26-Bunga Dandelion

226 43 5
                                    

Angin bertiup dan menyapu wajah Yoshi dan Alin yang sedang menutup mata mereka menikmati angin yang berhembus. Setelah acara saling mengungkapkan perasaan tadi mereka sama-sama terdiam dan menikmati suasana yang jarang mereka rasakan ini. Mereka terus seperti itu sampai Yoshi membuka matanya dan tersenyum saat melihat suatu yang menarik perhatiannya.

"Alin"

Alin ikut membuka matanya saat mendengar suara Yoshi yang memanggilnya.

"Kenapa Yoshi?"

"Kesana yuk!" Tunjuk Yoshi pada tempat yang banyak terdapat bunga Dandelion.

"Ayo"

Yoshi dan Alin segera berdiri dari tempat mereka duduk kemudian berjalan bersama menuju tempat yang ditunjuk Yoshi tadi.

Sesampainya di tempat itu Yoshi segera berjongkok di depan bunga-bunga dandelion yang sedang bermekaran itu. Senyuman tidak pernah luntur dari bibir Yoshi, ia terus memandangi bunga-bunga itu dengan pandangan kagum.

"Gitu banget natepnya" ucap Alin sambil ikut berjongkok di dekat Yoshi.

"Kamu tau ini namanya bunga apa?" Tanya Yoshi sambil menunjuk bunga yang ada di depannya.

"Tau lah, ini bunga dandelion kan?"

"Iya"

"Kamu suka bunga dandelion Yoshi?"

"Hmm, ini adalah bunga kesukaan aku" ucap Yoshi dengan tatapan yang tidak lepas dari bunga dandelion itu.

"Iya sih, dia cantik" ucap Alin yang juga menatap ke bunga indah itu.

"Aku mau jadi bunga dandelion Alin"

"Hah?"

Yoshi tersenyum kecil mendengar Alin yang keget mendengar ucapannya. "Aku mau jadi seperti bunga dandelion"

"Yoshi kamu gak salah? Dandelion itu kan lemah dan gampang banget ketiup angin"

Senyum kecil itu belum hilang dari bibir Yoshi sedari tadi.

"Justru kamu yang salah kalau kamu berpikiran kayak gitu Alin" ucap Yoshi dan ucapannya itu mampu membuat Alin menatapnya dengan tatapan bertanya.

"Aku yang salah?" Tanya Alin sambil menunjuk dirinya sendiri.

Yoshi mengangguk dan memetik sebatang bunga dandelion itu.

"Kamu lihat bunga ini" ucap Yoshi sambil membawa bunga dandelion itu ke hadapan Alin. Alin sendiri langsung mengangguk mendengar ucapan Yoshi.

"Bunga ini kuat Alin, orang-orang banyak ngeliat dia sebagai bunga yang lemah tetapi tanpa mereka sadari mereka melewatkan sesuatu yang bisa mengubah spekulasi mereka mengenai bunga ini" ucap Yoshi setelah itu langsung menutup bunga dandelion yang ada di tangannya.

Yoshi dan Alin sama-sama melihat bagaimana benih-benih bunga dandelion itu terbang terbawa angin saat tadi Yoshi meniupnya.

"Kamu liat bagaimana benih-benih bunga dandelion itu berterbangan ke bawa angin?" Tanya Yoshi dan Alin mengangguk pandangan gadis itu tidak lepas dari benih-benih yang berterbangan di udara itu.

"Setelah ini mereka akan jatuh di tempat yang berbeda-beda, ada yang jatuh di tanah yang subur, ada yang jatuh di tanah yang tandus, ada yang jatuh di sungai dan ada juga yang akan tersangkut di pepohonan. Intinya mereka hidup di mana angin membawa mereka, mereka mampu hidup di tanah yang subur dan yang tandus sekalipun, bunga ini tidak pernah menolak kemana takdir membawanya. Kita sebagai manusia bisa belajar dari bunga ini, kita juga harus bisa bertahan meski hidup kita berjalan tidak seperti apa yang kita inginkan, kita juga harus ikhlas menjalani takdir yang sudah di gariskan tuhan untuk kita" ucap Yoshi masih sambil menatap benih dandelion yang berterbangan itu. Ia tidak sadar saja bahwa sepanjang ia berbicara tadi tatapan Alin tadi lepas padanya.

Dandelion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang