"Yoshii!" Sora memasuki ruangan Yoshi dengan nafas terengah akibat berlari sepanjang lorong rumah sakit tadi.
Dengan langkah cepat Sora menghampiri Yoshi yang masih terdiam sambil menatap kearahnya bingung. "Kamu lari ke sini?"
Sora menatap sinis Yoshi kemudian mendudukkan dirinya di kursi yang ada di samping ranjang Yoshi.
"Hmm" Sora menatap Yoshi lekat sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Lo kok suka banget sih masuk rumah sakit? Kayaknya ini tempat favorit Lo ya?"
Yoshi tidak menjawab ia hanya mendengarkan ucapan gadis di sampingnya tapi tidak menanggapinya. "Kamu udah jengukin Nathan?" Tanya Yoshi mengabaikan ocehan-ocehan Sora yang lainnya.
Kini gantian Sora yang mengabaikan pertanyaan Yoshi. "Lo udah makan? Mau gue ambilin?"
"Kamu jangan ngaliin pembicaraan"
Sora menghelah nafas kemudian memiringkan kepalanya sambil menatap Yoshi. "Enggak"
"Kenapa?"
"Males, lebih baik gue disini jagain Lo" jawab Sora cuek kemudian mengupas buah jeruk yang ada di atas meja nakas.
"Aaaa" ucap Sora sambil menyodorkan buah yang sudah di kupasnya ke depan mulut Yoshi. Yoshi menerima buah yang disodorkan oleh Sora kemudian memakannya.
"Kamu gak boleh gitu Sora, mau bagaimana pun Nathan itu sahabat kamu"
"Ada sahabat yang mukul sahabatnya sendiri?" Ucap Sora masih sibuk memakan buah jeruknya sambil terkekeh kecil.
"Si Alin gak pernah ke sini?" Tanya Sora kepada Yoshi.
Yoshi mengangguk untuk menanggapi Sora. Yoshi tau bahwa Alin pasti di larang oleh papanya untuk menemuinya. Jujur ia khawatir dengan gadis itu, ia takut karena kejadian kemarin membuat Alin mendapat masalah dari papanya.
******
Cukup lama Sora menemani Yoshi, dan sekarang ini ia sedang berjalan di lorong rumah sakit berniat ingin pulang. Niat Sora ingin segera pulang tetapi langkahnya membawanya menuju ke resepsionis rumah sakit. Gadis itu bertanya kepada suster yang ada di sana dimana ruangan Nathan. Setelah di beri tahu oleh suster itu Sora berjalan ke ruangan yang di sebutkan oleh suster itu.
Sesampainya di depan ruangan Nathan Sora tidak langsung masuk, ia diam di depan sana sambil memilin tangannya bingung harus masuk atau tidak. Baru saja Sora ingin meninggalkan tempat itu tetapi langkahnya terhenti akibat pintu yang di buka dari dalam.
"Sora?"
Sora berbalik dan menemukan Sofia yang ternyata orang yang membuka pintu itu. "Tante" ucap Sora sambil tersenyum kepada Sofia.
"Kamu mau ketemu Nathan ya?"
"Hah? Emm Sora-"
"Yaudah kalau gitu Tante minta tolong jagain Nathan ya, Tante mau pulang dulu soalnya. Cuman sebentar kok"
"I-iya Tante"
Sofia tersenyum kemudian menepuk pundak Sora sekilas. "Tante titip Nathan ya" ucap Sofia di balas anggukan dan senyuman Sora. Sofia meninggalkan Sora setelahnya, Sora sendiri hanya diam sambil terus menatap pintu di depannya.
"Masuk atau jangan ya? Tapi gue janji sama Tante Sofia, mana dia nitip Nathan ke gue lagi" ucap Sora bermonolog sendiri.
"Bodolah, gue masuk aja kalau diusir kan gue tinggal pulang" ucap Sora setelahnya membuka pintu ruangan Nathan kemudian masuk ke dalamnya.
Baru saja Sora masuk ia sudah di kagetkan oleh Nathan yang hampir jatuh dari ranjangnya akibat hendak meraih ponselnya yang berbunyi yang berada di atas meja nakas.
"Nathan!" Teriak Sora refleks berlari kemudian memegangi tangan Nathan agar cowok itu tidak jatuh.
Nathan juga kaget saat nyaris saja ia terjatuh tadi, setelah beberapa saat menenangkan dirinya Nathan tersadar dengan siapa yang sedang memeganginya saat ini, langsung saja ia menghentakkan tangannya yang dipegang oleh Sora.
"Ngapain Lo disini?!"
"Emm, gue-"
"Pergi!"
"Nat gue di suruh-"
"PERGI!!"
Sora tidak pergi ia masih berdiri disana sambil menundukkan kepalanya. "Lo inget gak waktu dulu gue sakit dan Lo jengukin gue?" Sora mengatakan itu masih sambil menunduk.
"Gue juga nyuruh Lo pergi kan? Gue nyuruh Lo pergi saat itu karena gue gak mau keliatan lemah di depan orang lain, dan mungkin itu yang Lo rasain sekarang apalagi Lo udah benci sama gue. Tapi Lo harus tau Nat, kalau gue akan selalu ada di sini buat Lo, kayak apa yang Lo lakuin waktu itu sama gue, meskipun gue waktu itu udah ngusir Lo tapi Lo tetep disana buat jagain gue. Nathan Lo harus biarin orang lain terlibat di dalam hidup Lo kalau enggak Lo gak akan bisa hidup" ucap Sora kemudian memegang tangan Nathan yang ada di depannya.
"Lo gak bisa selamanya tenggelam sama dendam yang Lo punya Nat, kayak yang Lo bilang waktu itu, gue yang paling tau Lo gimana begitupun sebaliknya. Lo inget anak kecil yang pernah gue ceritain dulu? Dia Yoshi, temen kecil yang berharga buat gue, dia Yoshi Nat, Lo tau betapa berharganya dia buat gue kan?" Nathan hanya diam mendengarkan ucapan Sora.
"Gue juga udah berusaha berdamai dengan diri gue sendiri, abis itu gue bakal coba berdamai sama keadaan gue. Lo juga harus coba Nat, coba dari diri Lo dulu baru abis itu sama sekitar Lo. Diri kita itu awal dari semuanya, kalau Lo berhasil berdamai sama diri Lo, Lo juga bakal mudah berdamai sama keadaan".
Sora beralih memeluk Nathan setelah itu. "Gue gak mau kehilangan Lo Nat, Lo juga salah satu orang yang berharga dalam hidup gue" ucap Sora sambil menutup matanya.
Nathan melepaskan pelukan Sora setelah beberapa saat.
"Gue gak megang tangan Lo atau meluk Lo waktu gue jengukin Lo dulu" ucap Nathan setelah itu membaringkan dirinya.
Sora tersenyum mendengar ucapan Nathan. Benar apa yang ada di pikirannya, semarah-marahnya Nathan kepadanya itu tidak akan bertahan lama.
"Lo butuh sesuatu?"
"Hmm, Lo diem" ucap Nathan yang membuat Sora memberenggut mendengarnya.
"Gue serius Nat!"
"Gue juga"
"Isshh"
Sora memilih diam setelah itu dia memilih mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan Nathan karena ia tidak tau apa yang harus ia lakukan.
******
"Huhh, Yoshi lagi ngapain ya?" Ucap Alin dengan nada lesu, ia sungguh ingin menemui Yoshi tetapi papanya melarangnya, untuk kabur pun Alin tidak bisa karena papanya sudah memasang cctv di setiap sudut rumah untuk mengawasi dirinya.
Papanya menjadi seprotektif itu karena kejadian lalu. Sekarang Alin hanya bisa bersabar dan menunggu saat ia bisa menemui Yoshi.
"Aku ngapain ya biar gak bosan?" Alin mengarahkan pandangannya ke sekeliling kamarnya kemudian pandangannya terhenti saat melihat sepatu baletnya yang terletak di rak penyimpanan sepatu bersama sepatu-sepatunya yang lain.
"Udah lama aku gak latihan balet" ucap Alin kemudian berjalan ke arah rak sepatunya dan mengambil sepatu baletnya kemudian memakainya.
Setelah memakai sepatunya Alin mulai menyalakan musik dan menggerakkan dirinya mengikuti alur musik yang terputar di ponselnya. Alin menikmati ini, ia menari sambil menutup matanya. Ia terus menari berharap ini bisa mengalihkan pikirannya.
Jangan lupa Vote Teuv 💎
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian