"Tetap bersyukur. Karena hidup yang kau keluhkan adalah hidup yg mereka inginkan."
***
Sudah tiga hari setelah kepergian Arnold. Devan dan anak-anak Black Tiger yang lain memutuskan untuk berkumpul di markas demi menyelidiki kasus pembunuhan tersebut. “Menurut kalian, siapa yang udah ngebunuh Arnold? Soalnya, pembunuhan ini pasti adalah pembunuhan berencana.” Ujar Hito buka suara.Darren mengangguk setuju. Dia juga sepemikiran dengan Hito. “Menurut gue, si pembunuh pasti melakukannya karena ada motif dendam.”
“Dan siapa tahu. Yang ngebunuh Arnold adalah orang dari geng motor yang pernah kita lawan.” Tambah Rehan.
“Kalo menurut lo Van, yang ngebunuh Arnold itu siapa?” Tanya Hito, membuat anak-anak Black Tiger sontak beralih menatap Devan. Laki-laki itu masih diam. Sedangkan otaknya sudah berpikir keras sedari tadi.
“Gue gak tahu. Tapi setelah gue pikir-pikir, kayaknya orang yang udah ngebunuh Arnold, adalah orang yang kita cari selama ini.” Jawab Devan akhirnya..
Anak-anak Black Tiger mengernyit.
“Maksud lo?”
“Gue yakin. Orang tersebut juga ada sangkut pautnya dengan kematian Eren dulu. Dan gue rasa, kematian mereka berdua itu satu pembunuh.” Lanjut Devan menyimpulkan.
Rian mengangguk. Devan ada benarnya. Karena tidak mungkin, jika kematian mereka itu secara kebetulan. “Lo bener. Dan entah kenapa, firasat gue, kita harus mulai berhati-hati dengan Warlock, Vagos, maupun Altair. Bisa jadi kan, pembunuhnya ada di salah satu di antara mereka?”
“Berati bener ya. Kalau Rigal bukanlah dalang dari kematian Eren?” Tanya Kai.
“Kita belum tahu pasti.” Devan menjedah kalimatnya. “Tapi yang jelas, ini pasti ada hubungannya dengan kematian Eren.” Semuanya mengangguk paham. “Dan gue harap, hal ini gak akan pernah terulang lagi. Gue gak mau, ada satu lagi pasukan gue yang tumbang.”
“Dan bagaimanpun juga, kita harus berkerja sama buat cari tahu siapa dalang dari kematian mereka berdua. Kalian harus lebih waspada dan hati-hati. Jika kalian ngeliat gerak-gerik yang mencurigakan, cepat-cepet hubungin gue ataupun Devan.” Rian menambahi. “Ngerti?”
“Siap!” Balas semuanya kompak.
***
Kini Reina, Icha, dan Aina sudah berada di kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar. Ya, kantin memang adalah salah satu tempat yang tidak pernah mereka lewatkan selama bersekolah di SMA Galaksi. Selain makanannya yang enak-enak, penjualnya pun juga baik dan ramah.
“Na, lo kok gak makan bareng kak Devan si? Kan lo udah jadian sama dia.” Tanya Icha dengan mulut yang masih mengunyah bakso.
Reina terdiam. Bingung harus menjawab apa. Apa perlu dirinya makan bareng sama Devan? tapi kan, mereka hanya pura-pura pacaran. “Em... gue mau bareng kalian soalnya.”
“Uh... sosweat..” Icha tersenyum lebar. “Lo emang sahabat baik gue Na. Meskipun udah pacaran sama most wanted di sekolah ini, lo tetap gak lupain kita.”
Aina mengangguk setuju. “Btw, gimana si Na, caranya lo bisa pacaran sama kak Devan?”
“Kan lo liat sendiri, waktu di acara ulang tahun Quin kemarin.” Ujar Reina. Tapi dalam hati, ia bergidik setelah mengingat kembali kejadian malam itu. Memalukan sekali!
“Oh iya ya, gue lupa.” Cengir Aina.
“Lo beruntung banget ya. Bisa dapetin kak Devan.” Wajah Icha berubah melas. “Lah gue, dapetinnya model-modelan kayak Randi. Udah jelek, item, jorok lagi. Yang paling parah, dia itu pelit banget sama gue! tapi gak tahu kenapa, gue sayang.”
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO (Selesai)✓
Ficção AdolescenteSemenjak kematian Eren, semua berubah 180 derajat. Devan, ketua geng Black Tiger yang terkenal akan kekuasaannya merajai jalan, telah berubah menjadi sosok yang kasar dan ditakuti oleh semua orang. Ya, semua itu karena Devan merasa hidupnya sudah ha...