"Lin, Lo sebenernya suka nya sama Nathan atau sama Yoshi sih?" Tanya Manda kepo. Saat ini memang Manda sedang berada di rumah Alin tepatnya di kamar gadis itu.
"Ya Yoshi lah!" Jawab Alin dengan cepat.
"Hah? Terus ngapain Lo pacaran sama Nathan?"
"Karena dia ngancam aku"
"What!! Maksudnya gimana?"
"Nathan ngancam aku, dia bilang dia bakal terus ngebully Yoshi kalau aku gak pacaran sama dia" jelas Alin jujur kepada Manda.
"Ohh, ihh serem ya si Nathan, mainan nya ngancem" ucap Manda sambil bergidik ngeri.
Alin hanya mengangguk mendengar ucapan Manda.
"Terus gimana Lo sama Yoshi?"
"Ya gitu, aku masih nemuin dia sembunyi-sembunyi"
"Gak takut ketahuan Nathan Lin?"
"Sebenarnya sih aku takut Man, aku takut Nathan tau terus dia nyakitin Yoshi" ucap Alin dengan wajah lesu.
"Gue berani taruhan kalau Yoshi bakal abis sama Nathan kalau sampai dia tau Lin, soalnya Nathan itu bakal over banget sama hal yang dia anggap udah jadi milik dia, dan dia gak akan segan-segan ngabisin orang yang dia anggap sebagai pengganggu atau perusak hubungannya".
Alin dibuat tambah takut mendengar ucapan Manda, bagaimana kalau itu benar-benar terjadi, bagaimana kalau Nathan tau bahwa dia masih sering menemui Yoshi kemudian kembali menyakiti cowok itu?. Tidak tidak, Alin tidak akan membiarkan Yoshi terluka karena Nathan.
"Aku bakal berusaha supaya Nathan gak tau Man, aku gak mau jauh dari Yoshi, tapi aku juga gak mau dia di sakitin Nathan"
"Segitunya Lo sama Yoshi" ucap Manda sambil tersenyum kecil.
Alin yang melihat Manda tersenyum ikut tersenyum juga. "Yoshi terlalu berharga buat aku Manda" ucap Alin dengan tulus.
"Lo sayang banget ya sama Yoshi?"
"Iya, dia satu-satunya cowok yang bisa bikin aku takjub kecuali papa"
"Takjub gimana maksud Lo?"
"Yoshi itu penuh dengan misteri Man, setiap hal dalam diri dia selalu bikin aku penasaran sekaligus takjub. Aku selalu penasaran kenapa dia selalu pasrah kalau di bully, aku selalu penasaran kenapa dia gak pernah ngelawan kalau di kata-katain sama orang lain. Dan hal yang bikin aku takjub sama dia adalah, bagaimana dia selalu kuat menghadapi orang-orang yang gak suka sama dia, bagaimana dia selalu tersenyum dengan tulus di depan semua orang. Yoshi itu banyak ngajarin aku pelajaran Manda". Ucap Alin sambil memandang jauh, seolah dia membayangkan Yoshi di setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya tadi.
Manda melihat ketulusan pada gadis di depannya saat mengatakan itu.
"Gue dukung Lo Lin, semoga perjuangan Lo cepet berakhir ya, dan semoga Lo bisa sama-sama sama Yoshi"
Alin kembali tersenyum mendengar ucapan Manda. "Makasih Manda"
"Hmm, ehh gue laper nih, Lo ada makanan gak?"
"Yaudah yuk, ke bawah, kayaknya bi Mai udah masak deh tadi" ucap Alin mengajak Manda, memang tadi bi Mai pembantu Alin sempat memanggil mereka untuk makan, tetapi karena asik mengobrol jadilah mereka tidak langsung pergi.
"Yukk" seru Manda semangat.
Alin dan Manda berjalan menuju lantai bawah untuk makan bersama kerena memang perut mereka yang sudah terasa lapar.
******
"Sora"
Sora menghentikan langkahnya ketika hendak melewati ruang tamu saat mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Sora menoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya, sesaat kemudian Sora memutar bola matanya malas ketika melihat siapa yang duduk di sofa ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian