DEVANO (Selesai)✓

Bagian 9-Black Tiger beraksi.

"Karena kekalahan, tidak pernah ada dalam kamusnya Black Tiger."

•
•
•

Devan berjalan memasuki area parkiran SMA Galaksi. Saat berada disana, cowok itu tidak sengaja berpapasan dengan Leon—pacarnya Quin, sekaligus musuh bebuyutan anak-anak Black Tiger. Karena, Leon merupakan salah satu anak warlock yang bersekolah di SMA Galaksi. Cowok itu baru saja pulang dari luar kota.

Keduanya melempar tatap tajam satu sama lain. Tapi tidak lama, setelahnya Leon langsung memutuskan pergi.

“Warlock bakal kalah di tangan gue. Lo liat aja.” Devan bergumam, kemudian melaju pergi dengan motor sport hitamnya.

***

“Apakah aku sejahat itu di matamu? Sehingga kamu tak mau lagi dekat denganku...” Sevan bernyanyi dan memetik senar gitarnya dengan penuh perasaan. “Apakah aku seburuk itu di hidupmu? Salahku dimana kau lupakan semua tentang kita.”

Seluruh anak-anak Black Tiger tergelak mendengar nyanyian yang Sevan bawakan. Pasalnya, anak itu baru saja diputusi oleh sang mantan dua hari yang lalu. Di karenakan alasan konyol yang sampai sekarang tidak ia mengerti.

Diandra—mantan pacar Sevan bilang, ia tidak suka dengan cowok pintar. Kebetulan Sevan memang termasuk murid terpintar di sekolahnya, SMA Kencana. Terus kenapa coba? aneh banget kan?

“Gak ngerti gue sama Diandra. Tuh cewek otaknya udah miring apa gimana? Gue yang jelas ganteng, baik, pinter, malah di tinggalin. Lah tu anak kenapa suka sama yang goblok si?”

“Nah itu, karena lo sombong kayak gini mungkin. Makanya dia males deket-deket sama lo.” Darren menyahut.

“Paling alasan Diandra aja. Jangan-jangan udah nemu yang baru kali tu cewek!” celetuk Rehan disusul anggukan setuju dari yang lain.

“Van! Sevan!” teriakan Kai membuat Sevan menoleh dengan raut datar.  Seperti sudah hapal apa yang akan di katakan oleh temannya itu.

“Apaan? Mau ngutang lagi lo?”

Kai nyengir sambil menggaruk tengkuknya. “Tahu aja lo. Gue ngutang njir, seribu doang. Duit gue kurang.”

“Enggak-enggak!" tolaknya sambil menggeleng cepat. "Gak usah ngadi-ngadi. Utang lo itu udah banyak anjing! Kalo gue jajanin udah dapet nasi bungkus sama es teh manis kali gue. Bener gak mang?!"

“Bener banget!” balas Kang Jupri, memberi respon.

“Gila, hitung-hitungan banget si lo jadi temen!" Kai mencibir.

“Nah, mungkin itu alasan Diandra gak suka sama cowok pinter. Hitung-hitungan, ya gak?”

Anak-anak Black Tiger mengangguk kompak, kali ini setuju dengan ucapan Darren.

“Kalo hitung-hitungan kayak begitu, dedek Diandra kan gak bisa kebeli skin care jadinya.” Hito ikut-ikutan menyindir.

“Lagian, lo kenapa si, Kai? Orang tua lo kan pengusaha sukses, rumah mewah kayak prilly aja kebeli, kenapa duit seribu lo gak punya?” Rehan jadi curiga. Apakah selama ini Kai kerjaannya main slot?

“Udah sebulan ini gue di usir anjing!” jawab Kai membuat mereka semua terkejut.

“Lah kenapa woy?!"

“Dia ngilangin tupperware maknya.” Dito-—anak SMA Gentari itu menyeletuk pembicaraan. “Makanya dia nginep di rumah gue sebulan ini.”

“Serius?!"