18-Nathan tau

237 45 1
                                    

"Yoshi hari ini ada pelanggan yang mau buking cafe, jadi tolong kamu bersih-bersih ya" ucap Mba Nisa kepada Yoshi yang hendak mengantarkan pesanan pelanggan.

"Iya mba, Emm kira-kira pelanggannya datang jam berapa ya?"

"Kira-kira mereka datang jam 5 an"

"Ohh, baik mba"

Setelah mengatakan itu Yoshi melanjutkan pekerjaannya untuk mengantarkan pesanan pelanggan. Setelah kurang lebih setengah jam berlalu cafe Athena nampak sudah sepi karena memang ini sudah hampir jam 5, itu artinya orang yang membuking cafe itu akan segera datang.

Dengan cepat dan telaten Yoshi membersihkan setiap meja dan juga lantai agar lebih bersih jika para pelanggan itu datang.

Yoshi tersenyum puas saat melihat isi cafe ini sekarang yang sudah nampak bersih. Yoshi berjalan masuk ke dapur cafe untuk melanjutkan pekerjaannya di sana.

"Mba Nisa, aku udah bersih-bersih" ucap Yoshi kepada mba Nisa yang terlihat sedang menyusun roti-roti selai ke dalam piring.

Mba Nisa menoleh setelah mendengar suara Yoshi di belakangnya.

"Bagus Yoshi, emang gak salah kamu kerja disini" ucap Mba Nisa sambil tersenyum puas ke arah Yoshi.

Sedangkan Yoshi ia hanya tersenyum kecil kemudian mengangguk mendengar pujian mba Nisa.

******

"Pah, harus banget gitu Nathan ikut?"

Rian menatap jengah anak laki-lakinya itu, Nathan sudah bertanya pertanyaan yang sama yang ke lima kalinya kepada papanya itu hari ini.

"Ini pertemuan papa sama kolega bisnis papa Nathan, dan kamu sebagai calon penerus papa harus ikut supaya kamu kenal sama mereka dan supaya kamu juga bisa belajar tentang bisnis yang mau papa bahas sama mereka" jelas Rian kepada Nathan.

"Iya iya, pah" pasrah Nathan dengan wajah terpaksa.

"Udah, muka kamu jangan kayak orang susah gitu, sana siap-siap bentar lagi kita berangkat"

Nathan hanya mengangguk untuk menanggapi papanya kemudian bangkit dari tempatnya duduk dan berjalan menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

******

"Selamat datang di cafe Athena" sapa Yoshi dengan ramah kepada beberapa orang yang terlihat berpakaian formal yang memasuki cafe. Yoshi tebak mereka adalah orang-orang yang membuking cafe ini.

Yoshi berjalan mendekati mba Nisa setelah melihat orang-orang itu sudah duduk di meja yang sudah ia bersihkan tadi.

"Mba mereka orang-orang yang buking cafe ini ya?"

"Kayaknya sih gitu Yoshi, mba juga kurang tau soalnya"

"Mereka kayaknya pengusaha ya mba, tapi kok ketemunya di cafe sih? Kenapa gak di restoran aja?" Tanya Yoshi kembali, sepertinya jiwa keponya sedang meronta-ronta sekarang.

Mba Nisa terkekeh kecil mendengar Yoshi yang sepertinya sangat kepo.

"Yang mba denger dari suruhan orang yang buking cafe ini kemarin sih, alasan mereka buking cafe bukannya restoran itu karena pengusaha yang buking cafe ini itu punya anak yang kira-kira seumuran kamu gitu Yoshi. Nah karena si pengusaha itu ngajak anaknya di pertemuan kali ini jadi dia buking cafe deh bukannya restoran karena gak mau anaknya bosan karena nuansa restoran yang kebanyakan bernuansa formal" jelas mba Nisa panjang lebar.

"Ohh gitu mba, pasti pengusaha itu sayang banget ya sama anaknya, dia sampai bela-belain buking cafe cuman karena gak mau anaknya bosan" ucap Yoshi sambil tersenyum kecil membayangkan bagaimana keharmonisan ayah dan anak itu.

Dandelion [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang