Bagian 12-Kebencian

857 100 1
                                    

"Dibalik kata membenci, ada sakit dan luka yang sulit terobati."



Devan meninggalkan kantor polisi bersama Rian dan Intan, mendatangi Kai dan anggota Black Tiger lain yang menunggu di kursi panjang depan. Tidak hanya mereka, Quin dan Reina juga ada di sana.

Reina segera berdiri dari kursinya dan bergegas menghampiri Devan.

"Devan!" teriaknya. Tapi cowok itu mengabaikan panggilannya. Dia hanya menatap datar dan juga dingin. Melihat itu, perasaan bersalah semakin memenuhi hati Reina.


“Ma-maafin gue, Van..." lirihnya, namun Devan tetap tidak memberikan respon.

“Kai, antar gue pulang,” ujar Devan membuat alis Kai terangkat.

“Anterin lo? Bukannya ada tante Intan? Kenapa lo gak bareng tante Intan aja sekalian?”

“Devan, sayang, kamu pulang sama—“

“Gue pulang bareng lo aja,” sela Devan, memotong perkataan Intan. Tanpa banyak pilihan, Kai mengiyakan ucapan Devan. “Mana kuncinya? Biar gue yang bawa.”

Kai mengeluarkan kuncinya dan menyerahkannya pada Devan, kedua cowok itu kemudian berjalan menuju parkiran.

“Van!” teriak Quin membuat langkah Devan maupun Kai terhenti. “Reina mau minta maaf sama lo. Dia merasa bersalah banget soal yang tadi.”

Mendengar itu, Reina langsung menundukkan kepala.

“Gak penting,” balas Devan dingin. Dengan cepat, ia membawa langkahnya kembali menuju parkiran disusul oleh Kai dibelakangnya.

Intan menghela napas pelan, hatinya berdenyut melihat Reina yang masih menundukkan kepala dengan raut sedih. Gadis itu sangat menyesal dengan apa yang terjadi. Dengan langkah pelan, ia mendekati Reina dan mengusap punggungnya dengan lembut, mencoba menenangkan gadis itu.

Reina kemudian mendongak, mendapati Intan yang kini tengah menatapnya dengan tatapan dan senyum yang tulus.

“Maafin Devan, ya, sayang? Dia bukan orang yang seperti itu. Mungkin suasana hatinya sedang tidak bagus saja hari ini."

Reina menggeleng. “Bukan salah Devan, tante. Aku yang salah. Jadi wajar aja kalau Devan bersikap kayak gitu.”

“Ini juga bukan sepenuhnya salah kamu. Namanya musibah gak ada yang tahu,” kata Intan. Dia lalu mengedarkan pandangan pada seluruh inti Black Tiger. “Sudah malam, lebih baik kalian pulang. Takutnya nanti dicariin sama orang tua kalian.”

"Oh, iya, tante juga sangat berterimakasih sama kalian semua karena sudah mau mengurus Devan. Lain kali kalau ada apa-apa sama, Devan, langsung hubungi tante, aja, ya?"

"Oke, siap tante," jawab mereka bersamaan.

Intan tersenyum, memandangi Quin dan Reina bergantian. "Quin, dan... siapa satunya?"

“Reina, tante," jawabnya.

“Sama Reina, kalian berdua pulang bareng tante, ya?”

“Aku pulang sendiri aja tante, soalnya aku bawa mobil," ujar Quin.

“Ya, sudah, kalau begitu. Reina, mau ya pulang bareng tante?”

Reina terdiam sejenak, merasa bimbang, hingga  akhirnya ia memilih menerima tawaran Intan.

DEVANO (Selesai)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang