"Pah ayo cepetan! Ini hari pertama Alin, kalau Alin telat gimana?"
"Iya sayang sabar, ini juga baru setengah 7 kok, kamu gak akan telat".
"Ihh! Alin itu mau menjadi siswa teladan pah! Ayo dong cepetan".
"Papa makan dulu Alin, kamu tunggu sebentar ya".
"Yaudah Alin tunggu di depan deh".
Radit hanya mengangguk mendengar ucapan Alin, ia masih sibuk menggigit sandwich buatannya. Sementara Alin ia sudah berjalan ke keluar rumahnya. Ia berencana menunggu papanya di mobil. Pandangan Alin teralihkan saat melihat cowok skateboard yang kemarin dilihatnya sedang menutup pagar rumahnya. Cowok itu terlihat memakai seragam yang sama seperti yang Alin gunakan. Alin bisa menebak bahwa ia dan cowok skateboard itu satu sekolah.
Yoshi menutup pagar rumahnya dan berjalan ke arah jalanan sambil meletakkan skateboardnya di aspal, Yoshi memang selalu berangkat ke sekolah menggunakan skateboardnya itu.
"Hei!"
Yoshi menoleh saat mendengar suara seseorang, pandangannya tertuju pada seorang gadis yang berdiri di balik pagar sambil menatap kearahnya.
"Kamu! Cowok skateboard!"
Yoshi yang dipanggil cowok skateboard menatap heran cewek itu.
"Aku tetangga baru kamu, aku mau kenalan sama kamu!" Teriak Alin yang masih berada di balik pagar.
"Alin kamu ngomong sama siapa?" Tanya Radit yang muncul dari arah belakang Alin.
Alin menoleh menatap papanya yang sedang berjalan ke arahnya.
"Sama-" Ucapan Alin terhenti saat ia kembali menoleh ke arah cowok skateboard tadi berada, tetapi disana sudah tidak ada siapa-siapa. Alin mengedarkan pandangannya dan menemukan cowok skateboard itu sudah pergi sambil menaiki skateboardnya.
"Enggak kok pah, Alin gak ngomong sama siapa-siapa. Alin cuman lagi latihan ngomong aja supaya ntar gak kaku kalau ngomong sama teman baru" ucap Alin sambil terkekeh canggung.
"Kamu ada-ada aja, ayo berangkat sekarang!"
Alin hanya mengangguk dan berjalan masuk ke dalam mobil. Radit melajukan mobilnya menuju sekolah baru Alin.
******
"Kamu yang semangat ya belajarnya"
"Iya pah, papa hati-hati ya! Semangat juga kerjanya".
"Iya sayang, papa berangkat ya!"
Alin hanya mengangguk dan melambaikan tangannya saat melihat mobil papanya sudah melaju menjauhinya.
Alin memasuki sekolah barunya dengan senyum yang tidak pernah pudar dari bibir tipisnya.
"Ruangan kepala sekolah yang mana ya?" Tanya Alin pada dirinya sendiri.
Alin terus berjalan mencari ruangan kepala sekolah yang tidak ia ketahui di mana letak keberadaannya. Alin menghentikan langkahnya saat ia melihat seseorang yang sepertinya tidak asing untuknya, Alin langsung tersenyum cerah saat mengetahui bahwa orang itu adalah si cowok skateboard tetangga barunya yang cuek.
"COWOK SKATEBOARD!!"
Teriakan Alin membuat seluruh pasang mata yang ada disana menatap heran ke arahnya, Alin yang menyadari itu segera tersenyum canggung sambil menunduk untuk meminta maaf. Sedangkan Yoshi yang mendengar teriakkan itu ikut menoleh menatap Alin yang sepertinya sekarang sedang meminta maaf kepada orang-orang di sekitarnya.
Alin kembali mengarahkan pandangannya ke arah Yoshi yang sekarang juga sedang menatapnya. Dengan cepat Alin menghampiri Yoshi.
"Cowok skateboard, kamu bisa anterin aku ke ruangan kepala sekolah gak?" Tanya Alin dengan penuh harap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Novela Juvenil"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian