"Bersabarlah, karena bahagia juga butuh proses dan tantangan."
***
Saat Quin berniat memeluk pinggang Leon, pria itu malah menepis tangannya dengan kasar. Tentu saja hal itu membuat Quin terkejut. Apalagi dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba membuat gadis itu kebingungan.
"Gak usah pegang-pegang!" sinis Leon dengan nada suara yang terselip amarah. Dia menghentikan motornya dan segera turun, begitu juga dengan Quin.
"Ada apa si? Sikap kamu kenapa jadi kayak gini? Dari tadi cemberut terus. Aku ajak ngomong kamu cuma diem aja. Sebenarnya ada apa sih?"
"Kamu tanya aku kenapa? Kamu yang kenapa?!"
"Emang aku kenapa? Apa salah aku sama kamu?
"Kamu suka kan sama Devan?" todong Leon cepat.
"Le, apa-apaan si kamu?!" desis Quin mulai jengah. "Kenapa kamu ada pikiran kayak gitu? Udah berapa kali aku bilang, Devan itu sahabat aku, dan kamu juga tahu itu."
"Sahabat?" Leon tertawa sinis. "Sahabat kamu bilang? Perlakuan kamu itu lebih dari sahabat Quin!"
"Lebih kayak gimana nya?"
"Sekarang logisnya aja, mana ada cowok sama cewek temenan bertahun-tahun tanpa menyimpan perasaan satu sama lain."
"Ada! Itu aku sama Devan. Kita sahabat. Dan dulu juga, aku sama kamu sahabat kan? Kita juga kenal udah dari lama. Bertahun-tahun. Itu bukan waktu yang singkat, Le. Coba bayangin aja, kalau emang aku suka sama Devan, kenapa gak dari dulu aku tolak kamu? Mungkin sekarang aku udah sama Devan, kan?" jelas Quin panjang lebar.
Leon tidak menanggapi. Dia membuang muka dan tersenyum culas. Seolah perkataan Quin hanya omong kosong yang tidak perlu di dengar.
"Leon, please, percaya sama aku ya? Aku setia sama kamu, Le." Quin meraih tangannya, tapi lagi dan lagi, Leon menepisnya.
"Bulshit!"
Air mata Quin mengalir turun. Leon benar-benar marah dan dia bingung harus berbuat apa.
"Le, tolong jangan raguin aku. Aku cuma cinta sama kamu. Gak ada yang lain. Cuma kamu satu-satunya milik aku, Le." Quin terisak. Perlakuan Leon membuat hatinya sakit.
"Cuma cinta sama aku? Terus kenapa tadi peluk dia? Masih mau bilang kalau itu pelukan sebagai sahabat?"
"Aku gak ada maksud apa-apa. Perasaan aku sama Devan murni cuma perasaan sebagai sahabat. Le, tolong ngertiin. Leon baru aja kehilangan mamanya. Aku sebagai sahabat ada buat kasih support ke dia. Cuma itu. Tolong kamu percaya sama aku."
Namun, bukannya mengerti, sikap Leon semakin menjadi. "Turun dari motor gue sekarang!" titahnya, tiba-tiba merubah panggilan mereka.
"Enggak! Aku gak mau. Aku mau balik sama kamu."
"Gue bilang turun!" Leon mempertegas, menarik Quin untuk turun dalam satu kali tarikan. Karena tidak siap, gadis itu jadi terjatuh hingga lututnya tergores aspal.
"Gue ingetin sama lo, berhenti buat sok peduli dan jangan pernah temuin gue lagi!" Setelahnya, motor Leon melaju cepat, pergi meninggalkan Quin yang sudah bersimbah air mata.
"Kamu jahat, Le..." Dada Quin sesak. Gadis itu menangis sesenggukan. Tak lama kemudian, seseorang datang dan dengan baik hatinya tersenyum sambil menjulurkan tangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO (Selesai)✓
Novela JuvenilSemenjak kematian Eren, semua berubah 180 derajat. Devan, ketua geng Black Tiger yang terkenal akan kekuasaannya merajai jalan, telah berubah menjadi sosok yang kasar dan ditakuti oleh semua orang. Ya, semua itu karena Devan merasa hidupnya sudah ha...