CHAPTER [33]

2K 139 0
                                    

setelah melihat abell memasuki rumah nya, ia pun mengucapkan kata-kata kepada pria paruh baya dihadapan nya ini

"Jangan menyakiti abell, dia sudah lelah sedari tadi jadi biarkan ia istirahat, tidak seharusnya kalian mengekang nya begini" ucap mona dengan datar dan sedikit berdecak sinis kemudian pergi menuju mobilnya berada dan berlalu pergi dari rumah abell.

Sedangkan pria itu yang mendengar ucapan mona hanya menghela nafasnya dan menggeleng pelan kemudian memasuki rumahnya sembari mengunci pintu.

Sedangkan abell sekarang berada di hadapan ketiga pemuda yang menatap nya tajam sedari tadi.

"Sudah hentikan, abell perlu istirahat" ucap rafian menghentikan tatapan anak anaknya itu, sedangkan para pemuda itu hanya menganggukkan kepala tanda kali ini mereka menyerah kemudian mengelus rambut gadis itu dan berlalu pergi dari hadapan rafian dan abell.

"Dad.. " ucap abell dengan suara gemetar menahan isak tangis yang akan keluar sedangkan rafian yang melihatnya pun mendekap tubuh mungil abell dan mengelus kepalanya pelan

"abangmu paling hanya marah sebentar, udah gapapa" ucap rafian menenangkan abell sembari terus mengelus kepalanya.

Setelah dirasa sudah cukup, rafian pun melepaskan pelukannya dan menatap abell sambil terkekeh pelan ternyata ia sudah tidur sedari tadi, lalu rafian pun menuju ke tempat kamar abell berada menggunakan lift.

Cup

"Tidur yang nyenyak putri daddy"
Ucap rafian mengecup kening abell dan beranjak pergi dari sana sambil mematikan lampunya agar anaknya tidur dengan nyenyak.

Keesokan paginya terlihat seorang gadis yang belum bangun sedari tadi, kemudian terdengar lah ketukan dari luar pintu.

Tok tok tok

"Non, udah bangun belum?" Tanya bi sari dengan sedikit berteriak agar abell bisa mendengar ucapannya, setelah beberapa menit terdengar lah ucapan dari dalam pintu.

"Udah kok bi" Ucap abell sembari mengucek kedua matanya dan menggaruk pipinya yang tak gatal.

Bi sari yang mendengar ucapan abell pun pergi dari tempat itu karena mendengar abell yang sudah bangun.

bi sari segera menyiapkan sarapan dan meletakkan nya di meja.

"bi, abell mana?" tanya steven kepada bi sari sambil memakan sarapannya.

"Non abell lagi mandi den" ucap bi sari dan mengundurkan diri karena ingin pergi ke dapur untuk berberes beres.

Sedangkan dilain tempat

Abell merasa sangat pusing dan badannya juga terasa hangat, tetapi ia akan tetap berangkat ke sekolah dan menutupi wajah pucat nya dengan sedikit bedak tabur dan memakai lipbalm.

Setelah dirasa cukup ia mengambil hoodie dan memakainya lalu turun untuk sarapan bersama keluarga nya.

"kamu sakit?" Ucap rafian menatap khawatir kepada anaknya ini dan dibalas gelengan oleh abell sambil memakan sedikit makanannya.

Abang abangnya merasa curiga dengan itu tetapi mengingat mereka masi marahan dengan abell pun hanya diam, setelah itu mereka segera bangkit dari tempat duduk dan akan pergi kedepan untuk memakai sepatunya akan tetapi di tahan oleh abell.

"Abang mau kemana?" Tanya abell dengan sedikit mengelus kedua tangannya agar tidak kedinginan

"Depan" ucap mereka serempak dengan datar.

Sedangkan abell yang mendengar nada datar abangnya pun menghela nafasnya dan kembali berbicara.

"Maaf" ucap abell kepada mereka dengan sedikit berkaca kaca menahan air mata yang hendak jatuh, kenapa ia ini sangat cengeng jika sedang sakit?!

"Hm" dehem mereka lalu berlalu pergi dari tempat itu meninggalkan Abell sendiri karena memang rafian tadi mendapatkan panggilan mendesak sehingga ia harus segera pergi.

-
18 - Oktober - 2021

ABELL ? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang