleh sekilas dengan tatapan dingin ke laki-laki tersebut. Ia tidak suka dengan laki-laki itu.
"Jutek amat sih?!" Ucapnya lagi sembari mencubit gadis berambut panjang terurai itu. Dengan cepat, gadis itu menepis kasar tangan laki-laki yang menurutnya hanyalah seorang pecundang lemah.
"Lo bisa diem gak sih?! Gue hajar juga lama-lama!!"
"Ssstttt....udah....udah?! Lo juga diem, jangan aneh-aneh sama dia." Kata salah satu dari gadis lain yang menatapnya dengan tajam.
Laki-laki itu pun menurut saja. Jika gadis itu sudah bersuara dengan nada dingin, menurutnya begitu menakutkan. Gadis yang usianya lebih tua dari gadis yang baru saja datang itu, kembali tersenyum menatapnya.
"Gimana? Semua rencana kita berhasil, 'kan?"
"Tentu saja. Mereka akhirnya mulai terlihat renggang. Bahkan, kayaknya sih bakal putus." Jawab dari gadis yang baru saja datang.
"Hmm, bagus. Itu kan memang rencana kita sedari awal. Kalau sudah begini, ia bisa melemah begitu saja. Terlebih, cewek yang dia cintai itu ya akhirnya jatuh ke pelukan kamu juga kan, Zee?"
"Iya, kak Chika. Dia juga akhirnya suka sama aku."
Dua gadis yang tengah membicarakan rencana mereka yang berhasil itu adalah Azizi dan Chika. Singkatnya, semua pertengkaran antara Shani dan Gracia memang bagian rencana dan keinginan mereka. Lalu, Azizi yang mendekati Gracia dan berhasil menaklukan hatinya itu, juga bagian dari rencananya. Semua skenario antara Azizi dan Chika berjalan sempurna.
"Waaawww....waaawww! Seorang kak Gracia bisa suka sama lo? Gue pikir, dia bener-bener bakal setia sama si Shani itu? Nyatanya, dia cewek gampangan juga ya rupanya?" Sahut laki-laki yang berdiri disamping Chika.
Mendengar ucapan dari laki-laki tersebut, Azizi menatap tajam laki-laki itu. Bahkan, emosinya tersulut seketika dengan menarik kerah baju laki-laki itu dan hendak memukulnya.
"KATA GUE LO DIEM GAK USAH NGOMONG APA-APA, DHEOO!!! LO ITU CUMA COWOK LEMAH YANG GAK BISA NGAPA-NGAPAIN. LO ITU CUPU, TAU GAK?!!"
Chika yang melihat Azizi yang hendak memukul Dheo, berusaha menenangkan emosi adik kelasnya tersebut.
"Zee?! Stooopp!! Biarin dia ngoceh gak jelas kayak radio jelek. Yang penting saat ini, rencana kita udah berhasil."
Azizi melepaskan cengkraman tangannya dari baju Dheo. Mengepalkan tangannya dihadapan wajah Dheo dengan gestur mengancam.
"Awas lo kalo ngomong lagi?!"
Dheo hanya menatap sinis Azizi. Baik Azizi dan juga Dheo sama-sama tidak saling menyukai. Dheo yang menganggap Azizi hanyalah bocah ingusan yang terlalu percaya diri. Sedangkan Azizi, menganggap Dheo hanyalah laki-laki lemah yang bisanya cuma merintah doang sembari memberikannya imbalan. Termasuk saat ini yang ingin membalaskan dendamnya kepada Shani, ia meminta bantuan kepada Chika dan Azizi yang menurutnya bisa menghadapi Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kromulen
Fanfiction"Gre, aku suka sama kamu. Aku mau kita jadian, dan kamu harus terima aku mau gak mau. Kalau gak, aku bakalan bunuh kamu!" "HAAHHH!!!" Well, Gracia sangat terkejut karena Shani menginginkan dirinya untuk menjadi pacarnya. Terlebih, cara Shani menyat...