''Wihh di kelilingin cewek-cewek nih'' ucap seseorang yang berdiri di samping bangku yang di duduki Yoshi dan teman-temannya.
''Nathan?'' ucap Alin kemudian langsung berdiri dari duduknya.
''Kenapa? kok berdiri? oh nerasa ketahuan selingkuh ya?'' ucap Nathan sambal terkekeh sinis.
''E-enggak gitu Nathan, a-aku''
Nathan hanya tersenyum miring melihat Alin yang gugup saat berbicara, sesaat kemudian pandangan Nathan teralih kepada Sora yang juga duduk di meja itu.
''Ehh ada penghianat juga'' sindir Nathan kepada Sora yang juga duduk di sana. Dika dan Bagas sudah memberikan kode kepada Sora bahwa dia dalam bahaya sekarang dari belakang, Sedangkan Sora hanya diam dan masih terlihat tenang.
''Bisa kalian pergi dari sini? ganggu tau gak'' ucap Sora yang mana ucapannya itu mampu membuat seluruh orang yang ada di sana menatapnya tak percaya, kecuali Nathan tentunya. Cowok itu hanya tersenyum miring sambil terus memusatkan tatapannya kepada Sora.
Nathan berjalan ke arah Sora dan tanpa aba-aba langsung menarik kerah baju gadis itu.
''Berani banget lo ngusir gue dari sini'' ucap Nathan tepat di depan wajah Sora.
''Kenapa gue harus takut? emang lo siapa?'' ucap Sora tetap dengan wajah tenangnya.
Nathan mengeratkan cengkramannya pada kerah Sora saat mendengar ucapan gadis itu. Sungguh dari dulu hingga sekarang memang hanya gadis itu yang berani melawannya.
''Penghianat kayak lo itu bener-bener ganggu tau gak! harusnya tuh orang-orang kayak lo itu di basmi!''
''Orang-orang kayak gue? bukannya orang-orang kayak lo ya yang harus di basmi, orang yang gak punya hati! yang bisanya cuman ngebully orang lemah karena ngerasa kalah dari orang itu'' ucap Sora dengan senyum miringnya.
'Plakk'
Tanpa di duga Nathan melepaskan cengkramannya kemudian menampar Sora dengan keras. Semua orang yang ada di sana terkejut melihat apa yang di lakukan Nathan kepada Sora, Sora sendiri terkejut sebenarnya ini adalah pertama kali Nathan bermain tangan denagnnya. Sambil memegangi pipinya yang memerah Sora menatap Nathan yang masih menatapnya penuh permusuhan.
''Kenapa? marah gue tampar? mau lagi?'' ucap Nathan dengan nada mengejek kemudian kembali mendekati Sora dan bersiap kembali menampar gadis itu, Sora sudah menutup matanya bersiap kembali menerima tamparan Nathan tetapi sudah beberapa saat dia menutup mata tapi tangan Nathan tidak kunjung sampai pada pipinya. Dengan pelan Sora membuka matanya untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi dan saat ia membuka matanya saat itu juga matanya membulat sempurna saat melihat Yoshi yang tangan menahan tangan Nathan yang hendak menamparnya.
''Y-yoshi'' panggil Sora pelan.
Sedangkan Nathan ia hanya tersenyum miring sambil menatap tangannya yang di tahan oleh Yoshi.
"Mau jadi pahlawan Lo?" Ucap Nathan kepada Yoshi.
"Kamu itu laki-laki, dan laki-laki harusnya melindungi perempuan bukan nyakitin mereka" ucap Yoshi karena tidak suka Nathan menampar Sora tadi.
Nathan menghentakkan tangannya yang di pegang Yoshi kemudian...
'Plakk'
Nathan kembali menampar Sora untuk yang kedua kalinya. Sora yang ditampar hanya bisa memegangi pipinya yang sudah memerah, ia tidak menangis atau meringis sedikit pun ia hanya memasang wajah tenang dan datarnya.
"Lo liat kan gue nampar dia lag-"
'Bughh'
Suasana di kantin itu hening saat setelah Yoshi melayangkan satu bogeman di pipi Nathan yang membuat cowok itu jauh ke lantai. Sungguh momen ini adalah momen yang sangat langka, banyak orang yang mulai memasang handphone mereka masing-masing untuk mengabadikan momen ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian