37-Kamu Sakit?

221 47 4
                                    

"Ihh, ini pulpen pada kemana sih?" Gerutu Alin sambil mengobrak abrik meja belajarnya mencari pulpen untuk ia gunakan menulis.

"Perasaan aku punya stok banyak deh, tapi kok gak ada yang keliatan satupun ya? Kayaknya di kelas banyak tuyul nih, atau enggak ada yang minjem tapi gak di balikin" lanjut gadis itu bermonolog sambil merdecak pinggang.

"Masa harus beli lagi" Alin melempar dirinya ke ranjang sambil menutup matanya. "Aaaa males keluar" rengeknya sambil menghentak-hentakkan tangan dan kakinya.

Setelah sekitar 10 menitan di posisi seperti itu Alin akhirnya bangkit dari posisinya dan mulai berjalan ke arah lemari pakaiannya untuk mengambil cardigan yang akan ia gunakan untuk pergi membeli pulpen baru.

"Kalau aja bukan karena mau ngerjain tugas aku gak akan keluar, mana Yoshi lagi kerja lagi huhh kan kalau dia di rumah aku bisa singgah buat main" Alin tidak berhenti menggerutu sampai tiba-tiba ponsel yang ia letakkan di atas ranjang bergetar.

"Siapa sih?" Ucap gadis itu sambil mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelfonnya.

Melihat nama yang tertera di layar ponselnya Alin langsung saja mematikannya dan melempar kembali ponsel itu ke atas ranjangnya.

'Drrtt'

Lagi-lagi ponsel itu bergetar membuat Alin kesal sendiri mendengarnya. "Ihh ngeselin banget sih!" Ucapanya kemudian mengambil ponsel itu dan mematikan dayanya.

"Rasain! Gak akan bisa nelfon lagi kamu!" Jika kalian bertanya siapa yang menelfon jawabannya adalah Nathan, cowok itu dari tadi tidak berhenti menelfon Alin tapi Alin sudah berjanji dalam hatinya bahwa ia tidak akan meladeni cowok itu lagi. Karena sesuai perjanjian, Nathan sudah melanggar janji mereka jadi Alin tidak punya alasan lagi untuk meladeni cowok itu, sekarang tinggal menunggu waktu kapan Alin akan memutuskan hubungannya dengan Nathan.

Alin berjalan keluar rumahnya dengan tangan yang ia sembunyikan di dalam kantong cardigan karena memang suasana sekarang ini cukup panas. Ia menghentikan langkahnya saat tiba di depan pintu pagar Yoshi. Alin membulatkan matanya saat melihat pintu rumah Yoshi yang terbuka.

"Kok pintu rumah Yoshi kebuka ya? Perasaan Yoshi lagi kerja deh, tapi itu...?" Monolog Alin sambil menunjuk pintu rumah Yoshi. "Apa jangan-jangan rumah Yoshi kemalingan!" Pekik gadis itu panik.

Tanpa memikirkan apapun Alin membuka pintu pagar itu kemudian berlari menuju pintu rumah Yoshi yang terbuka. Alin langsung masuk tanpa mengetuk atau memberi salam dulu membuat seorang wanita yang tengah terduduk sambil memejamkan matanya kaget karena kedatangan Alin yang tiba-tiba.

Alin sama kagetnya dengan wanita itu ia bahkan hampir terjungkal ke belakang saat menyadari seorang wanita duduk di sofa rumah Yoshi dengan mata tertutup.

"T-tante siapa?"

"Harusnya saya yang bertanya kamu siapa? Kenapa kamu tiba-tiba masuk ke sini? Tidak punya sopan santun" ucap wanita itu yang tidak lain adalah Maya ibu Yoshi.

"A-aku kira rumah Yoshi kemalingan karena pintunya terbuka. Maaf Tante udah gak sopan" ucap Alin sambil menundukkan kepalanya ia tebak wanita di depannya ini adalah ibunya Yoshi karena mereka memiliki wajah yang hampir mirip apalagi matanya, mata mereka bisa dikatakan sama persisi.

"Tante ibunya Yoshi ya?"

Maya yang mendengar pertanyaan anak perempuan di depannya langsung menatap anak itu. "Hmm, kamu teman anak itu?" Tanya Maya kembali.

Alin awalnya mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Maya, anak itu? Apa yang di maksud anak itu adalah Yoshi? Alin jadi teringat saat dulu Yoshi mengatakan bahwa ibunya tidak mengharapkan kehadirannya.

Dandelion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang