"Come, fight, win, brush out!"
•
•
•Devan dan anak-anak Black Tiger lainnya sudah berkumpul di lapangan cendana yang berjarak tidak jauh dari SMA Galaksi. Mereka berdiri tegak, siap menghadapi pertempuran dengan anak-anak geng motor Warlock yang dipimpin oleh Bara. Sedangkan sisi lain lapangan, Bara dan anak-anak Warlock juga bersiap untuk memulai pertempuran. Percikan api kemarahan dan rivalitas terlihat jelas di antara kedua geng motor tersebut.
Bara maju beberapa langkah untuk menatap wajah Devan lebih dekat. “Kali ini Lo bakal kalah, Devano!”
“Lebih baik lo semua mundur, kalau gak mau kita habisin," desis Devan penuh penekanan. Tatapan tajam nan menusuk tertuju pada laki-laki didepannya.
Leon tertawa sinis, menyunggingkan senyum remeh di bibir. “Lawan tanpa bawa senjata? Nyali lo semua kuat banget.”
“Kita bukan warlock. Pengecut!” sahut Sevan yang langsung disambut dengan tawa dari anak-anak Black Tiger.
“Ayo woy! Kapan mulainya?!” kata Rehan menggebu-gebu.
Leon menatap Devan sengit. “Lo yang harusnya mundur! Karena kita gak akan pernah biarin Warlock kalah lagi sama Black Tiger!”
Devan melangkahkan kakinya dengan gagah, “Kita gak akan kalah. Karena kita punya prinsip, come, fight, win, brush out!”
“Gue saranin lo semua mundur deh! Kalau gak mau pulang tinggal bawa nama.” Hito ikut-ikutan meremehkan.
“BRENGSEK! MAJU LO SEMUA!” Bara menyeringai dan berlari mendekat ke arah Devan. Berniat melayangkan pukulannya ke pipi kanan cowok itu, namun usahanya gagal. Devan dapat menangkis serangannya dalam hitungan detik. Lantas, yang lain tidak tinggal diam, mereka bersama-sama maju. Melayangkan pukulan satu sama lain dan tawuran yang cukup sengit itu pun di mulai.
Bugh!
“SEHARUSNYA LO GAK CARI MATI SAMA BT!” Kai terus memukul wajah lawannya, menendang dan mengunci pergerakan dalam satu kali serangan.
Bugh!
“Meskipun kalian bawa senjata. Kita-kita gak akan pernah kalah sama Warlock!” Sevan meludah, saat salah satu musuhnya terjatuh dan terkapar tak berdaya dihadapannya. Kemudian, tangannya bergerak, meraih benda tajam didekatnya dan melemparnya ke sembarang arah. “PENGECUT!”
Suara pukulan demi pukulan semakin terdengar keras memenuhi lapangan cendana, masing-masing sibuk berkelahi dan tidak ada yang mau berhenti sampai salah satu diantara mereka tumbang.
Berbeda dengan Black Tiger yang seluruh anggotanya masih bertahan, Warlock tampaknya sudah mulai menunjukkan detik-detik kekalahan. Terlihat dari para anggota mereka yang semakin banyak berjatuhan.
Disisi lain, Devan melancarkan serangannya ke rahang dan dada Bara, yang berhasil membuat darah segar keluar dari mulutnya. Leon yang menyaksikan itu tidak tinggal diam. Dengan cepat, ia berlari menuju Devan dan mengayunkan tinju kanannya dengan penuh kekuatan. Namun, belum sempat tinju itu mengenai wajahnya, Devan berhasil menangkisnya lebih dulu. Tanpa menyia-nyiakan waktu, Devan menyerang perut Leon dengan pukulan yang tajam, disusul tendangan keras ke kepalanya hingga membuat tubuh Leon terhempas ke lantai kasar lapangan.
Devan menarik kerah baju sekolah yang Bara kenakan. Mengedarkan pandangan ke seluruh pasukan Warlock dengan tatapan bengis dan penuh intimidasi. “Gue kasih lo semua pilihan, pergi sekarang, atau mati disini?!”
“BLACK TIGER BAKAL HANCUR!” Perkataan yang terlontar dari mulut Bara memicu api kemarahan dalam diri Devan. Kembali melancarkan pukulan yang menghantam perut Bara dengan penuh kekuatan. Kemudian, dengan satu tendangan yang tajam, Devan membuat Bara terlempar dan terlentang di tanah. Tanpa ampun, Devan naik ke atas tubuh Bara, melayangkan tinju berkali-kali hingga wajahnya berlumuran darah.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO (Selesai)✓
Ficção AdolescenteSemenjak kematian Eren, semua berubah 180 derajat. Devan, ketua geng Black Tiger yang terkenal akan kekuasaannya merajai jalan, telah berubah menjadi sosok yang kasar dan ditakuti oleh semua orang. Ya, semua itu karena Devan merasa hidupnya sudah ha...