Yoshi berjalan menuju rumahnya seorang diri, beberapa hari terakhir ini ia sering pulang bersama Alin tetapi kali ini gadis itu pulang bersama Nathan. Yoshi menghelah nafas yang kesekian kalinya, rasanya sangat sepi berjalan tanpa Alin sekarang.
"Sshh"
Yoshi menghentikan langkahnya saat rasa sakit menerjang pinggang bagian belakangnya. Yoshi mendudukkan dirinya di pinggir jalanan saat rasa sakit itu kian bertambah.
"Ini kenapa ya, kok makin sering datangnya?"
Yoshi menggigit bibir bawahnya untuk melampiaskan rasa sakit yang dirasakannya saat ini. Beberapa saat kemudian Yoshi kembali berdiri dan melanjutkan langkahnya saat ia merasa bahwa rasa sakitnya sudah sedikit mereda.
Saat sudah tiba di depan rumahnya Yoshi tidak langsung masuk ia terdiam sebentar di depan pagarnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah rumah besar yang ada di samping rumahnya.
"Alin udah sampai belum ya?" Gumam Yoshi sambil menatap rumah Alin.
Cukup lama Yoshi mengamati rumah itu hingga beberapa saat kemudian ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumahnya.
Yoshi tersentak kaget saat memasuki rumahnya ia melihat sepasang sepatu wanita di rak sepatu yang ada di dalam rumahnya. Melihat itu Yoshi dengan tergesa-gesa melepas sepatu sekolahnya kemudian berjalan ke arah kamar ibunya, Yoshi mengenali sepatu yang ada di rak itu, itu adalah sepatu ibunya. Bukankah itu berarti ibunya sedang berada di rumah sekarang? Sungguh Yoshi sangat bahagia mengetahui itu, ia membuka kamar ibunya dan melihat wanita itu sedang tidur di atas kasur.
"Ibu?" Panggil Yoshi hati-hati, langsung saja Maya membuka matanya saat mendengar suara seseorang yang memanggilnya. Ia menoleh ke arah Yoshi yang sedang berdiri di ambang pintu dengan senyuman di wajahnya sambil menatapnya dengan tatapan rindu. Maya tau bahwa anak itu sudah sangat senang melihatnya disini, tetapi respon Maya hanya cuek bahkan ia kembali menutup matanya dan mengabaikan Yoshi yang masih memandangnya dengan pandangan penuh kerinduan.
Yoshi yang melihat sikap cuek ibunya hanya bisa tersenyum kecil sambil menunduk, dengan langkah pelan Yoshi berjalan mendekati ranjang tempat ibunya berbaring.
"Ibu kapan sampai? Ibu udah makan? Mau Yoshi bikinin makanan bu?" Tanya Yoshi sambil terduduk di samping ranjang ibunya.
Maya kembali membuka matanya saat mendengar suara Yoshi semakin dekat dengannya. Ia menoleh ke samping ranjangnya dan menemukan Yoshi di sana.
"Kamu pasti tau kenapa saya pulang"
Yoshi kembali tersenyum kecil sambil mengangguk.
"Iya Bu Yoshi tau, Yoshi ada uang kok ibu tenang aja"
"Bagus deh kalau kamu ada uang"
"Yoshi bakalan kerja lebih keras lagi buat ngumpulin uang buat ibu, asalkan ibu sering-sering pulang"
"Hmm"
"Ibu, ibu jangan pergi cepat ya, Yoshi masih kangen banget sama ibu. Yoshi kesepian tinggal disini sendiri Bu"
"Gak bisa! Saya sudah harus pergi malam ini"
Yoshi hanya bisa menunduk mendengar ucapan ibunya.
"Gitu ya Bu, padahal Yoshi pengen ngabisin waktu berdua sama ibu, Yoshi pengen cerita banyak sama ibu, tapi kalau emang gak bisa gapapa kok bu kan masih bisa lain waktu, kan Bu?"
"Hmm, cepat ambil uangnya!!"
Mendengar perintah ibunya Yoshi segera mengangguk dan bergegas ke kamarnya untuk mengambil uang yang selama ini ia kumpulkan untuk ibunya dari hasil gajinya selama bekerja di cafe dan juga upah mengantar korannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Teen Fiction"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian