CHAPTER [50]

2K 98 0
                                    

"jangan panggil saya tante, panggil mommy aja seperti yang lain" ucap fania lembut dan mengelus kepala xiel

"Mommy titip abell sama kamu, jangan kamu sakitin hatinya kalau itu terjadi awas aja kamu" ucap fania sedikit bercanda karena ia tau xiel tipe pria yang tak main main dengan seorang perempuan.

"Xiel janji ga akan pernah nyakitin abell karena abell akan jadi pasangan xiel sehidup semati, pegang ucapan xiel kalau xiel ingkari kalian boleh bawa abell sejauh mungkin dari xiel" ucap nya dengan serius.

Mereka yang mendengar ucapan xiel merasa bangga akan itu terlebih fania yang merasa bangga sama kakaknya yang melahirkan anak seperti xiel.

"Ekhem"

Suara deheman seseorang membuat semuanya mengalihkan perhatian mereka dan terdapat lah seorang dokter dan perawat sedang membawa sebuah kertas yang tadi sempat diberikan kepada steven.

"Kami kesini ingin mendapatkan persetujuan dari bapak dan ibuk karena kami ingin memulai operasi sesegera mungkin karena jika tidak kita tidak akan tau gimana kedepannya"

Setelah mengatakan itu rafi maju dan mulai membaca kertas yang diberikan itu dengan teliti setelah itu ia pun menandatangani kertas itu tanda setuju.

"Baik, terimakasih. Operasi akan dimulai 10 menit lagi, kalau begitu saya permisi" ucap dokter tersebut kemudian pergi diikuti seorang perawat dibelakangnya

"Mom, udah makan?kalau belum biar Vian belikan" ucap salah satu dari mereka yaitu vian

"Gausah sayang mom ga-" ucapan fania terpotong oleh rafian

"Ga ada bantahan" rafi membawa pergi fania meninggalkan mereka melongo akibat ulahnya.

Kemudian xiel kembali menyandarkan dirinya di kursi dan memejamkan mata sejenak.

Mau tau keadaan Mona?ia sekarang dirawat di sini karena ternyata ia juga mengalami luka luka walaupun tidak parah

Sedangkan disisi lain

"Kita harus mengagalkan operasi itu" ucap salah satu gadis disana

"Gimana caranya?" Tanya gadis berambut pirang

"Menyelinap" ucap gadis tersebut sambil tersenyum misterius

Sedangkan di lain tempat tetapi diwaktu yang sama

Seorang gadis tengah menguping pembicaraan kedua gadis tersebut kemudian tanpa pikir panjang gadis itu berlari menuju keluarga xiel dan abell berada.

"Lu kenapa?" Tanya zerlan kepada Mona, Yap orang yang menguping pembicaraan tadi ialah mona

Mona mengatur nafasnya yang naik turun kemudian setelah dirasa sudah kembali ia pun menarik nafasnya perlahan

Mona membisikkan sesuatu kepada zerlan yang mana membuat zerlan mengepalkan tangannya

Sedangkan yang lain dipenuhi dengan tanda tanya karena sedang apa kedua orang ini????

"Kalian pacaran?" Pertanyaan Vanessa membuat Mona dan zerlan saling menatap kemudian tersenyum canggung satu sama lain.

Sedangkan vanessa memicingkan mata nya tajam.

"Ga baik mandangin orang gitu kali" ucap bundanya vanessa sedangkan vanessa hanya cengegesan tidak jelas.

Setelah itu keheningan terjadi tapi tidak lama karena dokter tersebut sudah lengkap dengan pakaian nya kemudian menuju kearah mereka.

"Baik kami akan memulai operasinya sekarang, mohon bapak dan ibuk mendoakan yang terbaik untuk pasien" setelah mengatakan itu tanpa tunggu lama dokter itu masuk diikuti beberapa perawat yang membantu.

Sudah sekitar 40 menit dokter tersebut didalam dan tak keluar membuat yang diluar panik bukan main.

"Yah, abell bakal baik baik aja kan?" Tanya xiel dengan sendu sedangkan sang ayah mengelus kepala anak nya lembut.

"Ayah yakin abell bakalan baik baik saja" ucapnya menyakinkan.

Setelah beberapa menit dokter tersebut pun keluar, mereka semua langsung mendekati dokter itu.

"Pasien bernama abell ternyata memiliki penyakit leukimia yang dimana seperti nya ini sudah lama terjadi, apakah dari kalian tidak mengetahui hal ini?" Tanya dokter itu kepada mereka.

Mereka semua yang mendengarnya seketika membeku

Salah satu dari mereka kemudian mendekat

"Tapi abell baik baik aja kan dok?" Tanya zerlan dan dibalas gelengan oleh sang dokter

"Pasien saat ini sedang kritis maka dari itu kami memerlukan darah karena pasien kekurangan darahnya"

"Ambil darah saya aja dok" ucap fania mampu membuat semua pasang mata kearah melihatnya

"Engga mom" ucap Vian membantah sedangkan rafian tidak bisa berbuat apa-apa karena golongan darahnya dengan abell berbeda hanya fania lah yang sama

"Gapapa sayang, xiel mommy titip abell sama kalian ya?"

"Walaupun kita baru ketemu tapi gapapa mommy seneng masi berguna di akhir kek gini untuk anak mommy"

"Jangan kasi tau soal ini kepada abell karena mommy takut ia akan menyalahkan dirinya sendiri" ucapan fania membuat keluarganya mengalirkan air mata.

"Baiklah ibu fania silahkan ikuti kami"

"I love you" fania membisikkan kata-kata kepada Rafian yang dibalas pelukan erat olehnya.

"I love you too" ucap rafian dengan suara yang serak.

Kemudian fania pun ikut pergi bersama dokter tersebut dengan senyuman untuk terakhir kalinya

Sedangkan zerlan teringat akan ucapan Mona pun tersadar kemudian

"Dad, ada yang ingin mencelakai abell
Kita harus gimana?" Tanya zerlan membuat Rafi yang sedang melamun pun seketika menyergit heran

"Dari mana kamu mengetahui itu?"

"Mona dad"

"Baik daddy akan mengawasi siapa saja yang masuk keruangan itu"

"Apakah perlu menelpon polisi dad?" Tanya zerlan membuat rafi menyeringai licik

-
16 November 2021
Jgn lupa vote, follow dan share ke temen-temen kalian

See u

ABELL ? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang