50-Nostalgia

193 45 1
                                    

Hari ini Yoshi dan ibunya akan ke makam nenek Yoshi, mereka berangkat pagi-pagi agar bisa menghirup Udara segar, makam nenek Yoshi memang terletak di bawah bukit yang sering di datangai oleh Yoshi dan neneknya dulu. Yoshi dan Maya berdoa dengan khusyuk setelah mereka menaburkan bunga mawar ke makam itu.

''Nek, Yoshi dateng sama ibu sekarang, doa Yoshi terkabul nek, akhirnya sekarang ibu bisa nerima Yoshi dan sayang sama Yoshi. Yoshi kangen nenek, Yoshi harap nenek bisa bahagia ya di sana, Yoshi disini juga bahagia kok nek, ohiya nek, dua hari lagi Yoshi mau operasi, doain Yoshi ya nek semoga operasinya berjalan lancar'' ucap Yoshi dalam hati sambil mengusap nisan neneknya setelah selesai berdoa tadi.

''Mah, ini Maya mah, maaf baru bisa ngunjungin mama sekarang, maaf karena baru bisa laksanain permintaan terakhir mama sekarang. Maya nyesel mah, Maya nyesel udah nyia-nyiain Yoshi dari dulu. anak itu menderita selama hidupnya karena Maya mah, mama bener harusnya Maya sebagai ibunya yang selalu ada buat dia tapi Maya malah sebaliknya Maya malah ikutan jauhin dia dan ngangep dia penghancur hidup Maya, padahal sebenarnya Maya bakal lebih hancur lagi kalau dia gak ada. Maya janji bakal jagain dia mah, Maya janji bakal jadi ibu yang baik buat dia mulai sekarang''. ucap Maya dalam hati dengan mata tertutup sambil membayangkan wajah tersenyum ibunya.

''Yoshi kangen nenek bu'' Maya menoleh ke arah Yoshi saat mendengar suara anak itu, mata Yoshi sudah berkaca-kaca. Maya segera merangkul anak itu dan mengusap punggungnya.

''Ibu juga, dan ibu yakin nenek juga kangen sama kamu sekaligus bangga, cucu kesayangannya udah tumbuh jadi anak yang kuat dan baik''

Yoshi tersenyum mendengar ucapan ibunya.

''Kita kesana yuk bu'' tunjuk Yoshi ke arah bukit yang sering di datangainya. Maya yang melihat ke antusiasan di mata anak itu segera tersenyum kemudian mengangguk.

''Yuk'' ajaknya kemudian berdiri, Yoshi mengikuti ibunya untuk berdiri kemudian menoleh kembali ke makam neneknya dengan senyum kecil.

''Yoshi pergi dulu ya nek, Yoshi bakal kesini lagi nanti'' ucapnya dalam hati kemudian pergi Bersama ibunya.

Yoshi dan Maya berjalan Bersama menaiki bukit, sepanjang perjalanan Yoshi bercerita kepada ibunya jika ia sering ke sini dulu Bersama neneknya jika sedang memiliki waktu luang atau jika mereka sedang jualan kue di sekitar tempat ini. Yoshi bercerita dengan penuh semangat membuat Maya tidak bosan-bosan menatap anak itu dengan senyuman yang tidak pernah luntur.

''Duduk di sini bu'' ucap Yoshi mengarahkan ibunya untuk duduk di sebuah batu. Maya menurut kemudian mendudukkan dirinya di sana.

Udara pagi ini cukup cerah membuat pemandangan disana sangat indah ditambah Udara yang masih segar membuat Maya sangat mengagumi tempat itu. Yoshi tersenyum dengan pandangan yang menyapu tempat itu, ia bahagia bisa datang ke tempat ini Bersama ibunya.

''Ibu mau tau gak apa yang Yoshi bilang sama nenek dulu saat pertama kali ke tempat ini?''

''Apa?''

''Yoshi mau bikin rumah disini'' ucap Yoshi tertawa setelahnya.

''Kamu ada-ada aja, kalau kamu buat rumah disini kamu gak akan punya tetangga, terus nanti temen kamu serangga sama rumput, mau?'' ucap Maya kemudian mereka berdua tertawa berdua, tawa lepas yang jarang mereka berdua rasakan.

Beberapa saat kemudian Maya menghentikan tawanya kamudian menatap lurus ke depan.

''Kamu tau setiap kita ngobrol berdua kayak gini, ibu selalu merasa menyesal Yoshi, ibu selalu teringat bagaimana ibu jahat sama kamu dulu, bagaimana ibu buat kamu terluka dengan kata-kata ibu, bagaimana ibu ngabaiin kamu dan nganggep kamu gak ada''

Dandelion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang