CHAPTER [19]

4.3K 285 1
                                    

Entah berapa kali abell menghela kan nafasnya ini di depan abang dan para sahabat abang nya serta gadis tersebut yang menatap nya heran.

Flashback on

"Tidak, tidak ada yang mengizinkan mu pergi" Ucap seorang laki-laki yang sedari tadi menguping pembicaraan adeknya dengan gadis yang tidak di kenalinya ini.

"Lu apa apaan sih, orang abell nya mau kok" Balas gadis tersebut sinis dengan menatap tajam lawan bicaranya.

Yang memasuki ruang uks tersebut adalah abang abangnya serta para sahabat nya, jika kalian tanya di mana temen nya abell jawabannya saat ini mereka sedang berada di kelas karena memang tadi sudah berbunyi lonceng dan jika kalian tanya apakah temennya itu menjenguk abell jawabannya adalah iya, mereka sempat ke sini tapi karena paksaan abell yang menyuruh mereka kembali ke kelas alhasil mereka dengan pasrah menuruti.

Dan soal bakso yang mereka pesan sudah dibayar oleh teman temannya abell dan mereka memilih untuk memberi kepada beberapa orang dikantin.

"Saya ini abangnya jadi wajar jika saya tidak mengijinkan nya mengikuti mu, lagian kalian tidak pernah bertemu takutnya anda ini ingin mencelakai adek saya" Ucap vian panjang lebar dan menatap sinis gadis di depannya ini.

Alhasil mereka saat ini saling melempar tatapan tajam jika adanya sebuah laser mungkin badan mereka saat ini sudah terkena leser itu.

"Abang jangan khawatir, abell tau kakak ini baik kok" Ucap abell sedikit menenangkan abangnya.

"Dengerin tuh adek lu, cih" sinis gadis itu membenarkan perkataan abell sambil berdecih pelan.

"Udah vian, gadis ini tidak akan mencelakai abell jika itu terjadi maka kita yang akan membereskan nya" ucap Steven dengan tenang tetapi mukanya tetap saja datar.

Gadis itu segera membalas ucapan steven. "Heh gini gini gua ga pernah bikin anak orang celaka ya, enak aja lu nuduh gua"

Flashback off

"Sudah abang, kakak" Ucap abell dan melanjutkan ucapan nya lagi "Abell pusing dengan kalian, abell hanya ingin menemui bunda kakak ini jadi ijinin abell ya" abang abangnya yang mendengarnya hanya menghela nafas dan mau tidak mau menganggukkan kepala tanda setuju.

"YESS" ucap kedua gadis tersebut sambil bertos ria yang membuat sahabat abangnya itu sedikit terkekeh dengan tingkah abell yang kelewat riang.

Setelah itu abang dan para sahabat abangnya itu meninggalkan ruangan uks dengan vian yang sedikit mengerutu tidak terima ucapan abangnya ini.

"Kenapa di biarin sih bang" Ucap vian dengan nada marahnya dan alisnya yang tertekuk tanda ia sedang kesal sekarang ini

"Jadi lu pikir abang semudah itu membiarkan abell pergi?" Tanya zerlan kepada vian dan di balas senyuman antusias, ia melupakan ini tidak mungkin abangnya membiarkan adeknya itu pergi dengan gadis yang tidak mereka kenali semudah itu pasti abangnya ini sudah mempunyai rencana.

"Berfikir dengan bener, kendalikan dirimu vian jangan mengulang hal yang sama" Ucap Steven dan di balas anggukan oleh vian karena ia tidak bisa mengendalikan dirinya tadi waktu mengetahui adeknya bakalan pergi dengan gadis yang tidak di kenali oleh mereka.

-
Haii jangan lupa vote dan follow ya.
Terimakasih

04 - Oktober - 2021

ABELL ? [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang