"Kalau gitu jadi Pacar aku aja!"
Yoshi terdiam mendengar ucapan Alin karena kali ini gadis itu menatapnya bukan seperti orang yang sedang bercanda. Sementara Alin yang menyadari ucapannya segera merubah raut wajahnya.
"Hehehe aku bercanda Yoshi, kamu serius banget sih" ucap Alin berusaha menghilangkan nada gugup di suaranya.
Yoshi hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Suasana seketika menjadi canggung antara Yoshi dan Alin.
"E-eh hujannya kayaknya udah berhenti deh. A-aku pamit pulang dulu ya Yoshi, makasih makannya".
"I-iya"
Alin segera meninggalkan tempat itu setelah berpamitan dengan Yoshi. Sedangkan Yoshi ia segera mengambil piring kotor bekas makan Alin dan berjalan ke wastafel untuk mencucinya.
Yoshi masih memikirkan ucapan Alin tadi, kenapa ia seolah tidak terima saat Alin mengatakan ia hanya bercanda? Yoshi menggelengkan kepalanya untuk menghalau pikiran yang ada di otaknya, lebih baik ia cepat selesaikan mencuci piring ini kemudian berangkat ke cafe tempatnya bekerja. Sekarang pekerjaan Yoshi hanya di cafe Athena itu, oh dan satu lagi di setiap Minggu pagi ia akan mengantarkan koran ke rumah-rumah warga, tetapi Minggu ini ia izin karena hujan terus mengguyur kota dari pagi hingga siang ini.
Yoshi mengganti bajunya dan mengambil jaketnya untuk di pakai ke cafe, tidak lupa juga ia meneteng skateboard kesayangannya.
Yoshi menaiki skateboardnya di jalanan basah akibat Air hujan. Saat sedang asik-asiknya naik skateboard tiba-tiba saja ada mobil yang menginjak genangan air yang ada di pinggir aspal mengakibatkan air itu terciprat mengenai Yoshi yang ada di pinggir jalan.
Yoshi menghentikan laju skateboardnya saat merasa badannya sudah basah kuyup. Terlihat mobil yang menginjak genangan air itu berhenti kemudian sang pengemudi menurunkan kaca mobilnya.
"Ehh Aram, ngapain Lo basah-basahan gitu? Ohh gue tau jangan-jangan Lo gak punya uang buat bayar air ya jadi Lo mandi di genangan air yang ada di pinggir jalan?" Ejek pengendara mobil itu sama terkekeh. Dia Dika salah satu teman Nathan, dan Yoshi juga bisa melihat Nathan yang juga tersenyum mengejeknya di kursi samping Dika.
Yoshi hanya bisa menunduk memperhatikan baju dan celananya yang sudah basah di bagian depan. Mobil Dika sudah pergi meninggalkan Yoshi. Yoshi mengangkat pandangannya kemudian menatap kepergian mobil mewah Dika, ia menghembuskan nafas pelan kemudian melanjutkan perjalanannya menuju cafe.
******
"Yoshi baju kamu kenapa basah gini?" Tanya mba Nisa saat melihat Yoshi yang memasuki cafe dengan baju yang basah kuyup.
"Aku tadi gak sengaja kena cipratan air hujan yang menggenang di jalanan mba" jawab Yoshi dengan senyuman di wajahnya.
"Astaga, kok bisa gitu sih, yaudah kamu ganti baju dulu di belakang nanti kamu masuk angin" ucap mba Nisa lagi dan Yoshi mengangguk.
Memang di cafe tempat Yoshi bekerja ini di sediakan baju persatuan untuk para karyawannya, dan karena bajunya di taruh di loker yang ada di cafe itu jadilah Yoshi punya baju ganti untuk bajunya yang basah.
Setelah mengganti bajunya Yoshi lanjut untuk melayani pelanggan yang mulai berdatangan.
******
Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 8 malam, Yoshi sudah dalam perjalanan pulang menuju rumahnya. Jika saja ia tidak di pecat dari pekerjannya yang di restoran pasti ia sekarang sedang menuju ke sana untuk bekerja.
Saat hendak berbelok ke sebuah gang untuk mengambil jalan pintas menuju rumahnya, Yoshi di kagetkan karena melihat seorang gadis yang tengah di kejar oleh beberapa orang berpakaian hitam. Yoshi semakin menajamkan penglihatannya saat merasa tidak asing dengan gadis yang sedang di kejar itu. Beberapa saat kemudian mata Yoshi membelalak saat ia berhasil mengenali gadis itu. Dia Sora salah satu teman Nathan yang sering membullynya, tidak-tidak Sora tidak pernah membully Yoshi ia hanya menonton ketika Yoshi di bully oleh Nathan dan teman-temannya yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian