"Tidak mudah memahami segala hal yang berjalan diluar logika. Sama seperti isi hati manusia yang tidak bisa dibaca, dan impian mereka yang jauh dari realita."
•
•
•
Tidak berbeda dari hari-hari sebelumnya, kantin sekolah memang tidak pernah lepas dari kata ramai. Ini adalah tempat pertama yang dikunjungi oleh para siswa setelah melewati berbagai aktivitas yang melelahkan, baik secara fisik maupun mental.
Percayalah, belajar dalam keadaan lapar itu sama sekali tidak enak. Hingga disinilah Reina dan Icha berada, berdua di kantin untuk memesan beberapa makanan dan minuman demi memuaskan perut mereka yang sudah meronta minta di isi.
“Eh, lo deket ya sama kak Devan?”
Pertanyaan yang Icha lontarkan barusan hampir saja membuat Reina tersedak. Tapi bagaimana tidak? Seorang Devano Chandra Albaran, cowok most wanted yang terkenal tampan, kasar, dan berhati dingin, bisa-bisanya menuliskan komen yang begitu menggemparkan seantero sekolah di laman postingannya Reina.
Sementara itu, Reina menggeleng cepat. Langsung menyangkal apa yang Icha tuduhkan. “Enggak lah! Ya kali gue deket sama tu orang. Lo kan tahu sendiri hubungan gue sama dia kayak gimana.”
“Tapi, kok, kak Devan komen postingan lo kayak gitu?"
"Mana gue tahu! Yang jelas, gue sama Devan itu kayak air dan minyak, enggak akan pernah bisa nyatu. Mungkin dia cuma iseng."
“Atau jangan-jangan...”
“Jangan-jangan apa?”
“Kak Devan suka kali sama lo.”
Reina mendelik, kemudian menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Enggak mungkin, Cha! Persentase yang lo sebutin tadi itu cuma nol persen. Dan lo tahu artinya apa kan? Mustahil!"
“Bisa jadi, kan? Nih ya, gue kasih tahu, belum ada sejarahnya kak Devan itu komen postingan cewek kalau cewek itu bukan orang yang dia suka.”
“This is impossible. Nih ya, gue denger-denger, Devan itu udah punya orang yang dia suka. Namanya—"
“Quin Kan?”
Reina mengangguk.
“Dia itu udah pacaran sama kak Leon. Bahkan udah dari lama. Dulu sih, emang gue denger-denger kak Devan cinta banget sama Quin. Tapi kalau yang dia dapet cuma ketidakpastian, apa dia mampu bertahan?"
Benar juga.
"Tapi tetap aja mustahil Cha kalo dia suka sama gue. Lo kan tahu sendiri, rasa benci dia itu sebesar apa sama gue. Apa lo udah lupa waktu kejadian di lapangan basket kemarin? Gue kena lempar telur sama gendum habis-habisan tahu gak!" Entah mengapa, mengingat kejadian hari itu, Reina kembali kesal dan rasanya ingin sekali mencabik-cabik dan mencakar wajah sombong Devan jika berani.
“Ya, tapi kan—" Ucapan Icha terhenti mendadak saat seorang siswi berkacamata dengan poni menjuntai mendekat, membawa nampan makanan dan minuman ditangannya yang terlihat berat.
“Permisi, boleh gue ikut gabung?”
Reina membulatkan matanya, lalu tersenyum lebar menatap gadis itu. “Boleh kok! Boleh banget malah.” Kemudian, dia berpaling pada Icha yang masih diam memandangi Aina. “Cha, kenalin dia Aina. Anak kelas—"
“Udah tahu..Gue kenal kok sama dia, walau gak terlalu kenal banget si.”“Oh, bagus deh kalau gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO (Selesai)✓
Roman pour AdolescentsSemenjak kematian Eren, semua berubah 180 derajat. Devan, ketua geng Black Tiger yang terkenal akan kekuasaannya merajai jalan, telah berubah menjadi sosok yang kasar dan ditakuti oleh semua orang. Ya, semua itu karena Devan merasa hidupnya sudah ha...