Yoshi, kamu terlalu baik untuk mereka, kamu terlalu indah untuk disakiti, kamu terlalu berharga untuk disia-siakan, kamu selalu kuat meski mereka menyiksamu seperti binatang, kamu selalu tegar meski mereka menghinamu seperti sampah. Kamu terlalu istimewa untuk mereka yang tidak mengerti makna dari kata istimewa.
Kamu tau? Saat dulu kamu mengajakku ke bukit itu, bukit indah yang katanya tempat favorit kamu, saat itu juga bukit itu ku klaim sebagai tempat favorit keduaku setelah kamu. Kamu ingat, disana banyak bunga Dandelion kan. Kamu pernah bilang kalau kamu suka bunga Dandelion, kamu suka saat bagaimana bunga itu terbang tertiup angin. Aku masih ingat saat kamu bilang kamu ingin menjadi bunga Dandelion, kamu mau tumbuh indah seperti bunga itu, kamu mau bebas tertiup angin seperti bunga itu, kamu mau membawa kebahagiaan seperti bunga itu.
Yoshi menurut aku kamu memang sangat mirip bunga Dandelion, kalian sama-sama indah, kalian sama-sama membawa kebahagiaan, dan kesamaan kalian yang paling mirip adalah kalian sama-sama terlihat rapuh padahal sebenarnya kalian itu kuat.
Kamu adalah bunga Dandelion Yoshi dan aku adalah bagian dari bunga itu. Ketika angin meniup kamu pergi saat itulah aku sendirian menatap kepergian kamu yang menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian