Bagian 44-Masa lalu menyakitkan

665 66 5
                                    

Hallo vrennn

Aku cuma mau bilang,

Bahwa part kali ini bakal puanjaangggg bangett guyss

Aku harap semoga kalian gak bosen ya🤗🥰

Happy reading guyss😘

"Perihal luka nampaknya sudah terlanjur terbiasa, bagaimana mungkin kamu akan kalut menghadapi gerimis, jika sebelumnya kamu pernah berhasil melalui badai."

***

Minggu, 13 Juli 2008

Seorang pria kecil tengah berjalan ditengah guyuran air hujan yang sedang membasahi bumi. Lantas, langkahnya terhenti ketika melihat sosok pria kecil lainnya, yang sedang menangis seorang diri diatas trotoar jalan sore itu. Tanpa pikir panjang, ia segera berjalan mendekati pria itu. Dan setelah sampai, ia segera melindungi pria kecil itu dengan payung transaparan digenggamannya.

“Hiks..hiks..”

Pria kecil yang sedang menangis itu, menutupi wajahnya diantara selah lutut, sehingga ia tidak menyadari akan kehadiran seseorang didekatnya.

“Kamu kenapa nangis?”

Mendengar suara itu, lantas ia mengangkat pandangan, menatap seseorang didepannya. Hening sejenak. Kemudian, pria kecil itu memberanikan diri untuk membuka suara.

“A...aku.. hiks.. dipukul ayah-ku hiks...” Katanya seraya mengelap air mata yang bercucuran dipipinya.

“Sudah, jangan menangis. Kata ayahku, laki-laki tidak boleh cengeng.” Kemudian ia tersenyum. “Mau ikut aku ke sesuatu tempat?”

Pria kecil yang diketahui bernama Devan itu, hanya diam. Sedangkan pria kecil dihadapannya, tanpa persetujuan lagi, langsung membawanya pergi ke sesuatu tempat.

Danau, itulah tempatnya.

“Wah...Indah sekali.” Devan terperangah. Wajahnya yang tadi sendu, kini berubah jadi bahagia. Ia tersenyum, senang sekali bisa dipertemukan ke tempat seindah ini.

“Jika kamu sedih, datanglah kesini. Hilangkan semua rasa sakit dihatimu. Tetaplah bahagia apapun yang terjadi.” Ujar pria kecil disampingnya.

Devan menoleh, dan kembali mengembangkan senyumnya. “Ini tempat terindah yang baru pertama kali aku kunjungi.”

Pria kecil itu sedikit terkejut mendengar pengakuan Devan. “Wah, benarkah?”

Devan mengangguk.

“Boleh aku mengajak seseorang kesini?” Tanya Devan dan dibalas anggukan cepat oleh pria kecil itu.

“Tentu, kamu bebas mengajak siapapun kesini. Memangnya, siapa yang ingin kamu ajak?”

Devan tersenyum kecil. “Namanya Quin, perempuan yang aku suka.”

“Wah, bagaimana dia? apakah cantik?” Pria kecil itu terlihat sangat antusias.

Devan mengangguk lagi. “Hmm. Sangat cantik. Dan aku sangat menyayanginya.”

DEVANO (Selesai)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang