Mereka semua sekarang sedang menunggu dokter keluar dari ruangan abel.
Tampak pakaian mereka dari yang rapi menjadi lusuh terutama xiel yang saat ini sudah sangat jauh dari kata rapi.
Bagaimana mana tidak? rambut yang sudah acak acakan tak tentu, baju yang keluar dan dasi yang sudah hilang serta bajunya yang sudah kusut.
Darah segar keluar dari tangan xiel karena sedari tadi selalu menyalahkan dirinya dan memukul ke tembok untuk melampiaskan.
Dan ini yang mereka tunggu tunggu sedari tadi, dokter telah keluar dengan keringat yang membasahi bajunya.
Mereka semua mendekat ke arah dokter yang menangani abell dan memberikan banyaknya pertanyaan yang seketika membuat dokter tersebut pusing.
"Dok gimana keadaan abell? ga ada yang serius kan?"
"Abell ga kenapa-napa kan?"
"Abell gimana?"
"Adik saya baik baik aja kan?"
Ekhem
"Satu satu ya" ucap dokter tersebut sembari menunjukkan senyuman terpaksa.
"Apakah disini ada keluarga pasien? saya ingin menjelaskan suatu hal"ucap dokter tersebut menanyakan kepada mereka semua
"Kami semua keluarganya abel" ucap Vian mewakili
"Baik kalau begitu saya akan menjelaskan tentang kondisi pasien saat ini" ucap dokter itu dan mengambil nafas kemudian menjelaskan kepada mereka
"Pasien bernama abell kondisinya sempat kritis akan tetapi sekarang sudah kembali seperti semula. tapi kami tidak bisa memastikan itu dikarenakan kondisinya yang belum stabil tetap"
"Kami akan tetap memantau pasien, dan untuk yang lainnya pasien mengalami luka yang cukup parah di bagian kepala dan kaki oleh karena itu kami nanti akan melakukan operasi lagi kepada abell jika sudah lumayan membaik" ucap dokter itu menjelaskan dan mengambil nafas setelah nya kembali berkata
"Sebelum melakukannya kami ingin mendapatkan persetujuan dari orangtua pasien atau wali nya" ucap dokter tersebut mengakhiri ucapannya dengan menyuruh perawat yang berada disampingnya untuk mengambil sebuah kertas yg berisi tulisan kemudian memberikan nya kepada salah satu saudara abell.
Yaitu steven, karena ia yang tertua di antara yang lain, memang daddy mereka belum mengetahui tentang ini karena terlanjur panik jadi mereka lupa memberi tahu.
Kemudian vian melangkahkan kakinya menjauhi mereka dan menelpon daddy nya.
Panggilan pertama tidak tersambung akan tetapi Vian tidak menyerah dan terus menelpon hingga panggilan ke 3 berhasil tersambung
"Ada apa Vian? daddy sedang sibuk" ucap rafi diseberang sana
"Dad, abel.." ucapan Vian tergantung membuat rafian seketika gelisah
"Ada apa dengan abell vian?" Tanya rafian tergesa-gesa
"Abel.. kecelakaan dad" ucapan Vian mampu membuat rafian melemas kemudian dengan cepat kembali tersadar.
"Rumah sakit mana?" Tanya rafian dengan cepat dan langsung di jawab oleh vian.
Setelah itu panggilan terputus sepihak dan Vian bergegas kembali menuju ruangan abell berada.
"Udah?" Tanya zergan dan dibalas anggukan vian.
Kemudian pandangan mereka jatuh ke xiel yang menatap kosong ruangan tempat abell berada.
"Abell akan baik baik saja, dia gadis yang kuat" ucapan Vian mampu membuat xiel tersadar dari lamunannya dan menatap kearah vian sembari menganggukkan kepalanya
Xiel menatap keatas atap rumah sakit kemudian memejamkan mata sembari bersandar dikursi.
"Ya Allah jangan ambil abell dari ku" ucapnya membatin kemudian air matanya kembali keluar
"Ini menyakitkan" batinnya.
-
10 November 2021
KAMU SEDANG MEMBACA
ABELL ? [SELESAI]
Fantasysemoga suka dengan cerita ini jgn lupa di vote jika kalian menyukainya Don't forget follow me, vote and share˙︶˙. Sedang dalam masa revisi. - ada seorang gadis bernama Safira yang tengah membaca buku sembari mengumpat buku tersebut yang diketahui i...