Tok tok tok
Maya yang sedang mengemas pakaian Yoshi segera menoleh ke arah pintu saat mendengar suara ketukan dari luar pintu itu, sepertinya ada yang datang tapi siapa? Tanya Maya dalam hati.
"Biar Yoshi yang buka Bu" ucap Yoshi kemudian hendak turun dari ranjangnya tetapi dihentikan oleh Maya.
"Gak usah, biar ibu aja yang buka" ucap Maya setelah itu berjalan ke arah pintu dan membukanya.
Maya tersentak kaget saat melihat beberapa orang berpakaian polis berdiri di depan pintu ruangan Yoshi. Maya juga melihat Rian berdiri di antara para polisi itu sedang menatapnya mengejek. Dengan gugup Maya bertanya apa keperluan mereka datang menemuinya.
"Selamat siang pak, ada yang bisa saya bantu?"
"Siang Bu, benar ini ruangan yang ditempati saudara Yoshi?"
"B-benar pak, ada apa ya bapak mencari anak saya?" Tanya Maya mulai cemas dengan arah pembicaraan mereka.
"Begini ibu kami dari kepolisian mendapat laporan bahwa anak itu telah melakukan tindak kekerasan kepada saudara Nathan hingga mengakibatkan saudara Nathan sekarang kehilangan pengelihatannya" ucap polisi itu, yang seketika membuat Maya menggeleng tidak percaya mendengarnya.
"Gak, gak mungkin pak! Anak saya tidak mungkin melakukan hal seperti itu" elak Maya sambil menghadang pintu agar polisi-polisi itu tidak bisa masuk.
"Jika ingin menjelaskan silahkan nanti di kantor polisi Bu, sekarang izinkan kami membawa saudara Yoshi terlebih dahulu"
"Enggak! Anak saya nggak salah apa-apa, kenapa harus di bawa?"
Maya menggeleng dan semakin menguatkan pegangannya pada pinggir pintu agar polisi-polisi itu tidak bisa masuk menemui Yoshi. Rian yang melihat itu segera berjalan menghampiri Maya kemudian melepaskan pegangan wanita itu pada pinggir pintu.
"Silahkan masuk pak" ucap Rian kemudian diangguki oleh polisi-polisi itu.
"Enggak! Kalian gak boleh bawa anak saya! Dia gak salah apa-apa!!" Teriak Maya sambil memberontak berusaha melepaskan diri dari pegangan Rian.
Setelah polisi-polisi itu sampai di dalam ruangan Yoshi, Yoshi langsung berdiri dari posisi duduknya ketika para polisi itu sudah ada di hadapannya. "Dengan saudara Yoshi?"
"Iya pak"
"Anda kami tangkap dengan tuduhan kekerasan terhadap saudara Nathan" ucap polisi itu.
Yoshi hanya diam mendengarkan ucapan polisi itu. "Jadi ayah beneran laporin aku ya?" Ucap Yoshi dalam hati.
"Bawa dia" ucap polisi itu kepada rekannya yang kemudian di angguki oleh rekannya. Yoshi di bawa oleh para polisi itu dan saat mereka melewati Maya dan Rian mereka berhenti akibat teriakan Maya.
"NGGAK PAK! JANGAN BAWA ANAK SAYA, DIA BARU AJA SEMBUH PAK!" Ucap Maya sambil meronta-ronta karena sedang di pegangi oleh Rian.
"Bawa dia sekarang pak!" Ucap Rian kepada para polisi itu.
Yoshi hanya diam sambil menatap ayah dan ibunya bergantian, ia kemudian beralih menatap sendu ibunya. "Bu udah ya, Yoshi gapapa" ucap Yoshi sambil memaksakan tersenyum. Sedangkan Maya, ia semakin histeris mendengar ucapan anaknya.
"Gak Yoshi! Kamu gak salah apa-apa nak! Mereka yang salah! Jangan bawa anak saya pak" mohon Maya kepada para polisi itu. Sekarang mereka sudah menjadi pusat perhatian orang-orang yang ada di sekitar sana.
Para polisi itu tetap membawa Yoshi dan mengabaikan ucapan Maya setelah mendapatkan kode dari Rian.
"YOSHI!" Teriak Maya ketika para polisi itu membawa Yoshi pergi. Rian melepaskan pegangannya pada Maya saat melihat para polisi serta Yoshi sudah menghilang di balik lorong rumah sakit. Maya jatuh meluruh ke lantai saat Rian melepaskan pegangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion [End]
Fiksi Remaja"Aku mau kenal kamu lebih jauh, biarin aku masuk ke dunia kamu." -Alina Venus Anandita "Jangan, dunia aku terlalu gelap untuk kamu yang terbiasa dengan keterangan." -Yoshi Vattel Sebastian