Bagian 31-Birthday Party & Heartbreak

647 71 0
                                    

“Kau memberikanku bahagia hingga aku merasa nyaman, lalu kau juga yang membuatku lupa akan satu fakta, bahwa kita hanya sebatas teman, tidak lebih."



“Na, lo dateng gak ke party nya Quin?” tanya Icha sembari menjatuhkan duduk didepan meja Reina.

Reina mengedikan bahunya acuh, tangannya masih sibuk menulis beberapa materi pembelajaran yang terpajang di papan tulis. “Gak tahu deh. Kenapa emangnya?”

“Dateng aja yuk! Lagian kan gak enak kalau kita gak dateng. Quin tadi bela-belain loh, datang ke kelas kita buat ngundang lo secara langsung.”

“Terus?” Reina mengalihkan perhatiannya pada Icha. Menatap lurus manik mata sahabatnya itu. “Gue yang di undang kenapa lo yang sewot? Lo kan gak di undang," lanjutnya membuat Icha berdecak sebal.

“Sialan! Sakit hati loh gue, Na. Ya, gue tahu, gue gak di undang! Tapi gue kan sahabat lo. Sahabat itu selalu ada dimanapun sahabatnya itu berada!”

“Jadi kalau gue mau pipis, lo juga ikut temenin gue pipis?”

Icha mendengus. “Ya gak begitu juga Maimun!”

“Lo kenapa si, pengen banget datang kesana?”

“Lo kenapa si dari tadi sinis amat?” gerutu  Icha lantaran ekspresi muka Reina yang masam. "Kenapa? lagi PMS?”

“Enggak.”

“Terus lagi kerasukan setan?”

Reina melotot. “Sembarangan!”

“Atau...” Icha memiringkan kepalanya, mencoba menebak-nebak. “Lo gak mau datang, karena takut bakal liat Kak Devan perhatian sama Quin?”

Sejujurnya dugaan Icha benar. Mengapa dia bisa tahu? Jangan-jangan sahabatnya ini adalah penyihir yang bisa membaca isi hati seseorang.

“Enggak juga!"

"Gak juga? Berati ada kemungkinan—"

"Apaan sih!" potong gadis itu. "Maksudnya ngapain gue gak dateng cuma gara-gara itu? Jangan ngaco!”

“Iya, iya, deh, percaya! Tapi lo dateng kan?” Icha menatap Reina dengan pupy eyes  sembari menangkupkan kedua tangan. “Please, dateng ya? Entar gue ajak Aina juga kok. Gue kan belum pernah tuh, datang ke acara pesta mewah kayak gini.”

Akhirnya Reina mengangguk pasrah membuat Icha memekik senang dan langsung memeluk tubuh sahabatnya itu. Refleks Reina mendorong tubuh Icha karena risih.

“Gak usah lebay! Tapi inget, jangan lama-lama disana. Ngerti?”

“Siap bos!”


***


Reina menatap dirinya di depan cermin. Rambut hitam bergelombang yang tergerai indah,  lipstik warna coral yang glossy di bibir, serta foundation natural dengan blush on warna peach orange muda yang memberikan kesan natural.

Sempurna! Malam ini ia terlihat benar-benar cantik. Apalagi dengan gaun armani prive bewarna merah yang ia kenakan. Membuat pesonanya begitu bertambah.

DEVANO (Selesai)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang