Rian memasuki ruangan Nathan dengan senyum puas di bibirnya, akhirnya ia bisa memenjarakan anak sialan itu pikirnya. Nathan yang merasakan kehadiran seseorang menerka-nerka siapa itu yang datang.
"Mama?"
"Ini papa Nat, mama kamu masih di rumah nanti kesini sorean katanya"
"Oh"
Nathan bisa merasakan bahwa papanya sekarang sedang dalam suasana hati yang baik terdengar dari suara pria itu, mungkin karena pria itu sudah berhasil memenjarakan Yoshi, itu hanya dugaan Nathan tetapi ia cukup yakin dengan dugaannya itu. Nathan semakin berpikir benar juga apa yang dikatakan oleh Sora tadi, ia bisa merasakan kebencian yang begitu besar di dalam diri papanya terhadap Yoshi, ia tidak bisa membayangkan jika dirinya yang di benci sebesar itu oleh seseorang yang ia anggap ayah.
"Pah" panggil Nathan pelan saat merasakan papanya duduk di kursi yang ada di samping ranjangnya.
"Kenapa Nat?"
"Emm,,,,Nathan mau papa bebasin Yoshi"
Rian tersenyum remeh mendengar permintaan Nathan. "Bercanda kamu gak lucu, kamu pikir gampang menjarain dia? Dan sekarang dengan seenaknya kamu minta papa bebasin dia?"
"Nggak gitu pah, Emm- damai aja lah"
"Damai kamu bilang? Setelah dia buat kamu gak bisa liat kayak gini dan kamu mau damai Nathan?!" Ucap Rian mengeraskan suaranya, ia naik pitam mendengar ucapan Nathan.
Nathan semakin bingung sekarang ia tidak bisa memikirkan alasan lain yang tidak merugikannya, ia hanya ingin papanya membebaskan Yoshi tanpa mengungkap bahwa dirinya sudah mengarang cerita tentang kejadian kenapa dirinya bisa buta yang sebenarnya.
"Atau minta apa kek gitu pah sebagai kompensasi, abis itu papa bebasin dia" ucap Nathan asal, tetapi ucapannya itu malah membuat sebuah ide terlintas di pikiran Rian.
"Kamu bener juga" ucap Rian sambil tersenyum miring. "Kalau gitu papa keluar dulu Nat, kamu kalau butuh sesuatu telepon mama aja ya"
"Iya pah"
Setelah Nathan mengiyakan ucapannya Rian segera keluar dari ruangan putranya itu kemudian bergegas menuju mobilnya untuk pergi ke suatu tempat.
"Si Aram kan gak punya apa-apa, papa mau minta apaan ya?" Tanya Nathan sambil menggaruk kepalanya bingung.
******
"Maafin Alin pah, tapi untuk kali ini Alin rela dimarahin papa, Alin pengen banget ketemu Yoshi" ucap Alin bermonolog sendiri di dalam taksi.
Sekarang memang Alin sedang kabur dari papanya, ia pikir papanya sudah tau bahwa ia kabur terbukti dari ponselnya yang terus bergetar dengan nama papanya yang tertera disana. Ia mematikan ponselnya kemudian memfokuskan pandangannya ke jalanan menuju kantor polisi tempat Yoshi ditahan.
Setibanya di depan kantor polisi Alin segera membayar taksinya kemudian berjalan memasuki kantor polisi dengan paper bag di tangannya, ia memang sempat membeli makanan untuk Yoshi tadi sebelum ke sini. Setelah polisi mengijinkannya, Alin di persilahkan menunggu sementara polisi itu menjemput Yoshi di selnya.
Alin segera berlari menuju ke arah Yoshi ketika melihat cowok itu datang bersama polisi yang pergi menjemputnya tadi. Alin menubruk tubuh Yoshi dan memeluk cowok itu erat dan mengabaikan polisi yang berada di dekat mereka.
'hiks hiks'
Yoshi balas memeluk Alin saat terdengar suara isakan yang keluar dari mulut gadis di pelukannya itu.
"Kamu jangan nangis"
"Hiks maaf, maaf baru bisa nemuin kamu sekarang hiks"
"Gapapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian