Bagian 43-Kebenaran yang sesungguhnya

676 72 7
                                    

Happy reading guyss( ˘ ³˘)♥

"Semua pasti akan terjawab, seiring berjalanya waktu."

***

“Alex? Lo ngapain disini?”

Devan sedikit terkejut dengan kehadiran Alex yang tiba-tiba. Di sisi lain, Reina menatapnya dengan alis menyatu. Dia tidak kenal dengan laki-laki ini. Atau lebih tepatnya, sama sekali tidak pernah melihat sosok itu.

Alex tersenyum penuh kemenangan. Melangkah mendekat, dan berhenti dengan radius tiga meter dari mereka. “Menurut lo? gue sendiri ngapain kesini?”

Devan mengernyit, mencoba berpikir. “Jangan bilang, lo kesini mau bantuin Leon?”

Laki-laki itu tertawa. Dan entah mengapa, tawanya terdengar sangat menjengkelkan di telinga Devan.

“Awalnya. Tapi...” Alex menggantungkan ucapannya sejenak. Netranya beralih menatap Leon yang mulai bangkit di bantu oleh adiknya. Lantas, pandangan keduanya bertemu. Sudut bibirnya itu kembali membentuk senyuman. “Kayaknya enggak lagi deh.”

Devan semakin di buat bingung dengan kata-kata Alex. Lain dengan Leon yang kini sudah melotot ke arahnya, seolah meminta penjelasan. “Maksud lo apaan?! Langsung ke inti bisa?!” Kata Devan dengan nada kasar. Malas bertala-tele.

Alex lagi-lagi tersenyum, menyilangkan tangan di depan dada. Membuat Reina yang sedari tadi memperhatikannya itu mendengus. Demi apapun, laki-laki itu terlalu banyak gaya. Gadis itu kesal sendiri rasanya.

“Lo udah tahu, kalau dia itu seorang pembunuh?” Alex menunjuk Leon dengan dagu.

“Tunggu,” Devan tampak berpikir. “Jadi, lo udah tahu semua tentang laki-laki brengsek ini?!” Alex mengangguk membuat mata Devan melebar. “Termasuk, kematian Rigal?”

“Dari awal juga, semua udah jelas Devan.” Dia terkekeh sinis.

Devan mengernyit. Tak mengerti dengan apa yang Alex katakan. “Maksud lo?!”

Alex tertawa lagi. Dan itu benar-benar membuat Reina maupun Devan jengah. “Devan, Devan, lo tu ya, benar-benar laki-laki bodoh!”

Devan mendelik tak terima. “Apa lo bilang?!”

“Lo juga Leon. Kalian berdua itu sama bodoh!”

Leon mengerutkan keningnya. Tidak mengerti.

“Seharusnya otak kalian itu di pakek!” Ujar Alex lantang. Menatap Devan dan Leon bergantian. “Selama ini, lo semua cuma di butahi oleh kesalahpahaman!”

“Maksudnya apa?” Leon akhirnya angkat bicara.

“Gue!” Alex menepuk dadanya sendiri. Dia tersenyum menyeringai. “Gue dalang di balik semua ini!” Semuanya melebarkan mata terkejut. Tunggu, teori konspirasi apa lagi ini? Thor! Apa-apaan ini woy?!

“?!” Raut wajah mereka penuh tanda tanya.

Alex beralih menatap Devan seutuhnya. “Lo tahu, siapa orang yang mau nabrak lo waktu itu? Gue, gue orangnya!” Kata-kata itu, tentu saja membuat mereka semua terkejut. Devan menatap Alex tak percaya, begitu juga Leon. Tubuh keduanya membeku, dengan pandangan yang tak lepas dari Alex.

DEVANO (Selesai)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang